Tabaruk Miftahus Shudur.
Fungsi Talqin Dzikir
Manaqib di Masjid Istiqlal dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw
untuk kejayaan Agama Negara dan Peradaban Dunia, Sabtu (21/02/2015).
Khitmat Ilmiah : KH.
Dadang Muliawan
000
قل الشيخ أحمد صاحب الوفأ
تج العارفين :
تَلْقِيْنُ الذِّكْرِ لِبَعْضِ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْمَنَاصِبِ
وَالْأَشْرَافِ وَالْمَكَاسِبِ وَالصَّنَاءِـعِ وَالْمَلَاحِ وَالتُّجَارِ وَالرَّعِيْ
وَالْقَرَوِيِّ عَلَى طَرِيْقِ التَّبَرُكِ وَطَرْدِ الْغَفْلَةِ عَنِ الْقَلْبِ
الَقَسِيْ وَتَكْفِيْرِ الذُّنُوْبِ ، وَالتَّخَلُصِ مِنَ الْبَلَايَا ، وَالنَّجَاةِ
مِنْ أَنْوَاعِ الْمَكَارِهِ وَالسُّوْءِ وَالنِّقْمَةِ حَتَّى يَنْصَقِلَ
فَيَخْشَعَ وَيُنِيْبَ إِلَى دَارِ الْخُلُوْدِ ، وَيَتَاجَافَى عَنْ دَارِ الْغُرُوْرِ
“Talqin
dzikir untuk sebagian orang yang kaya harta(konglomerat), para pejabat, orang-orang
terhormat, profesonal, industriawan, pelaut, pedagang, pengembala, dan orang
kampung, untuk tabaruk (mengambil Barokah), untuk mengusir lalai dari hati yang
keras, mengapus dosa-dosa, terhindar dari bahaya, selamat dari berbagai hal
yang tidak diinginkan dan petaka, sehingga hatinya bening mengkilap, khusyu’
dan lebih memperhatikan lagi negri akhirat yang Abadi”
000
Yang
mulia Guru Agung kita semua ‘Al Mukarom Al Mukhtarom Shohibul Fadhilah Wal
Karomah Al Arif Billah Sulthon Auliya Fi Hadzal Zaman Syeikhuna Wal Mursyiduna
“Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsybandi Al Kamil
Mukamil Qs”. Dan para pecinta kesucian jiwa.
Alhamdulillah, kita
memuji dengan tiada henti setiap detik yang kita lalui. Kita bersyukur dengan sepenuh
langit dan bumi. Serta kita bersujud syukur setinggi Suryalaya, sedalam
Sirnarasa, seluas Jagad ‘Arsy. Berkat Rohmat dan Karunia dari Alloh Swt, juga berkah
dan karomah Guru Agung kita, sehingga kita dapat berkumpul ditempat yang mulia. Yang dimuliakan oleh Yang Maha Mulia. Melaksanakan amalan yang mulia. Ikut
bergabung dengan orang-orang yang mulia yaitu seluruh Ahli Silsilah Thoriqoh
Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya, wa bil khusus untuk Guru
Agung kita semua. Besar harapan kita semua akan terbawa menjadi mulia.
Kita
melaksanakan manaqib Sulthoni Auliya Tuan Syeikh Abdul Qodir Jailani Qs, di
Masjid Istiqlal. Masjid yang menjadi kebanggaan kita semua. Masjid yang sudah
mendunia. Yaitu “Masjid Istiqlal” yang menjadi simbol kemerdekaan kita. Yaitu kita
merdeka dari penjajahan syeitan dan belenggu hawa nafsu.
