Langsung ke konten utama

berSholawat

Ber - Sholawat
Ber-Sholawat itu adalah contoh perintah dari Alloh, sesuai dengan yang di firmankan didalam Al Qur’an :
اِنَ اللهَ وَمَلَآئِـكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىٰ النَّبِيِّ يٰأَيُّهَاالَّذِيْنَ اٰمَنُوْاصَلُوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا۝
“Sesungguhnya Alloh dan malaikat-malaikatnya ber-Sholawat untuk Nabi. “Hai orang-orang yang beriman ber-Sholawat-lah kamu sekalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (QS. Al Ahzab : 56).
Yang dimaksud dengan ber-Sholawat dalam ayat tersebut, yaitu ada tiga makna yaitu :
-                      Sholawat Alloh kepada Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wa sallam, melimpahkan Rohmat-Nya.
-                      Sholawat malaikat kepada Nabi, memohonkan ampunan untuk Nabi dan orang-orang beriman.
-                      Sholawat orang-orang yang beriman, berdoa untuk mereka sendiri melalui sholawat kepada Nabi.
Sabda Nabi Sholallohu ‘Alaihi Wa sallam :
”Barangsiapa yang ber-Sholawat kepadaku sekali, maka Alloh ber-Sholawat untuk itu sepuluh kali”
(HR. Ahmad, Muslim, Ahli Hadits yang tiga dari Abu Huroiroh).
Masih banyak hadits-hadits tentang perintah ber-Sholawat kepada Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wa sallam, seperti :
“Barangsiapa ber-Sholawat kepadaku sekali, maka Alloh ber-Sholawat kepadanya sepuluh kali, dan Alloh melebur / menghapus dari orang itu sepuluh kesalahan dan Alloh mengangkat derajat orang tersebut sepuluh derajat”
(HR. Al Hakim dari Anas).
Sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Thobroni :
“Pertolongan Alloh di hari Qiamat, bagi orang yang ber-Sholawat dipagi hari dan sorenya hanya sepuluh kali saja”
(nara sumber Abid Darda)
Didalam amalan Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya bermacam-macam Sholawat yang dibaca. Ini adalah membuktikan, tuduhan orang-orang yang belum mengerti dan mengetahui keadaan Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya, yang mereka mengatakan : “Orang Thoriiqoh itu mendewa-dewakan Syeikh Abdul Qodir, dan menyepelekan Nabi Muhammad”.
Tuduhan tersebut sangatlah tidak benar, bahkan menyesatkan umat yang akan belajar dzikir. Jadi gara-gara tuduhan tersebut orang tidak mau berthoriiqoh, orang  jadi tidak mau belajar dzikir.
Maka untuk menjawab tuduhan tersebut pada Manaqiban di Masjid Istiqlal tanggal 21 Februari 2015 yang lalu, Pangersa Abah Aos mengeluarkan maklumat : “Bahwa disetiap Manaqiban yang dilaksanakan dimanapun dan kapanpun adalah “Dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad Sholallohu alaihi wasallam”.
Dan inilah Sholawat-Sholawatnya yang terbisa dibaca oleh para  ikhwan Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya :
-   Sholawat yang wajib dibaca setiap Tasyahud dalam Sholat.
-   Sholawat Sunnat yang dibaca pula dalam Tasyahud, terusan Sholawat yang diatas, yaitu Sholawat Ibrohimiyah.
-   Sholawat Munjiyat, yang dibaca setiap ba’da Sholat Dzikir Jahar yang disambungkan dengan ayat Bai’at.
-   Sholawat sebelum Dzikir Jahar, dibaca setiap selesai selesai Sholat Fardlu atau Sholat Sunnat.
-   Sholawat al Ummiyi yang dibaca ketika Khotaman.
-   Sholawat Bani Hasyim, yang oleh Guru Agung diijazahkan langsung kepada Abah Aos ketika ditimpa bertubi-tubi dengan bermacam-macam kesulitan yang sudah mentok kesana mentok dan kesini mentok. Dan Sholawat ini dibaca ketika menjelang Sholat Fardlu, dan dibaca pula ketika selesai acara manaqiban. Dan dibaca ketika dalam perjalanan darat, laut dan udara. Dan dibaca ketika kabut tebal dan hujan lebat, angin taupan.
dan ini keterangan Guru kita :
“Seandainya keadaanmu dalam suatu masalah dan kamu telah sangat sempit menanganinya. Pagi-pagi kesulitan, dan sore-sore kesempitan, maka ber-Sholawatlah kamu kepada Nabi al Mukhtar dari keluarga Bani Hasyim yang banyaak,maka pasti Alloh memberikan kepadamu kelapangan”.
