Langsung ke konten utama

Sholat Sunnat Li Daf’il Bala Rabu Terakhir Shofar

Sholat Sunnat Li Daf’il Bala
Rabu Terakhir Shofar

Dalam kitab As Sunnah Al Mardiyyah Fii Amaliyah Al Mursyid Al Kamil As Sayyid Asy Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul’Arifin, dalam Bab Sholat Sunnat Lidaf’il bala yang dikerjakan pada Hari Rabu Terakhir dibulan Shofar, diterangkan oleh Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi Al Kamil Mukamil (Abah aos) Qs, bahwa dirinya sudah terbiasa menyaksikan pelaksanaan sholat sunnat tersebut semasa dirinya berusia tujuh tahun. Keyakinan tentang faedah besar tentang Sholat Sunnat Lidafilbala tersebut lebih mendalam lagi dipahami setelah Beliau menyaksikan bahwa Sholat Sunnat Lidafilbala pada rabu terakhir dibulan Shofar dilakukan juga oleh Ulama Sufi yaitu Pengersa Abah Anom Qs. Kini kaum muslimin mengetahuinya bahwa faedah terbesar dilakukannnya Sholat Sunnat Lidafilbala adalah “Menolak Bala atau “Menolak Bencana yang sangat besar yang jarang diperhatikan oleh kaum muslimin,
yaitu : “Lupanya Hati Dari Mengingat Alloh”.
Dalam kitab Al Jawahir Khomsi halaman 51-52, Syeikh Al Kamil Faridudin Sakarjanji Ra bersabda yang artinya :
“Telah melihat dalam Aurod Al Khawaja Mu’iduddin QS, sesungguhnya dalam setiap tahun itu Alloh Swt menurunkan 320.000 bala penyakit dan seluruhnya dihari Rabu Terakhir Dibulan Shofar, maka hari tersebut merupakan hari yang tersusah dari hari-hari yang lain dalam satu tahun, maka barangsiapa pada hari tersebut (Rabu Terakhir Bulan Shofar) sholat sebanyak empat Roka’at dengan setiap roka’at membaca surat alfatihah kemudian surat al kautsar sebanyak 17 kali kemudian surat al Ikhlas 5 kali kemudian surat al falaq sekali dan surat an Nas sekali, lalu berdo’a. maka Alloh Subhanahu wa ta’ala akan menjaganya dari seluruh bala di hari itu dan tidak akan terkena penyakit selama setahun
Dari keterangan tersebut sebagai orang yang senantiasa berharap akan ke-Ridloan-Nya dan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Nya maka sepantasnya kita mengerjakannya, apalagi khusus kita yang sudah mempunyai pembimbing Ruhani (Syeikh Mursyid) maka bukan sekedar lagi sepantasnya tetapi sudah menjadi keharusan bahkan sudah menjadi kewajiban, karena wajib bagi kita sebagai murid untuk ‘ittiba kepada Guru (mengikuti sunnah-sunah Guru Mursyidnya). Dan bagi kita yang sudah terbiasa setiap harinya melaksanakan Sholat Isti’anah maka pada hari Rabu Terakhir Bulan Shofar mengkhususkan mengerjakan Sholat Sunnat Lidaf’ilbala.
Adapun tata caranya adalah :
* Adapun bacaan Istighfarnya :
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَااِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَاٰتُوْبُ اِلَيْهِ تَوْبَةً عَبْدٍظَالِمٍ لَايَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًا وَلَانَفْعًا وَلَامَوْتًا وَلَاحَيَاتًا وَلَانُشُوْرًا
وَلَا حَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّابِااللهِ الْعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ
Astaghfirullohhal ‘azhimal ladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi, taubata’abdin zholimin laa yamliku linafsihi dlorrow walaa naf’aw walaa mautaw walaa hayatan walaa nusyu ron.
Wa laa haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhimi.
Artinya : “hamba mohon kepada Alloh Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Tegak dan hamba bertaubat kepada Nya, sebagaimana taubatnya hamba yang zholim yang dirinya tidak memiliki mudlorot, manfaat, maut, hidup dan bangkit,
dan tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh Yang Maha Tinggi dan Agung”.
(ket : Istighfar ini biasa dibaca oleh Syeikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) Qs, setiap bulan Shofar, dan adapun kalimat laa haula walaa quwwta illa billahil ‘aliyyil ‘azhim itu yang disampaikan oleh Pengersa Abah Anom Qs kepada Abah Aos Qs)

* Tiba waktu isroq(mulai terbit matahari), bersiap untuk mengerjakan “Sholat Lidaf’il Bala ini, dengan jumlah 4 roka’at 2 kali salam, dengan lafadz niat : 
اُصَلِّى سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَلٰى
Usholli sunnnatan lidaf”ilbala-i rok’ataini lillahi ta’ala.
“Aku niat sholat sunnat lidaf’ilbala i, dua roka’at karena Alloh ta’ala“
* Pada setiap-tiap roka’at dengan membaca : al-Fatihah sekali, surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali surat al-Falaq sekali dan surat an-Nas sekali.
* Kemudian setelah sholat membaca doa :
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَادْفَعْ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ الْمُبْرَمِ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ,
اللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ بِكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ كُلِّهَا مِنَ الرِّيْحِ اْلأَحْمَرِ وَمِنَ الدَّاءِ اْلأَكْبَرِ فِى النَّفْسِ وَالدَّمِ وَاللَّحْمِ وَالْعُظْمِ وَالْجُلُوْدِ وَالْعُرُوْقِ سُبْحَابَكَ إِذَا قَضَيْتَ اَمْرًا اَنْ تَقُوْلَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ ,
اَللهُ اَكْبَرْ , اَللهُ اَكْبَرْ , اَللهُ اَكْبَرْ , بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ .
Allohumma sholli wasallim ‘ala sayyidina Muhammadin wad fa’ ‘anna minal balaa-il mubromi innaka ‘ala kulli syai in qodiir.
Allohumma inni a’udzubika bikalimaatikat tammati kullihaa minarrihil ahmari wa minad daa il akbari fi nafsi waddami wallahmi wal’uzh mi wal juludi wal’uruuqi subhanaka idzaa qodloita amron an taqu lalahu kun fayakun,
Allohu akbar, Allohu akbar, Allohu akbar birohmatika yaa arhamarroo himin.

Artinya :
“Yaa Alloh limpahkan Sholawat dan Salam atas junjungan kami Nabi Muhammad,
Hindarkan kami dari Bala-i Mubrom,
sesungggunya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
“ Ya Alloh , aku berlindung kepada-MU dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah(Rihil Ahmar) dan penyakit(cobaan) yang besar di jiwa(diri), dalam daging, dalam tulang dan dalam setiap tetes keringat,
Maha Suci Engkau, apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata : ‘jadilah’ maka ‘jadilah’ ia.”.
Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar, dengan Rohmat Mu, Wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang”.

Sholat Lidaf'ilbala Rabu Terakhir Bulan Shofar.
Dimasa kemursyidan Abah Aos. Sholat ini sudah diperbaharui menjadi "SHOLAT ISTIA'NAH". Yang pelaksanaannya di kerjakan setiap hari di waktu isroq.

Selamat mengamalkan.
000

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang