Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Tabaruk Kitab Miftahus Shudur : “Ingatlah Kepada KU, niscaya Aku Ingat Kepada mu”

Ingatlah kepada- KU , niscaya Aku Ingat kepada mu ( Tabaruk Kitab Miftahus Shudur ) “Berdzikirlah kamu kepada Ku, pasti Aku akan membalas dzikir mu, dan Bersyukurlah kamu kepada Ku, janganlah kamu sekali-kali kamu kufur kepada Ku” Yang Pertama dan yang utama untuk yang sama-sama kita cintai Guru Mursyid kita “Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi Al Muttaqi Al Kamil Mukamil Al Muwaffak Al Mujjadid Al Quthub Qs”. Semoga kita semua, juga anak cucu kita, keluarga kita semua, sahabat-sahabat kita semua, orang-orang yang pernah melihat kita, dapat limpahan Barokah dan Karomah dari Guru Mursyid kita, sehingga dapat mengamalkan Amaliyyah Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya dengan Istiqomah. Dalam kajian tabaruk Miftahus Shudur kali ini, bahwa Pangersa Abah Anom menerangkan didalam Kitabnya, mengutip Firman Alloh surat Al Baqoroh 15 2 :   قَلَ تَعَلَى : فَاذْكُرُوْنِى أَذْكُرْكُمْ فَإِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ كُشِفَ عَنْ

Perjalanan Hidup Manusia

Perjalanan Hidup Manusia Sudah menjadi Sunnatulloh Ruh manusia ketika di alam LAHUT diciptakan serentak secara bersama-sama. Kemudian diciptakanlah RAGA dengan berbagai karakter serta sifat yang berbeda-beda. Dan dengan waktu yang berbeda-beda pula Ruh manusia disatukan kedalam RAGA dengan secara bergiliran. Maka terlahirlah manusia di muka bumi ini dengan berbagai karekter yang berbeda-beda. Dan secara bergilir pula manusia diakhiri kehidupan dunianya dengan kematian. Meskipun kematian sesuatu yang dibenci tetapi itu pasti terjadi. Syeikh Abdul Wahid bin Zaid ra, menuturkan didalam kitabnya Thobaqotul Qubro Jilid I halaman 46 : “Perumpamaan manusia bagaikan bayi didalam kandungan seorang ibu, ia tidak pernah meminta untuk dilahirkan, tetapi setelah tumbuh dan dewasa tidak menyukai kematian”. Setelah manusia terlahir ke muka bumi ini, maka disinilah pertemuan manusia dengan Iblis yang membangkitkan dendam lama. Iblis yang merasa dirugikan manusia yang dianggapnya menjadi pen

kegagalan manusia menjadi baik

Faktor Kesalahan ( Kegagalan ) Manusia Menjadi Baik. Pada dasarnya fitrah manusia menginginkan menjadi orang baik. Tidak ada orang yang bercita-cita menjadi seorang penjahat ( ahli maksiat ). Pasti setiap manusia menginginkan menjadi orang baik, tetapi ada yang sukses menjadi orang baik dan juga ada yang gagal menjadi orang baik. Orang yang gagal menjadi orang baik itu ada dua faktor yang menyebabkan dia gagal menjadi orang baik. I.                  Faktor Pertama , seseorang gagal menjadi orang yang baik karena masih memiliki tiga sifat, selama masih memiliki salah satu dari tiga sifat tersebut dia akan sulit menjadi orang baik, adapun sifat-sifat itu adalah : 1. Sifat Takabur ( Sombong ) . Karena masih mempunyai sifat inilah walaupun dia pintar dan rajin ibadahnya, tetapi jika masih memiliki sifat Takabur ( sombong ) sulit untuk menjadi orang baik. Seperti Iblis yang mempunyai sifat sombong walaupun Iblis sudah mendapatkan tempat yang utama disisi Alloh. kedudukan itu dip