BERDZIKIR SEBAGAI BENTUK SYUKUR ATAS NIKMAT -NYA
Dzikir itu adalah
nikmat. Nikmat dzikir itu adalah nikmat yang tak terhingga. Anugrah tertinggi
yang diberikan Alloh terhadap hamba-Nya.
Ini sesuai dengan yang disabdakan Rosululloh Sholallohu ‘al
Ini sesuai dengan yang disabdakan Rosululloh Sholallohu ‘al
الذِّكْرُ نِعْمَةُ مِنَ اللهِ تَعَلَى فَأَدُّوا شُكْرَهَا
Artinya : “Dzikir adalah nikmat yang datangnya dari
Alloh, maka tunaikanlah Dzikir tersebut
sebagai bentuk rasa syukur mu kepada Alloh”.
Maka menunaikan
dzikir dalam rangka mensyukuri nikmat-Nya, ini sesuai dengan firman Alloh :
“Bersyukurlah kamu kepada Ku, janganlah kamu kufur”.
Dikaitkan kalimat
bersyukur juga dengan kalimat janganlah kufur. Karena nikmat
Alloh itu tidak terbatas banyaknya. Inilah nikmat Alloh yang sangat banyak tak
terhingga seperti Lautan Tanpa Tepi. Sedangkan syukur kita kepada Alloh yang
sangat terbatas serta sangat sedikit sekali. Sehingga Alloh memberi peringatan
kepada kita janganlah kita kufur atas nikmat yang sudah diberikan.
Kita dapat mengukur syukur kita ini, bagaikan satu tetes air yang ada dilautan yang luas. itulah nikmat Alloh bagaikan air dilautan tanpa tepi, nikmat-Nya sangatlah berlimpah tak terhingga banyaknya. Jika diperbandingkan sangatlah tidak seimbang antara syukur dan nikmat-Nya. Maka dengan bimbingan dari Syeikh Mursyid, syukur kita dapat terus ditingkatkan. Agar kita tidak terbatas syukurnya kita kepada Alloh, baik itu secara lisan, secara badan(secara perbuatan) dan secara hati(qolbu). Alhamdulllah, apabila sudah tercapai hal ini, maka maka kita tidak akan kufur nikmat, karena Alloh firmankan dalam Hadit Qudsi :
Kita dapat mengukur syukur kita ini, bagaikan satu tetes air yang ada dilautan yang luas. itulah nikmat Alloh bagaikan air dilautan tanpa tepi, nikmat-Nya sangatlah berlimpah tak terhingga banyaknya. Jika diperbandingkan sangatlah tidak seimbang antara syukur dan nikmat-Nya. Maka dengan bimbingan dari Syeikh Mursyid, syukur kita dapat terus ditingkatkan. Agar kita tidak terbatas syukurnya kita kepada Alloh, baik itu secara lisan, secara badan(secara perbuatan) dan secara hati(qolbu). Alhamdulllah, apabila sudah tercapai hal ini, maka maka kita tidak akan kufur nikmat, karena Alloh firmankan dalam Hadit Qudsi :
“Wahai Ibnu Adam, apabila engkau dzikir kepada-Ku maka
engkau bersyukur kepada-KU, apabila engkau lupa kepada Ku maka engkau kufur
kepada-Ku”.
Inilah syukur
yang tak terhingga, hingga kita dapat bertemu dengan Guru Mursyid dan diberikan
alat syukur yaitu “Dzikir Jahar dan Dzikir Khofi”. Maka syukur kita kepada
Alloh akan terus ditingkatkan.
Firman Alloh subhanahu
wa ta’ala dalam Al Qur’an surat Ibrohim ayat 34 :
وَاٰتٰكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَأَ لْتُمُوْهُ ، وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللهِ لَا تُحْصُوْ هَا اِنَّ اْلاِ نْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ
“dan Dia (Alloh) telah memberikan kepada kalian dari
setiap apa yang kalian mohonkan kepada-Nya , Dan jika kalian menghitung nikmat
Alloh (maka) tidaklah akan mampu menghitungnya, sesungguhnya manusia itu sangat
zholim (pada dirinya) dan sangat ingkar (terhadap nikmat-nikmat Alloh)”.
Kita sudah dapat
mensyukuri nikmat yang tidak terbatas, karena memang nikmat Alloh itu
tidak terbatas. Syukur yang sudah di bimbingkan oleh Syeikh Mursyid, dengan
secara lisan, badan serta qolbu. Seperti halnya juga kita berdzikir
kepada Alloh secara lisan, badan
serta qolbu, karena dzikir itu adalah Syukur. Syukur secara umum adalah seorang hamba
mendaya-gunakan nikmat-nikmat yang diberikan oleh Alloh tidak untuk maksiat.
Oleh Para Ulama
juga membagikan ada syukur secara lisan, syukur badan dan syukur qolbu. Ketika ada syukur
karena sudah menerima nikmat itu hal yang biasa. Tetapi ada syukur yang lebih khusus lagi yaitu Syukur Mun’im yaitu syukur kepada pemberi nikmat-Nya.
Ketika syukur dengan keberadaan nikmat itu memang sudah seharusnya,
tetapi bagaimana tetap bersyukur
dengan ketiadaan nikmat ?.
Ibnu Ajibah
didalam kitab Iqodzul Imam menerangkan : “Syukur kepada Mun’im ini adalah
syukur kepada yang memberi nikmat-Nya, ini sesuai dengan yang disabdakan Rosul
didalam hadits.
Kita memuji Alloh
didalam setiap keadaan dan didalam keadaan apapun. Bersyukur ketika
mendapatkan nikmat maupun bersyukur didalam keadaan mendapat musibah,
tetap saja dapat bersyukur. Syukur kepada Mun’im adalah syukur
yang lebih khusus, yaitu bersyukur bukan hanya karena sedang mendapatkan
nikmat saja. Ini menegaskan syukur itu bukan kepada nikmatnya tetapi
syukur itu kepada yang memberi nikmat-Nya. Didalam keadaan apapun tetap saja
bersyukur. Didalam keadaan kaya tetap bersyukur, didalam keadaan
susah pun tetap saja bersyukur. Didalam
keadaan sehat bersyukur didalam keadaan sakit tetap saja bersyukur.
Didalam orang memujinya pun tetap bersyukur didalam orang mencelanya pun
tetap bersyukur. Karena kita mensyukuri yang mempunyai nikmat-Nya.
Dan kita sudah di bimbingkan oleh Syeikh Mursyid itulah syukur yang paling tinggi, syukur dengan lisan, syukur dengan anggota badan dan syukur hati( qolbu ).
Inilah yang di Firmankan Oleh Alloh :
Dan kita sudah di bimbingkan oleh Syeikh Mursyid itulah syukur yang paling tinggi, syukur dengan lisan, syukur dengan anggota badan dan syukur hati( qolbu ).
Inilah yang di Firmankan Oleh Alloh :
“Sedikit sekali dari hamba Ku yang bersyukur”,
Kita dibimbingkan
oleh Guru Mursyid kita untuk banyak bersyukur, seperti kita diajarkan
untuk sholat syukur nikmat dengan sujud syukurnya. Agar kita selalu mensyukuri
nikmat itu dari seluruh arah.
Didalam doa sujud Syukurnya :
Didalam doa sujud Syukurnya :
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ أَمَنْتُ وَلَكَ
أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِى خَلَقَهُ وَ صَوَّرَهُ فَأَحْسَنَ صُورَتَهُ
وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنَ اْلخَا لِقِيْنَ
Maknanya :
Allohumma Laka sajahtu.
Yaa Alloh, hanya kepada-Mu kami sujud. Kenapa demikian ? karena banyak makhluk yang tidak mau ber sujud kepada Alloh, maka kita memohonkan dan menyakini tidak ada yang di sujudi selain hanya kepada Alloh saja.
Yaa Alloh, hanya kepada-Mu kami sujud. Kenapa demikian ? karena banyak makhluk yang tidak mau ber sujud kepada Alloh, maka kita memohonkan dan menyakini tidak ada yang di sujudi selain hanya kepada Alloh saja.
Wa Bika Aamantu.
Hanya kepada Mu kami ber-Iman. Karena disebutkan Iman itu ada Iman haq dan ada Iman bathil. Maka kita memohon untuk Iman yang haq, inilah iman yang selalu bertambah diatas Iman yang sudah ada, yang sudah ditanamkan dengan terus dipupuk dan disiram.
Hanya kepada Mu kami ber-Iman. Karena disebutkan Iman itu ada Iman haq dan ada Iman bathil. Maka kita memohon untuk Iman yang haq, inilah iman yang selalu bertambah diatas Iman yang sudah ada, yang sudah ditanamkan dengan terus dipupuk dan disiram.
Wa Laka Aslamtu.
Hanya kepada-Mu kami berpasrah. Setelah kita belajar dzikir kita sudah tidak lagi berkeluh kesah, sudah dapat menerima apa adanya.
Hanya kepada-Mu kami berpasrah. Setelah kita belajar dzikir kita sudah tidak lagi berkeluh kesah, sudah dapat menerima apa adanya.
Sajada Waj hiya lilladzii Kholaqohu Wa Showwarohu Fa ah sana Shurotahu.
Bersujud kepada Alloh yang menciptakan, dengan memberikan rupa yang baik(indah) ini. Semua kita tidak pernah meminta, itu semua Alloh yang memberikannya, karena Alloh menegaskan : “Alloh memberikan dari yang kamu minta dan dari apa yang kamu tidak minta”. Jadi banyak rizki dari Alloh yang berlimpah, yang kita tidak pernah memintanya. Seperti kita ada hadir dimuka bumi ini kita tidak pernah memintanya, wajah, rambut dan lain sebagainya yang indah itu semua kita tidak pernah memintanya. Ketika kita lahir disediakan susu ibu yang semua itu kita tidak pernah meminta dan semuanya sudah disediakan. Itulah nikmat dari Alloh itu berlimpah dan sangat banyak dan kita harus lebih banyak mensyukuri lebih banyak lagi.
Bersujud kepada Alloh yang menciptakan, dengan memberikan rupa yang baik(indah) ini. Semua kita tidak pernah meminta, itu semua Alloh yang memberikannya, karena Alloh menegaskan : “Alloh memberikan dari yang kamu minta dan dari apa yang kamu tidak minta”. Jadi banyak rizki dari Alloh yang berlimpah, yang kita tidak pernah memintanya. Seperti kita ada hadir dimuka bumi ini kita tidak pernah memintanya, wajah, rambut dan lain sebagainya yang indah itu semua kita tidak pernah memintanya. Ketika kita lahir disediakan susu ibu yang semua itu kita tidak pernah meminta dan semuanya sudah disediakan. Itulah nikmat dari Alloh itu berlimpah dan sangat banyak dan kita harus lebih banyak mensyukuri lebih banyak lagi.
Wa Syaqqo sam’ahu Wa Bashorohu.
Alloh yang telah membukakan pendengaran kita, dan membukakan penglihatan kita. Ini yang disebut itu hanya dua rongga tetapi ini mewakili semua rongga, karena didalam kitab diterangkan ada 12(dua belas) rongga didalam diri kita(manusia) : 7(tujuh) rongga ada di kepala dan 5(lima) rongga ada di badan .
Rongga 7(Tujuh) di kepala adalah : ( dua rongga telinga, dua mata, dua rongga hidung, satu mulut ). Dan 5 rongga di badan adalah : ( dua puting susu, satu lubang pusar, dua lubang depan dan belakang ).