Inilah
wujud syukur kita. Yaitu syukur dengan hati dengan senantiasa mengingat Alloh
Swt didalam hati. Syukur dengan lidah kita mengucap Alhamdulillah dan syukur
dengan langkah kita datang dari segenap penjuru yang jauh dengan banyak
pengorbanan harta, tenaga, waktu, dsb. Inilah yang oleh Pangersa Abah Aos,
sampaikan didalam kitab fadhoil As Shuhur yang didalam bulan Jumadil Ula,
dengan memaknai huruf “Jim” itu dengan “Jihad” yaitu kita berjuang dengan harta
benda kita dan juga dengan jiwa raga kita.
Guru
Agung kita menganjurkan untuk memperbanyak Sholat Syukur Nikmat yang tak
terhingga. Ini bukan hanya sekedar cuap-cuap yang tidak ada makna. Dari apa
yang disampaikan oleh Murysid tentu sumbernya dari Al Qur’an dan Al Hadits. Ini juga Ilham dari Alloh Swt.
Beliau menganjurkan kita untuk melaksanakan Sholat Syukur Nikmat atas nikmat yang datangnya tidak terhingga.
Beliau menganjurkan kita untuk melaksanakan Sholat Syukur Nikmat atas nikmat yang datangnya tidak terhingga.
Alloh
Swt berfirman :
وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللهِ لَا
تُحْصُوْهَا
“Wa in ta’uddu
nikmatallohi laa tuh shuhaa”
“Jika
engkau menghitung nikmat-nikmat dari Alloh, pasti tidak akan pernah terhitung”
Terutama
nikmat yang harus kita syukuri adalah nikmat yang paling Agung, nikmat yang
paling besar, yaitu “Nikmatudz Dzikri (Nikmat DZikir)”.
Dan
banyak kita dengar dari para mubaligh-mubaligh, ustadz-ustadz, kiayi-kiayi di
daerah-daerah dengan mengatakan, didalam pembukaan khutbahnya :
“Kita
bersyukur dengan berbagai nikmat, terutama nikmat yang paling besar yaitu Nikmat
Iman dan Islam,...”
Padahal masih
ada satu lagi yang tertinggal yang tidak disebutkan, dan penting untuk
disebutkan, nikmat yang paling besar yaitu “Nikmat Ihsan”.
Maka kita lengkapi dengan :
Maka kita lengkapi dengan :
“Kita
bersyukur dengan berbagai nikmat, terutama nikmat yang paling besar yaitu Nikmat
Iman dan Nikmat Islam dan juga Nikmat Ihsan.”
Karena Tidak
akan mungkin dapat kuat Ke-Imanan kita, tidak akan mungkin dapat kuat ke-Islaman
kita, dan juga tidak mungkin kuat ke-Ihsanan kita, kalau tidak didasari dengan “Dzikir”.
Karenanya dengan Dzikir-lah Iman kita kuat. Dengan dzikir-lah ke-Islaman kita
kuat. Dengan dzikir-lah Ihsan kita kuat.
“Tidaklah
Alloh anugrahkan nikmat-nikmat kepada seorang hamba-hamba-Nya yang paling besar(yang
lebih Agung), kecuali Alloh ilhamkan kepada seorang hamba tersebut untuk
berdzikir kepada Alloh”.
Itulah
nikmat yang paling besar adalah “Nikmat Dzikir”.
Rosululloh
Saw bersabda :
اَلذِّكْرُ نِعْمَةٌ مِنَ اللهِ تَعَالَى فَاَدُّوْا شُكْرَهَا
“Dzikir adalah nikmat yang datangnya dari Alloh, maka
tunaikanlah dzikir tersebut sebagai bentuk rasa syukurmu kepada-Nya”.
Dzikir
juga disebutkan menjadi barometer(tolak ukur)nya Syukur kepada Alloh.
Dijelaskan
didalam hadits Qudsi :
“Idza dzakartani
syakartani wa idza nasyaitani kafartani”
“Kalau
kamu ingat kepada Ku, kamu syukur kepada Ku, dan jika kamu lupa kepada Ku, kamu
kufur kepada Ku”.
Inilah
Guru Agung kita menganjurkan untuk memperbanyak sholat syukur nikmat, nikmat
yang dimaksud yaitu nikmat dzikir. Detik demi detik yang kita lalui, setiap denyutan
jantung, setiap putaran waktu yang kita lalui dengan selalu berdzikir kepada
Alloh Swt itulah nikmat yang sangat luar biasa.
Firman
Alloh didalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 103 :
فَاذْ كُرُوْا اللهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا
وَّعَلٰى جُنُوْ بِكُمْ
“Ingatlah kepada Alloh ketika
kamu berdiri, ketika duduk, dan ketika berbaring”
Dengan
kita bertemu Mursyid hingga kita dapat senantiasa berdzikir kepada Alloh, di
kala berdiri, duduk dan berbaring.
Firman
Alloh didalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 41 :
يٰا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا اذْكُرُاللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا
“Wahai orang yang beriman kepada
Alloh, berdzikirlah kamu kepada Alloh, dengan dzikir sebanyak-banyaknya”
Jika
lupa diingatkan lagi, jika terputus disambungkan lagi.
Maka Alhamdulillah
fenomena yang terjadi sekarang ini, dari kalangan konglomerat, orang-orang
terhormat, tehnokrat, para pejabat, berbondong-bondong untuk ber-Thoriqoh
dengan bersimpuh dihadapan Guru Agung kita Sulthon Auliya fi Hadzal Zaman
Syeikhuna wa Mursyiduna “Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri
An Naqsybandi Al Kamil Mukamil Qs”
Inilah
yang disebutkan didalam kitab Miftahus Shudur karya Syaikh Ahmad Shohibul Wafa
Tajul ‘Arifin Qs :
تَلْقِيْنُ الذِّكْرِ لِبَعْضِ أَهْلِ الدُّنْيَا
وَالْمَنَاصِبِ وَالْأَشْرَافِ وَالْمَكَاسِبِ وَالصَّنَاءِـعِ وَالْمَلَاحِ
وَالتُّجَارِ وَالرَّعِيْ وَالْقَرَوِيِّ
Talqin
dzikir bagi sebagian ahli dunia, orang yang berlimpah harta (konglomerat), para
pejabat, orang-orang terhormat, para tehnokrat, usahawan, indrustriawan, para
pedagang, nelayan(pelaut), orang kota serta orang desa, mengambil talqin
dzikir, dan apa tujuannya :
Tujuan
talqin dzikir yang pertama :
عَلَى
طَرِيْقِ التَّبَرُكِ
Untuk
menambil Tabaruk (ngalap Barokah/untuk mengambil Barokah) dahulu para pejabat,
para konglomerat alergi(tidak mau) untuk ber-Thoriqoh, tidak mau untuk belajar
dzikir. Tetapi sekarang sudah mencair keadaan itu semua. Mereka malah butuh
keberkahan-keberkahan untuk dapat hidup mudah. Bertambah kebaikkannya, bertambah
ilmu, bertambah amal.
Dengan hidup Barokah bertambah tinggi jabatan bertambah amanah, bertambah harta semakin bertambah sedekahnya, itulah hidup Barokah.
Jika hidup tidak Barokah hidup akan susah, resah, gelisah. Hidup tidak Barokah jika bertambah ilmu semakin sombong. Bertambah harta malah semakin pelit. Bertambah tinggi jabatan malah bertambah rakus dan tamak dan semakin khianat itulah hidup tidak Barokah.
Inilah fungsi talqin dzikir yaitu untuk mengambil Tabaruk (keberkahan-keberkahan). Dengan Barokah hidup indah dengan Barokah hidup mudah.
Dengan hidup Barokah bertambah tinggi jabatan bertambah amanah, bertambah harta semakin bertambah sedekahnya, itulah hidup Barokah.
Jika hidup tidak Barokah hidup akan susah, resah, gelisah. Hidup tidak Barokah jika bertambah ilmu semakin sombong. Bertambah harta malah semakin pelit. Bertambah tinggi jabatan malah bertambah rakus dan tamak dan semakin khianat itulah hidup tidak Barokah.
Inilah fungsi talqin dzikir yaitu untuk mengambil Tabaruk (keberkahan-keberkahan). Dengan Barokah hidup indah dengan Barokah hidup mudah.
Tujuan
talqin dzikir yang kedua :
وَطَرْدِ
الْغَفْلَةِ عَنِ الْقَلْبِ الَقَسِيْ
Kita
menerima talqin dzikir untuk mengusir ghoflah, mengusir lalai, mengusir lupa,
dari hati yang keras. Hati yang keras yang membuat lupa kepada Alloh Swt. Hati
yang keras dikarenakan banyak penyakit didalam hatinya. Hati yang banyak noda,
hati yang tertutup, maka kita meminta kepada Alloh Swt.
dan inilah yang Alloh Firmankan didalam Al Qur’an surat Az Zumar ayat 22 :
dan inilah yang Alloh Firmankan didalam Al Qur’an surat Az Zumar ayat 22 :
فَوَيْلٌ لِلْقَا سِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِنْ
ذِكْرِاللهِ
“Neraka wail, itu bagi orang yang
keras hatinya untuk mengingat Alloh”
Hati
yang tidak mau berdzikir kepada Alloh, dan kalau hati tidak mau berdzikir
kepada Alloh maka keraslah hati.
Maka
dengan talqin dzikir, hati ini sedikit demi sedikit dibersihkan.
Sabda
Nabi Saw :
إِنَّ لِكُّلِّ شَيْءٍ صَقَالَةً ، وَإِنَّ
صَقَالَةَ الْقُلُبِ ذِكْرُ اللهِ
“Setiap sesuatu ada pembersihnya,
maka pembersih hati adalah dengan berdzikir kepada Alloh”
Tujuan
talqin dzikir yang ketiga :
وَتَكْفِيْرِ
الذُّنُوْبِ
Talqin
dzikir itu untuk menghapus dosa-dosa yang ada. Karena setiap manusia pasti
mempunyai dosa, baik itu dosa yang disengaja dan dosa yang tidak disengaja,
baik itu dosa besar dan juga dosa kecil, baik itu dosa kepada Alloh dan juga
dosa kepada sesama manusia, baik itu dosa yang sudah berlalu maupun dosa yang
direncanakan. Karena manusia itu tempat salah dan lupa. Seperti sebuah ungkapan
: “Tiada gading yang tak retak”, “Tiada air yang tak beriak”, "Tiada laut yang
tak berombak”. Dengan talqin dzikir tujuan yang ketiga itu dapat diraih yaitu
dengan menghapus segala dosa-dosa.
Firman
Alloh didalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 35 :
وَالذَّا كِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّا
كِرَاتِ أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيْمًا
“Laki-laki yang banyak berdzikir
kepada Alloh, perempuan yang banyak berdzikir kepada Alloh, maka Alloh sudah
menyediakan ampunan dan ganjaran pahala yang besar”
Tujuan
talqin dzikir yang keempat :
وَالتَّخَلُصِ
مِنَ الْبَلَايَا
Dengan
talqin dzikir akan terhindar dari malapetaka, dan terhindar dari berbagai bala’,
dzikir itu ingat kepada Alloh Swt, dan Alloh Swt lah yang mengabulkan
keinginan, jika kita banyak kainginan perbanyaklah dzikir, termasuk juga kita
ingin dihindarkan dari malapetaka dan juga berbagai bala’ maka talqin dzikir
akan menjadi tameng(benteng) dari semua itu.
Tujuan
talqin dzikir yang kelima :
وَالنَّجَاةِ
مِنْ أَنْوَاعِ الْمَكَارِهِ وَالسُّوْءِ وَالنِّقْمَةِ
Menerima
talqin dzikir fungsinya supaya kita selamat dari berbagai hal yang kita tidak
inginkan, dan dari kejelekan dan dari bencana.
Inilah
dengan talqin dzikir.
Tentunya
bukan sembarang talqin, harus kita terima dari ‘Qulbun taqiyyin wan Naqiyyin’ dari seseorang yang hatinya bertaqwa dan
hatinya bersih dari selain Alloh. Itulah Mursyid.
Hadits
Nabi Saw :
خِيَا
رُكُمْ مَنْ ذَكَّرَكُمْ بِا اللهِ رُؤْ يَتُهُ وَزَادَ فِيْ عِلْمِكُمْ
مَنْطِقُهُ وَرَ غَّبَكُمْ فِيْ الْاٰ خِرَةِ عَمَلُهُ
“Manusia pilihan diantara kamu sekalian, adalah orang
yang mengingatkan kamu kepada Alloh jika kamu melihatnya, dan menambah
pengetahuanmu kata-katanya serta membuat kamu terpesona dengan keakhiratan
perbuatannya” (HR. Al Hakim dari Ibni Umar, hadits shohih)
Yang
mana kala kita memandangnya mengingatkan kita kepada Alloh, karena yang kita
pandang orang yang senantiasa mengingat Alloh, dan mendengar suaranya
sesederhana apapun ucapannya akan bertambah ilmu karena Mursyid sudah melaut
ilmunya yaitu lautan tanpa tepi dan ketika melihat amal ibadahnya membuat kita
semangat untuk melakukan amal akhirat tidak menjadi bermalas-malasan.
Inilah
Abah Anom menjelaskan : “Mursyid itu harus Mursyid yang hidup”, yaitu yang kita dapat lihat wajahnya, kita
dapat cium tanggannya.
Karena
sabda Nabi Saw : “Barangsiapa yang ber mushofahah dengan orang Alim sama dengan
bermushofahah dengan ku, dan barangsiapa yang berziaroh dengan seorang Alim itu
sama dengan berziarah kepadaku”
Sedangkan
Seorang Mursyid tidak sekedar Alim tetapi seorang Mursyid juga Arif.
Setinggi-tingginya
tahu, seluas-luasnya tahu, sedalam-dalamnya tahu belum tentu paham.
Setinggi-tingginya
paham, seluas-luasnya paham, sedalam-dalamnya paham, belum tentu mengerti.
Setinggi-tingginya
mengerti, seluas-luasnya mengerti, sedalam-dalamnya mengerti, belum tentu
merasa.
Seorang
Mursyid adalah seorang yang Arif billah.
Merasakan
kehadiran Alloh, merasakan esetensi Alloh, merasakan kebersamaan dengan Alloh,
setiap hari-hari dilalui bersama dengan Alloh, dengan senantiasa berdzikir
kepada Alloh melalui bimbingan Mursyid yang hidup karena ber-Thoriqoh itu harus
dengan Mursyid. Karena salah satu ciri Thoriqoh Mutabaroh itu harus ada
Mursyidnya yang masih hidup.
Kita mempunyai
keinginan, kita mempunyai kemauan, yaitu Ingin sampai kepada Alloh. Cita-cita
tertinggi dari seorang murid adalah ingin sampai kepada Alloh, dan itu semua(untuk
sampai kepada Alloh) Mursyid lah yang memberi bimbingan.
Dan Alhamdulillah
sekarang para pejabat, para konglomerat, orang-orang terhormat, berbagai
kalangan bebondong-bondong ber-Thoriqoh dengan menerima talqn dzikir ternyata
luar biasa dahsyatnya yang sudah menerima talqin dzikir.
Mudah-mudahan
keberkahan terlimpah kepada kita semua.
Semoga bermanfaat, Ditulis
oleh : Surachman abdur rauf.
000
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib
Depok Bersemi 165
http://depokbersemi165.blogspot.com/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
Depok Bersemi 165
http://depokbersemi165.blogspot.com/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
Bagus tulisannya Uf.
BalasHapus