Hati
Yang Senantiasa Berada Diantara Dua Tepi
Sesuatu
yang paling menakjubkan yang ada didalam diri manusia adalah
Qolbu ( hati ).
Jika
timbul harapan ketamakan akan menundukkannya. Jika ketamakkan
telah menguasainya ia akan dibinasakan dengan kekikiran. Jika telah
dikuasai oleh keputus-asaan penyesalan akan membunuhnya. Jika ditimpa
kemarahan menjadi-jadilan kemarahannya. Jika sedang merasa
puas dia lupa menjaganya. Jika dalam ketakutan dia disibukkan
dengan kehati-hatian. Jika sedang dalam kelapangan timbullah kesombongan.
Jika mendapat harta kekayaan menjadikan berbuat sewenang-wenang.
Jika ditimpa kefaqiran ia tenggelam dalam kesusahan, demikian pesan
Sayyidina Ali bin Abi Tholib Karomallohu wajhahu.
Hendaknya kita selalu menjaga hati, agar
senantiasa berhati-hati dengan hati, karena hati
senantiasa berada diantara dua tepi yang berbeda ( dua tepi
yang saling berlawanan
).
Maha Suci Alloh Yang telah menciptakan segala sesuatu
dengan berpasang-pasangan. Baik dari apa yang ditumbuhkan dari bumi dan dari
diri mereka maupun dari mereka yang tidak ketahui,
Firman Alloh Subhanahu wa ta’ala dalam Suroh Yasin ayat 36 :
Firman Alloh Subhanahu wa ta’ala dalam Suroh Yasin ayat 36 :
“Maha
Suci Alloh yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa
yang ditumbuhkan dari bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui”
Ini
isyarat bahwa kehidupan senantiasa berpasangan, ketika ada laki-laki pasti ada
perempuan, ada semangat ada malas. Maka ada Dzikir Jahar ( lisan ) ada Dzikir Khofi.
Hati manusia tidak sekedar sekedar segumpal darah,
karena hati manusia adalah sumber inspirasi, sumber hikmah dan keimanan.
Bahkan
dalam pandangan Imam Ghozaly Ra : “Hati
merupakan Ruh kehidupan yang patut dijaga kebaikkannya karena akan berpengaruh
terhadap anggota badan yang lainnya”.
Terkait
dengan ini, Sabda Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam :
“Sesungguhnya dalam diri
manusia ada segumpal daging, jika daging itu baik, maka baiklah seluruh
jasadnya, jika daging itu rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, ketahuilah
segumpal daging itu adalah hati” ( HR.Bukhori Ra ).
Terkait dengan hadits tersebut Imam Ibnu Hajar al
Asqolani Ra, memberikan pendapat tentang hadits tersebut diatas : “Hadits ini menyebutkan kekhusu’an hati yang
seperti itu, karena hati pemimpin tubuh, dengan baiknya pemimpin maka akan baik
pula rakyatnya dan dengan rusaknya pemimpin akan rusak pula rakyatnya, didalam
hadits ini terdapat pelajaran akan besarnya kekuasaan hati beserta ajakannya
untuk memperbaikkinya” (
terdapat didalam Fathul Bari juz I halaman 126 dan 128 ).
Hati manusia terbagi menjadi empat karakter :
Pertama, hati yang selalu terhunus berkilauan
cahaya yang sangat terang ( karena cahaya dzikir ) yang demikian adalah hati
seorang mu’min.
Kedua, hati yang hitam dan gelap,
senantiasa mendatangkan malapetaka dan penyakit, ini merupakan karekter hati
seorang kafir.
Ketiga, hati yang selalu tertutup dan
tetap dalam kegelapan ( lupa dari mengingat Alloh ) yang demikian karakter
seorang munafiq.
Keempat, hati yang merupakan kaloborasi
antara mu’min dan munafiq ( terkadang terbuka mengingat Alloh dan terkadang
tertutup serta melupakan Alloh ).
Demikianlah
Sabda Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam yang disebarluaskan oleh
Abi Sa’id al Khudri Ra ( Ihya Ulumuddin Jilid.III hal.12 ).