Inilah rongga yang menjadi sumber dosa, maka jika kita berdzikir dengan “Laa illaha Illalloh” maka menutup semua rongga-rongga yang ada 12(dua belas) rongga Lathifah zhohir. Ucapan : “Laa”, dengan menutup rongga bagian tengah ( dua lubang depan dan belakang, satu lubang pusar, dan satu mulut ) dan “Illaha” dengan menutup rongga bagian kanan ( satu rongga telinga kanan, satu rongga mata kanan, satu rongga lubang hidung bagian kanan, satu lubang puting susu bagian kanan ), dan “Illalloh” dengan menutup rongga bagian kiri ( satu rongga telinga kiri, satu rongga mata kiri, satu rongga lubang hidung bagian kiri, satu lubang puting susu bagian kiri ). Ini baru menutup rongga yang zhohir.
Maka Qolbu juga dibukakan juga oleh Alloh untuk menerima dzikir, dari umat Islam yang menerima dzikir hanya sedikit, dan kita bersyukur sudah dibukakan hati(qolbu)nya untuk dapat mengingat Alloh.
Alloh yang telah membukakan pendengaran kita, dan membukakan penglihatan kita. Ini yang disebut itu hanya dua rongga tetapi ini mewakili semua rongga, karena didalam kitab diterangkan ada 12(dua belas) rongga didalam diri kita(manusia) : 7(tujuh) rongga ada di kepala dan 5(lima) rongga ada di badan .
Rongga 7(Tujuh) di kepala adalah : ( dua rongga telinga, dua mata, dua rongga hidung, satu mulut ). Dan 5 rongga di badan adalah : ( dua puting susu, satu lubang pusar, dua lubang depan dan belakang ).
Inilah rongga yang menjadi sumber dosa, maka jika kita berdzikir dengan “Laa illaha Illalloh” maka menutup semua rongga-rongga yang ada 12(dua belas) rongga Lathifah zhohir. Ucapan : “Laa”, dengan menutup rongga bagian tengah ( dua lubang depan dan belakang, satu lubang pusar, dan satu mulut ) dan “Illaha” dengan menutup rongga bagian kanan ( satu rongga telinga kanan, satu rongga mata kanan, satu rongga lubang hidung bagian kanan, satu lubang puting susu bagian kanan ), dan “Illalloh” dengan menutup rongga bagian kiri ( satu rongga telinga kiri, satu rongga mata kiri, satu rongga lubang hidung bagian kiri, satu lubang puting susu bagian kiri ). Ini baru menutup rongga yang zhohir.
Maka Qolbu juga dibukakan juga oleh Alloh untuk menerima dzikir, dari umat Islam yang menerima dzikir hanya sedikit, dan kita bersyukur sudah dibukakan hati(qolbu)nya untuk dapat mengingat Alloh.
Fatabaarokallohu Ahsanal Kholiqiina.
Maha Suci Alloh dengan sebaik-baik Yang Menciptakan. Dengan secara ciptaan khuluq itu muka kita dan ciptaan secara ruhani adalah qolbu kita ini lah hati kita yang selalu berdzikir kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala.
Maha Suci Alloh dengan sebaik-baik Yang Menciptakan. Dengan secara ciptaan khuluq itu muka kita dan ciptaan secara ruhani adalah qolbu kita ini lah hati kita yang selalu berdzikir kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala.
Karunia yang
paling besar dari Alloh melalui Pengersa Guru Mursyid adalah kita diberi alat syukur
kepada Alloh . Sehingga dapat selalu meningkatkan syukur kepada Alloh Subhanahu
wa ta’ala.
Semoga kita semua terus bertambah-tambah syukur nya kepada Alloh.
Semoga kita semua terus bertambah-tambah syukur nya kepada Alloh.
Semoga
bermanfaat.
Al Faqiir Abd Rauf Al Hijaz
000
Para Penyambut Pecinta Kesucian Jiwa.
Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Sirnarasa Membangun Peradaban Dunia
Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Sirnarasa Membangun Peradaban Dunia
Komentar
Posting Komentar