Seorang Ahli Sufi ( Ahli Tashowwuf ) sudah pasti adalah seorang Faqih ( seorang yang Ahli dalam ilmu fiqih ). Ahli Sufi itu keseluruhan amaliyyahnya berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam, karena mottonya adalah Ilmu Amaliyyah Amal Ilmiyah.
Memang masih saja banyak orang yang menentang Para Ahli Tashowwuf, bahkan ditegaskan didalam Kitab Miftahus Shudur :
قال الشعراني رضي الله عنه : وَإِيَّاكَ أَنْ تَقُوْلَ الطَّرِيْقُ الصُّوْفِيَّةُ لَمْ يَأْتِ بِهَا كِتَابٌ وَلَا سُنَّةٌ ، فَإِنَّهُ كُفْرٌ ،
Imam Asy Sya’rony Rodliyallohu‘anhu mengatakan : “berhati-hati mengatakan bahwa Thoriiqoh Kaum Sufi tidak didukung dengan Kitab dan Sunnah, yang seperti itu adalah kufur,”
Imam Asy Sya’rony Rodliyallohu‘anhu mengatakan : “berhati-hati mengatakan bahwa Thoriiqoh Kaum Sufi tidak didukung dengan Kitab dan Sunnah, yang seperti itu adalah kufur,”
Sebagaimana juga yang diterangkan didalam kitab Miftahus Shudur : “Tidak boleh bagi siapapun ulama-ulama fiqih menentang Thoriiqoh Para Ahli Sufi bahwa Ahli Sufi itu perbuatannya bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah”,
Dengan tegas disebutkan “tidak boleh” menentang walaupun seorang ulama besar. Ulama besar saja tidak boleh menentang apalagi yang bukan ulama, yang penentangannya tidak berdasarkan ilmu tetapi penilaiannya hanya berdasarkan hawa nafsu saja. Karena ditegaskan bagi setiap Ahli Sufi dipastikan sudah Faqih dan setiap Faqih belum tentu Ahli Sufi. Sebagaimana juga disebutkan bagi setiap Rosul dipastikan Nabi. Dan begitu juga sebagaimana disebutkan setiap Syeikh Mursyid sudah dipastikan seorang Waliyulloh.
Dan kita semua ( para ikhwan Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah Suryalaya Sirnarasa ) Syukur Alhamdulillah sudah dapat mencintai serta ikut kepada Waliya Mursyida.
Sebagaimana yang diterangkan didalam Al Qur’an surat Al Kahfi ayat 17 :
مَنْ يَّهْدِ اللهُ فَهُوَ اْلمُهْتَدِ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَلَهٌ وَلِيًّا مُرْشِدًا
Artinya : “ Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh maka dia lah yang mendapatkan petunjuk dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka tidak akan mendapatkan seorang penolong( seorang Mursyid) yang dapat memberi petunjuk kepadanya”
Artinya : “ Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh maka dia lah yang mendapatkan petunjuk dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka tidak akan mendapatkan seorang penolong( seorang Mursyid) yang dapat memberi petunjuk kepadanya”
Nabi Shollaohu ‘alaihi wa sallam sendiri saja kepada pamannya tidak bisa memberi petunjuk, karena itu hanya orang yang ditentukan. Masih banyak juga orang disekitar kita yang mengatakan dengan sikap menentang kepada sosok Ahli Tashowwuf.
Dapat kita terangkan dengan melihat dari kitab-kitab yang memuat hadits Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam, yang menerangkan tentang ciri-ciri dari seorang wali,
Dari Said ra, ia berkata: “Ketika Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Siapa wali-wali Alloh itu?” Maka beliau bersabda: “Wali-wali Alloh adalah orang-orang yang jika dilihat( dipandangnya ) dapat mengingatkan kita( yang memandangnya ) kepada Alloh( ikut terbawa berdzikir kepada Alloh ).”
( Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam Kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya', ini ditulis oleh Al Imam Abu Nu'aim Al Ashfani, di dalam Al Hilya Jilid I hal 6 ).
Jadi ciri-ciri( tanda ) Waliyulloh adalah Orang yang apabila dipandang oleh orang lain, orang lain tersebut ikut menjadi terbawa berdzikir ( ingat ) kepada Alloh. Seorang Wali itu adalah yang ada dzikirnya kepada Alloh. Dan Setiap sesuatu ada ciri-ciri ( tanda-tanda )nya, dan inilah ciri Waliyulloh adalah yang ada dzikirnya kepada Alloh. Serta sebaliknya yang tidak berdzikir bukanlah disebut Waliyulloh. Tegasnya kita tidak bisa terbawa dzikir kecuali bergaul dengan orang yang berdzikir kepada Alloh.
Didalam Kitab Jurumiyyah, pun menerangkan mengenal Waliyulloh sebagaimana sabda dari Rosul yaitu banyak dzikir-Nya.
Dalam hadits yang lain : Ada tiga perkara maka jika ada pada dirinya ia menjadi Waliyulloh :
Pertama, sangat santun dan sangat sabar terhadap orang yang bodoh walaupun selalu mencelanya.
Kedua, waroun shodiqun, waro yang sangat benar, waro yang bisa menjauhkan maksiat zhohir dan bathin.
Ketiga, Seorang wali itu mempunyai akhlak yang mulia dan mempunyai cara komunikasi yang baik kepada setiap orang, baik dengan orang tua, kepada yang muda, maupun dengan kepada anak-anak.
Begitulah setiap sesuatu apa saja diketahui dengan ciri-ciri( tanda-tandanya ). Seperti secara fisik laki-laki dan perempuan pasti ada cirinya, dan ciri lelaki Alloh secara bathin,
Diterangkan didalam Firman Alloh,
Diterangkan didalam Firman Alloh,
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari Dzikrulloh (mengingat Alloh), mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” (QS an-Nuur:37).
Rijalulloh adalah seorang laki-laki yang dekat kepada Alloh yang selalu berdzikir kepada Alloh dimana saja berada, tidak dilalaikan oleh apapun, dan Inilah ciri-ciri yang utama, dan jika ada seseorang yang menentang dzikir sesungguhnya adalah seseorang tersebut sedang menentang Alloh.
Hadits Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam :
عَلَامَةُ حُبِّ اللهِ حُبِّ ذِكْرِاللهِ ، وَعَلَامَةُ بُغْضِ اللهِ بُغْضُ ذِكْرِاللهِ ،
Artinya : “Ciri-ciri(tanda) yang mencintai Alloh mencintai Dzikrulloh, sedangkan ciri-ciri( tanda ) benci kepada Alloh adalah benci Dzikrulloh”
Artinya : “Ciri-ciri(tanda) yang mencintai Alloh mencintai Dzikrulloh, sedangkan ciri-ciri( tanda ) benci kepada Alloh adalah benci Dzikrulloh”
Orang yang cinta kepada Alloh cinta dzikrulloh dan orang yang benci kepada Alloh benci kepada dzikrulloh. Kalau ada orang yang membenci kepada orang yang berdzikir sesungguhnya sedang membenci kepada Alloh. Walaupun demikian sikap kita ( yang sedang belajar dzikir ) terhadap orang yang tidak suka terhadap dzikir kita tidak boleh membencinya seperti didalam Tanbih “harus menyayangi orang yang membenci”,
Alhamdulillah kita tidak termasuk orang yang membenci Waliyulloh dan tidak juga membenci Dzikir.
Alhamdulillah kita tidak termasuk orang yang membenci Waliyulloh dan tidak juga membenci Dzikir.
000
Para Penyambut Pecinta Kesucian Jiwa.
Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Sirnarasa, Membangun Peradaban Dunia
Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Sirnarasa, Membangun Peradaban Dunia
Komentar
Posting Komentar