Dalam kitab Zabur dikisahkan Nabi Musa ‘Alaihis sallam,
bertanya kepada Alloh Subhanahu
wa
ta’ala :
“Yaa
Tuhanku, dimana Engkau tinggal ? Kemudian Alloh menurunkan Wahyu kepada Nabi Musa ‘Alaihis sallam : “AKU berada didalam hati hamba Ku yang
ber-Iman”( Risalatul
Qusyairiyah,224 )
Hati adalah tempat kita mengingat Alloh, karena Ingat
berarti Ruhaninya sedang
berjumpa.
Dijaman Rosululloh Sholalohu ‘alaihi wa sallam, para
Sahabat sesekali bertanya tentang masalah ini, bukan karena mereka ragu akan
keberadaan Alloh Subhanahu
wa
ta’ala. Tetapi
ini masalah penting untuk memaksimalkan keyakinan agar tidak terjerumus kedalam
kekafiran dan kemunafiqkan,
Dari Ibnu Umar Ra : “Beliau bertanya “Wahai Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa
sallam dimana Alloh itu berada ? dibumi ataukah dilangit ?, Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa
sallam Bersabda : “Dihati Hamba yang
Ber-Iman” ( HR.
Thobroni Ra, Ihya Ulumuddin Jild.III hal.14 ).
Hadits ini mendidik kita untuk senantiasa merasakan
kehadiran Alloh Subhanahu
wa
ta’ala dengan
Hati Yang selalu mengingat Nya.
Karena begitu luar biasanya keadaan hati manusia, maka
hati adalah titik bidik sasaran tembak iblis, ketika manusia sudah dikuasai hatinya
dengan selalu lupa kepada Alloh maka setiap langkahnya didalam kehidupan akan
berhias dosa, manusia berada diantara dua tepi dengan tujuan yang berbeda, tepi
yang satu dalam kekuasaan iblis yang menyesatkan, tepi yang lainnya diisi
malaikat yang bersahabat dengan memberi nasihat untuk sampai tujuan dengan
selamat, kedua tepi ini berlomba setiap hari untuk saling mengusai, jika kita
salah bersahabat dalam dua tepi ini kan fatal akibatnya,
Rosululloh
Sholallohu ‘alaihi wa sallam memberi nasihat didalam Sabdanya :
“Tidak seorangpun dari
anak Adam melainkan hatinya ada dua rumah, didalam salah satu nya dihuni
malaikat, sedangkan yang lainya dihuni syeitan, maka apabila ia berdzikir
kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala
syeitan akan pergi menjauh, dan apabila tidak berdzikir ( hatinya lupa kepada
Alloh ) maka syeitan meletakkan mocongnya mulutnya serta membisikkan pengaruh
negatif didalam hatinya”
( HR. Ibnu Abi Saibah Ra ).
Ibnu Abbas Ra, paman dan sahabat Nabi Sholallohu ‘alaihi wa
sallam yang menghafal banyak hadits memberikan sabda nya :
“Syeitan itu mendekam di
qolbu anak Adam( manusia ), maka jika ia lupa dan lalai syeitan itu membisikkan
pengaruhnya, jika ia berdzikir kepada Alloh ta’ala maka syeitan pun pergi
dengan meyelinap”
Bukan
hanya syetan yang bercokol dihati manusia nafsu sebagai mitra syetan pun ikut
memberikan pengaruh buruk terhadap manusia, nafsu harus dikendalikan dan alat
pengendali nya hanyalah Dzikir kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala.
Firman
Alloh Subhanahu wa ta’ala didalam Al Qur’an suroh An Nur ayat 21 :
“Hai orang-orang yang
beriman jangan lah kamu mengikuti langkah-langkah syeitan, barangsiapa yang
mengikuti langkah syeitan, maka sesungguhnya syeitan itu menyuruh mengerjakan
perbuatan keji dan mungkar, sekiranya tidak karena karunia Alloh dan Rohmat Nya
kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun ( bersih dari perbuatan keji dan mungkar )
selamanya, tetapi Alloh membersihkan siapa saja yang di Kehendaki Nya dan Alloh
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
Dzikir satu-satu nya cara agar kita terbebas dari tipu
daya syeitan.
Dengan dzikir, hati hanya dihuni malaikat sebagai sahabat yang menentramkan.
Dengan dzikir, hati menjadi tentram dan teguh. Dengan keteguhan adalah modal
berharga ketika menghadapi guncangan dan terjangan lawan,
Alloh berfirman :
Alloh berfirman :
“Hai
orang-orang yang beriman, ketika kalian memerangi pasukan (
musuh ), maka teguhkanlah hati kalian, dan berdzikirlah kepada Alloh
sebanyak-banyaknya agar kalian beruntung” ( QS. Al Anfal : 45 )
Ibnu
Qoyyim Ra menafsirkan ayat tersebut diatas :
“Alloh memerintahkan mereka untuk
berdzikir dengan banyak dan sekaligus berjihad, agar mereka optimis dalam
memperoleh kemenangan”
Beliau
pun menuturkan :
“Sesungguhnya melupakan Alloh Subhanahu wa ta’ala menyebabkan
seseorang lupa pada dirinya dan segala potensi kebaikkan dirinya”.
Ini
selaras dengan Firman Alloh Subhanahu
wa
ta’ala dalam suroh Al Hasyr
ayat 19 :
“Dan janganlah kalian
seperti orang yang lupa kepada Alloh, lalu Alloh menjadikan mereka lupa kepada
diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang yang fasiq”
Tidak
semua Dzikir dapat dipakai untuk mengendalikan syeitan, yang ditakuti syeitan
adalah dzikir dengan kalimat “LAA ILAAHA ILLALLOH” Dzikir ini tidak
berpengaruh banyak ketika hanya diucapkan dengan sebatas lisan, dzikir ini
harus menyatu dengan Ruh dan Abadi tentram ( tertanam ) didalam hati. untuk
dapat memilikinya datang kepada Ahlinya ( Ahli Dzikir ), bertanya dan meminta
dengan niat yang ikhlas. Dzikir ini bukan milik kebanyakan orang, Dzikir ini
hanya dapat diterima dan diamalkan oleh orang yang dipilih oleh Alloh dengan
Hidayah Nya.
Dzikir
“LAA ILAAHA ILLALLOH” siapa saja yang mau mengucapkannya dan mengingat
Nya, maka akan membuahkan Syafa’at Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam,
sebagimana Sabdanya :
“Dari
Abu Huroiroh Ra, ia mengatakan : “Ya Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa
sallam ‘siapa manusia yang paling
bahagia dengan syafa’at mu ?, Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “wahai Abu Huroiroh, semula
aku menduga tidak aka ada orang yang bertanya tentang ini sebelum kamu, tetapi
karena aku melihat betapa sungguh-sungguhnya engkau mencari hadits, maka aku
beritakan bahwa manusia yang paling bahagia dengan syafa’at ku dihari kiamat
adalah orang yang mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLOH” dengan ikhlas dari hati dan
jiwanya” ( HR. Bukhori ).
Jika
kita termasuk orang yang memiliki hati yang kerap lupa kepada Alloh Subhanahu
wa ta’ala, seringlah mendatangi Majlisnya Ahli Dzikir dan bersahabat dengan
orang-orang yang benar-benar mengikuti perjalanan Ahli Dzikir.
Ruh
bagaikan angin, jika angin melewati wewangian maka akan terbawa wangi, jika
yang dilewati setumpuk sampah maka akan tercium bau yang tidak sedap. Jika kita
bergaul dengan orang yang hatinya selalu mengingat Alloh Subhanahu wa ta’ala,
maka hati akan mengikuti kebiasaannya, dan sebaliknya jika kita bergaul dengan
orang yang kerap lupa hatinya dengan Dzikrulloh maka hati akan terbawa lupa,
dan berhati-hati lah dalam memilih sahabat.
000
Komentar
Posting Komentar