-   Sholawat Amjad, dibaca secara berjama’ah ketika menjelang masuk waktu Sholat Jum’at.
-   Sholawat Badriyyah, dibaca berjama’ah ketika menaqiban pada bulan-bulan bersejarah.
-   Sholawat Sirrul Asror, dibaca ketika orang-orang masih dalam keadaan tidur lelap, boleh juga dibaca mengiringi Tarkhim menjelang terbit matahari.
-   Sholawat yang dibaca ketika Khotib duduk antara dua Khuthbah.
-   Sholawat Kamilah, dibaca dalam Tawassul ketika manaqiban atau Tawassul sebelum berbuka puasa atau Tawassul dalam upacara resmi dan lain-lainnya.
-   Sholawat Tarkhim, menjelang Iqomah atau membangunkan orang yang masih tidur.
Ratusan macam bentuk Sholawat bahkan ribuan macam, itu semua menandakan cinta kepada Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wa sallam, penghulu semua Rosul, pengawal semua Anbiya dan Auliya. Jangan coba-coba menyamakan Beliau ( Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wa sallam ) dengan manusia yang lainnya, walaupun sama –sama manusia. Kelebihannya hanya ditangan Alloh, tidak ada yang memiliki kelebihan tersebut kecuali yang Alloh berikan kepadanya, sekehendaknya, maka janganlah sombong, berani-berani menyamakan mensejajarkan yang telah Alloh lebihkan dari yang lain, itu berarti mengatur Alloh. Tidak akan masuk surga siapa saja yang ada seberat biji sawi kesombongan dalam hatinya ( Kitab Mizanul Kubro ).
Bahkan Pangersa Guru Agung Abah Aos sudah menetapkan agar di setiap Majelis Manaqiban untuk melantunkan Sholawat Thoriqiyyah juga dengan lantunan alunan nadanya yang syahdu menyentuh qolbu.
Bersyukur seluas langit dan bumi, sekarang dan ke depan, kita semua sudah dan akan selalu berada serta terbawa dalam gerbong “thoriqoh al-mustaqim”  yaitu thoriqoh, jalan-jalan orang yang lurus dan baqo' dalam istiqomah, yaitu  “thoriqoh al-Mu'tabaroh” : Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah Ma'had Suryalaya ( TQN PPS )”
Abah Aos sudah sering kali menegaskan : Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalya, itu  bukan Tarekat Abah Anom, bukan ajaran Suryalaya, bukan dzikir Godebag, Tapi ini ajaran Alloh Subahanahu wa ta’ala, amalan Kanjeng Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam.
Menerima dan mengambil Talqin Dzikir itu bukan masuk Suryalaya atau bukan masuk Sirnarasa, tetapi masuk ke dalam wilayah kewalian. Masuk dan dimasuki Dzikir Agung dari Yang Maha Agung melalui Guru Agung LAA ILAAHA ILLALLOH.
Firman Alloh Subahnahu wa ta’ala : "LAA ILAAHA ILLALLOH benteng AKU, barang siapa yang masuk ke dalamnya, berarti ia telah masuk ke dalam bentengKU."
Inilah yang dimaksud masuk dalam wilayah kewalian, mengamalkan, mengamankan, dan melestarikan ajaran yang sudah jadi amalan para wali-wali Alloh. Masuklah sepenuhnya, seutuhnya, dengan petunjuk dan bimbingan Hadrotulwalid Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saifulloh Maslul Al-Qodiri An-Naqsyabandi Al Muttaqi Al Kamil Mukamil Al Muwaffak Al Mujaddid Al Quthub Al Mahdi As Shomadani Qoddasallohu Sirrohu.
Setelah Pangersa Abah Aos menetapkan Sholawat Thoriqiyyah, kita harus yaqin dan kompak menjawab, TQN PPS adalah :
Thoriiqoh dari Alloh menuju Alloh. Thoriiqoh dari dan melalui ruh suci.  Pemimpin para malaikat, Jibril al-Matin. Thoriiqoh para Nabi dan Rosul. Thoriiqoh para syuhada dan para pejuang di jalan Alloh. Thoriiqoh para kholifah Alloh yang telah mendapat petunjuk.Thoriiqoh para ulama dan pengamal.Thoriiqoh para kekasih Alloh dan orang-orang ikhlas( suci ).Thoriiqoh orang-orang senang dan pemenang.Thoriiqoh orang-orang taqwa dan sholeh.Thoriiqoh para wali abdal dan orang patuh disiplin.Thoriiqoh para sufi dan pendzikir.
Semoga kita dikaruniai Alloh Subhanahu wa ta'ala kebahagiaan yang kekal dan abadi.
000
000

Media Informasi & Dakwah Para Penyambut Pecinta Kesucian Jiwa.
 
Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Membangun Peradaban Dunia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang