Langsung ke konten utama

Robithoh



Robithoh
Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi.

Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala.

Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung.
Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ).
Itulah Syari’at hubungan lahir, dan itu adalah perintah Alloh untuk menghadap ke Ka’bah, padahal yang disembah itu bukan Ka’bah, itulah Robithoh, atau Tawassul, atau perantara syari’at. Mau tidak mau, mengerti atau tidak mengerti. Semuanya jangan pakai otak, sampai bejat kepala, kita tidak perlu mengerti mengapa menyembah Alloh mesti harus menganghap Kiblat yang dibuat oleh Nabi Ibrohim ‘Alaihis sallam dan Nabi Ismail ‘Alaihis sallam, itu semua atas perintah Alloh Subahanahu Wa ta’ala.
Lalu sujud kepada Alloh, dengan dahi harus diletakkan secara total seberatnya kepala untuk membuktikan kepasrahan kepada Alloh. Tapi ke Sajadah / tempat sujud yang suci. Sujud kepada Alloh, tapi wajib merendahkan anggota badan yang teratas, yang termulia, yang tertinggi dan meninggikan anggota badan yang terbawah, yang termalu apabila terbuka tidak sengaja terlihat yang bukan haqnya, itu adalah hubungan wajib. Tidak Syah sujud siapapun tanpa melakukan seperti itu sehingga Nabi Sholallohu Alaihi Wa sallam bersabda :   
“aku (Rosululloh) telah diperintahkan agar aku sujud diatas Tujuh Tulang, diatas Dahi, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua telapak kaki” (HR. Muttafaq ‘alaihi)
Jika digambarkan apa itu Robithoh, seperti kita masuk rumah lewat pintu yang menghadap keluar untuk masuk kedalamnya dan untuk keluar pun melalui pintu itu, dan pintunya tetap ditempatnya, tidak dibawa kedalam oleh orang yang akan masuk kedalam dan tidak dibawa keluar oleh orang yang akan keluar, hanya untuk dilewati sesuai aturan. Itu bukan hanya kebiasaan, tetapi kewajiban dengan melaui pintu itu, tidak boleh lewat jendela, itu menjadi tidak biasa, dan aturan ketetapan ajaran Agama Islam kalau bangun rumah harus ada pintunya.
Melaksanakan Sholat tidak menyebut “Ladzina” yang artinya orang-orang, tidak syah sholatnya, ketika sholat tidak menyebut “Ka” yang artinya “engkau ya Nabi” tidak syah sholatnya, ketika sholat tidak menyebut “Sholihin” yang artinya “orang-orang sholih” tidak syah sholatnya. Itulah tanpa itu, maka tidak syah sholatnya, karena itu adalah aturan.
Sekarang mengenai Robithoh dalam amalan Thoriqoh, sama seperti itu, hanya ingat dahulu kepada Rosululloh yang menjadi washilah antara Alloh dengan kita dan antara kita dengan Alloh.
Mau melaksanakan dzikir mambaca : Ilaa hadrotin nabiyyil musthofaa Muhammadin Shollalloohu ‘Alaihi Wa sallam, wa ‘alaa  Aa lihii, wa Ash ha bihii, wa Azwaajihii, wa Dzurriyyaatihii, wa Ahli Baitihii, wa Liman dakhola fii Baitihii ajma ‘iin, kullu syai'in lillahi lahum, al Faatihah :..
Itu maksudnya ingat dahulu dengan yang membawa kalimat yang ditalqinkan kedalam diri yang sudah diTalqin dengan “Laa ilaha illalloh”. Lalu Istighfar dulu kepada yang memiliki kalimat tersebut. Lalu baru mengangkat “Dzikir Jahar” sesuai perintah dan contoh dari Rosul,itu adalah aturan. Jadi itu semua bukan ajaran Suryalaya, tetapi ajaran Agama Islam yang dibawa oleh Rosululloh Sholallohu Alaihi Wa sallam, untuk umatnya, yang dahulu, sekarang dan yang masa yang akan datang, karena ini adalah aturan terakhir dari Nabi Terakhir.
Selesai Dzikir Jahar, Showtun Qowiyun ( dengan suara keras ) ditutup dengan sayyiduna Muhammad Sholallohu Alaihi Wa sallam, setelah itu mengangkat tangan berdoa dengan tangan terbuka keatas, itu bukan kerena Alloh itu ada diatas, tetapi itulah Robithoh lagi kepada Rosululloh Sholallohu Alaihi Wa sallam kepada siapa saja yang berdoa memohon kepada Alloh dengan tangan terbuka adalah syarat dikabulkannya doa tersebut dan atas perintah-Nya :
“Berdoalah, AKU pasti kabulkan”
Kesimpulannya : Segores pemahaman tentang Robithoh yang dikhawatirkan bahkan ditakuti oleh orang-orang yang Imannya mengulit bawang, karena memang kalau belum ditalqin dengan kalimat pemantap Iman dan Pembaharu Iman yaitu kalimat  “Laa ilaha illalloh” pasti takut terjerumus kedalam jurang kemusyrikan.
Oleh karena itu janganlah takut, pasti tidak akan terjerumus, justru karena tidak dengan Robithoh malah secara tidak terasa sedang dalam kemusyrikan tetapi tidak diketahuinya. Padahal Alloh pun menurunkan wahyu kepada Rosulnya memerintahkan kepada makhluk pilihan-Nya yaitu Malakul Jiblil ‘alaihis sallam.
Seperti juga Alloh menurunkan Ilmu-Nya kepada mahasiswa lewat dosennya, seperti juga Alloh menurunkan Ilmu-Nya kepada santri lewat Kiayinya, dan seterusnya..., dan seterusnya..., dan seterusnya.....

( Dikutip dari kitab “Menjawab 165 Masalah”)
Semoga bermanfaat.


000

Medianya Informasi & Kajian Ilmu dan Dakwah  
Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Sirnarasa Membangun Peradaban Dunia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang