Kemerdekaan Yang Sesungguhnya
Kita bersyukur seluas langit bumi, dalam
rangka mensyukuri kemerdekaan Indonesia yang ke-70. Semoga dihari kemerdekaan
ini kita menjadi insan-insan yang merdeka, yaitu merdeka lahir dan bathin,
merdeka dunia dan akhirat. Kemerdekaan yang sesungguhnya kita merdeka dari
penjajahan syetan dan belenggu hawa nafsu.
Alhamdulillah sudah 70 tahun kita
merdeka tentunya kemerdekaan yang sekarang kita rasakan ini merupakan Rohmat
dan Karunia Alloh Subhanahu wa ta’ala, serta didirikan diatas perjuangan
para pahlawan terdahulu. Didirikan kemerdekaan ini dengan bercucuran keringat,
air mata, darah dan nyawa para pejuang pendahulu kita. Maka jangan sia-sia kan
pengorbanan mereka, karena kemerdekaan yang kita raih tidak kita dapat begitu
saja, bukan hadiah cuma-cuma dari belanda, bukan kado dari jepang, tidak turun
begitu saja, bukan seperti turunnya embun di pagi hari, tidak sulap abrak
kadabrak yang terjadi begitu saja.
Kemerdekaan ini adalah
perjuangan para pendahulu kita. Makanya kita isi kemerdekaan ini dengan hal-hal
yang positif kita tingkatkan kwalitas keimanan kita. Kita isi kemerdekaan ini
meningkatkan kwalitas ilmu serta wawasan kita. Jangan sampai kita hidup di
negri yang merdeka tetapi kebodohan dan kemiskinan dimana-mana. Kita hidup di
negri yang indah tetapi jangan sampai hati selalu gelisah. Kita hidup di negri
yang subur makmur tetapi jangan sampai anak-anak Indonesia mengalami kekurangan
gizi dimana-mana.
Maka dengan begitu tingkatkan lagi ke-sholehan kita, tingkatkan lagi amaliah ibadah kita, tingkatkan lagi kesabaran kita, tingkatkan lagi ke-ikhlasan kita, kita tingkatkan ruhul jihad, semangat juang kita. Kita tingkatkan sikap kemandirian kita, tumbuhkan sikap optimistis yaitu senantiasa dapat melihat kesempatan dalam kesulitan, bukan sebaliknya sikap pesimis yang selalu melihat kesulitan disetiap kesempatan, padahal kesempatan terbuka lebar tetapi jika sikap pesimis itu tidak akan pernah maju-maju, maka tetaplah kita bersikap optimis. Kita tingkatkan ukuwah persatuan dan kesatuan diantara kita umat muslimin. Kita isi kemerdekaan ini dengan mempersembahkan yang terbaik bagi nusa bangsa dan agama.
Maka dengan begitu tingkatkan lagi ke-sholehan kita, tingkatkan lagi amaliah ibadah kita, tingkatkan lagi kesabaran kita, tingkatkan lagi ke-ikhlasan kita, kita tingkatkan ruhul jihad, semangat juang kita. Kita tingkatkan sikap kemandirian kita, tumbuhkan sikap optimistis yaitu senantiasa dapat melihat kesempatan dalam kesulitan, bukan sebaliknya sikap pesimis yang selalu melihat kesulitan disetiap kesempatan, padahal kesempatan terbuka lebar tetapi jika sikap pesimis itu tidak akan pernah maju-maju, maka tetaplah kita bersikap optimis. Kita tingkatkan ukuwah persatuan dan kesatuan diantara kita umat muslimin. Kita isi kemerdekaan ini dengan mempersembahkan yang terbaik bagi nusa bangsa dan agama.
Dengan begitu tentunya
yang harus kita merdekakan adalah pada diri kita sendiri, kita harus merdeka
dari penjajahan syetan dan belenggu hawa nafsu.
Relefansinya dengan Tabaruk Kitab Miftahus
Shudur karya monumental Guru Agung kita Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah
Naqsyabandiyyah Mahad Suryalaya Silsilah ke.37 yaitu Syeikh Ahmad Shohibul Wafa
Tajul’Arifin Ra Qs.
“Memerdekakan diri kita
dari penjajahan Syetan dan belenggu hawa nafsu. Karena syetan itu senantiasa
menggoda manusia untuk menjerumuskan manusia dan hawa nafsu yang banyak
memerintahkan kepada keburukan”.
فَجِهَادُ الْكُفَّارِلَهُ نِهَايَةٌ وَفَنَاءٌ، وَجِهَادُ
الشَّيْطَانِ وَالنَّفْسِ لَاغَايَةَ لَهُ وَلَامُنْتَهَى
Jihad berperang melawan
penjajahan syetan dan belenggu hawa nafsu itu tidak mengenal akhir.
Alloh Swt, berfirman :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَاْتِيَكَ الْيَقِيْنُ
“Dan Sembahlah Tuhanmu sampai datang
kepadamu yang diyakini” (QS. Al Hijr : 99)
Yang dimaksud dengan “Al
Yakin”(yang diyakini) dalam ayat tersebut, adalah mati hingga berjumpa dengan
Alloh Swt. Perjuangan yang terus menerus dengan tiada henti hingga sampai
kemerdekaannya yaitu dapat berjumpa dengan Alloh Swt.
Ketika baru kembali dari
perang Tabuk, Nabi Muhammad Saw, bersabda :
رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ الْأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ
الْأَكْبَرْ
“Kita baru saja kembali dari Jihad kecil menuju Jihad besar”
Yang dimaksud dengan
“Jihad Akbar” adalah perang melawan penjajahan syetan serta bujukan hawa nafsu
yang mengajak kepada keburukan. Karena perang yang semacam ini perang yang
berkesinambungan dengan secara terus menerus dengan tiada henti dan sangat
berlangsung lama, serta teramat berbahaya, hingga dikhawatirkan kita mengalami
kekalahan hingga terjebak dalam Su ul Khotimah (dalam akhir hidup yang buruk).
SYETAN SELALU MENGHALANGI
MANUSIA DARI JALAN YANG LURUS DAN MENDAPATI MEREKA TIDAK BERSYUKUR.
Sebagaimana dikutip
didalam Al Qur’an : Surat Al ‘Arof ayat 17 : ketika Syetan mengatakan :
لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ، ثُمَّ
لَاتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْهِمْ وَمِنْخَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ
شَمَاءَلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرِهِمْ شَاكِرِيْنَ
“saya akan mendatangi mereka(manusia) (untuk
menjerumuskan manusia menghalangi dari jalan Mu yang lurus) akan datang dari
muka(depan) dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan
Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur”
Pantas saja Alloh Subhanahu wa
ta’ala firmankan didalam Al Qur’an :
وَلٰكِنَّ أَكْثَرَالنَّاسِ لَايَشْكُرُوْنَ
“dan
kebanyakkan dari hamba-hamba Ku yang tidak bersyukur”. (QS. Az Zumar : 243).
Ini adalah peringatan dari Alloh Subhanahu
wa ta’ala, dari kebanyakkan manusia tertipu sehingga sulit bersyukur kepada
Alloh. Bukan kah Alloh yang telah menciptakan kita, bukankah Alloh yang telah
mengurus kita, Alloh lah yang telah mengatur kehidupan kita, dan Alloh juga lah
yang telah memberikan berbagai nikmat-nikmat dan karunia kepada kita semua, tetapi
mengapa manusia sulit bersyukur. Sungguh celaka lah manusia yang kufur dan
sulit bersyukur kepada Alloh.
Firman Alloh Swt :
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Rabbmu memberi peringatan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Qs.
Ibrohim: 7).
Didalam surat Ar Rohman ada satu ayat
yang diulang-ulang sampai 31 kali pengulangan : “Maka nikmat Tuhan mana yang
engkau dustakan?”
Ini membuktikan indikasi yang jelas dan
nyata banyak manusia yang tidak bersyukur kepada Alloh Swt, tidak
menggunakan nikmat pemberian dari Alloh sesuai dengan kehendak-Nya. Banyak
sekali nikmat-nikmat pemberian dari Alloh maka pergunakanlah nikmat-nikmat itu
untuk bersyukur kepada-Nya, sesuai dengan perintah-Nya dan sesuai dengan
kehendak-Nya. Maka akrablah dengan Al Qur’an, telinga yang terjaga, lisan yang
selalu basah dengan dzikrulloh, tangan yang gemar ber-shodaqoh, perut
yang terjaga dari memakan makanan yang haram, kaki dilangkahkan ketempat yang
di-Ridloi-Nya.
Hati yang selalu di isi dengan Dzikrulloh, itulah hakikat ‘Syukur’ yang sebenarnya.
Hati yang selalu di isi dengan Dzikrulloh, itulah hakikat ‘Syukur’ yang sebenarnya.
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Ingatlah(berdzikirlah) kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan
bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur.” (Qs. Al Baqoroh: 152).
LUPA KEPADA ALLOH MENGGIRING
KEPADA KEMAKSIATAN.
Hendaklah setiap mukmin
selalu berhati-hati dari segala godaan syetan yang selalu menghang-halangi
untuk berdzikir kepada Alloh. Dengan rayuannya syetan menguasai manusia hingga
menjadikannya lupa kepada Alloh.
Firman Alloh Swt :
“Syetan telah menguasai mereka
lalu menjadikan mereka lupa kepada Alloh, mereka itu golongan yang merugi (QS.
Al Munafiqun : 9)
Didalam kitab Miftahus
Shudur dijelaskan : “handaklah setiap mukmin menjauhi sikap lalai (lupa kepada
Alloh), karena sikap lalai (lupa kepada Alloh) mengajak serta menggiring kepada
maksiat kepada Alloh Swt, sedangkan dzikir kepada Alloh dapat membantu
meninggalkan maksiat.
Maka Bentengi diri kamu dari godaan syetan yang
datang dari depan, belakang, kanan dan kiri dengan Dzikir ucapan Laa ilaha
illalloh.
Alloh Swt berfirman : “Sesungguhnya orang yang bertaqwa, bila ditimpa
was-was dari syetan, maka ingatlah kepada Alloh (dzikrulloh)...” (QS. Al Arof :
7).
Bentengi dirimu dari
godaan syetan, karena Nabi Muhammad Saw, bersabda :
ذِكْرِ اللهِ حِصْنٌ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Dzikir kepada Alloh membentengi dari godaan syetan”
Alat yang paling utama
yang digunakan untuk memerangi syetan dan menolak segala godaannya adalah
kalimat Ikhlas dan Dzikir seorang hamba kepada Tuhannya.
Sebagai mana Firman Alloh
Swt didalam hadits qudsi : “Laa ilaha illalloh, adalah Benteng Ku (untuk
hamba Ku), siapa yang memasukinya Benteng Ku, maka akan selamat dari azab Ku”.
“Buatlah syetan merana dengan ikhlas
berdzikir Laa ilaha illalloh, karena syetan merana dengan dzikir tersebut,
sebagaimana seseorang diantaramu membuat keledai menderita dengan memberi beban
berlebih kepunggungnnya”
BAGAIMANA MEMBENTENGI DIRI DENGAN DZIKIR KALIMAT LAA ILAHA ILLALLOH ?
Inilah pentingnya peranan Syeikh
Mursyid serta pentingnya kita ber-Thoriqoh karena dengan Thoriqoh mempunyai
methode serta cara untuk membentengi diri dari godaan syetan yang datang dari depan,
belakang, kanan dan kiri. Serta tidak termasuk orang-orang yang kufur tetapi dimasukkan
orang yang bersyukur.
Begitu pentingnya peranan Syeikh
Mursyid, yang akan memberikan jawaban, yang menjadi pertanyaan besar “Kenapa
kita sebagai manusia sulit sekali bersyukur kepada Alloh ?”, itu karena kita sedang digoda oleh syetan, dan
syetan yang selalu menghalang-halangi kita untuk berdzikir kepada Alloh, syetan
yang selalu menguasai manusia hingga lupa kepada Alloh, karena lupa kepada
Alloh lah yang menggiring manusia untuk berbuat maksiat kepada Alloh”.
Inilah jawabannya seperti didalam
Tanbih wasiat dari Syeikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad Ra : “Pun pula
tempat orang bertanya” dan Mursyid lah tempat orang bertanya. Dan kita
bertanya kepada Syeikh Mursyid bagaimana solusinya dan Syeikh Mursyid memberi
bimbingan dengan dzikir dengan mentalqinkan kalimat Laa ilaha illalloh,
dengan menarik kalimat ‘Laa’ dari tengah-tengah dada karena
ditengah dada ada lathifah Akhfa agar terisi dan naik ke dagu, bibir,
kehidung, ke alis dan diantara dua alis ada lathifah nafsi dan sampai lathifah
Qolab diatas ubun-ubun hingga
terisi. Dengan bimbingan Mursyid titik halus didalam diri kita akan terisi dan
inilah untuk membentengi diri dari godaan syetan dari depan dan belakang. Lalu
mengucap ‘Ilaha’ ditarik didada sebelah kanan dengan menembus lathifah
khofi dan lathifah ruhi dan itu untuk menutup pintu syetan yang
datang dari sebelah kanan. Kemudian mengucap ‘Illalloh’
dihujamkan didada bagian kiri dengan menembus dua lathifah, yaitu lathifah
sirri dan lathifah qolbi itu untuk menutup pintu syetan yang datang
dari sebelah kiri.
Inilah jalan yang paling dekat, jalan
yang paling mudah dan jalan yang paling utama untuk dekat kepada Alloh
Subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana Sayyidina Ali Kw menanyakan pertanyaan
cerdas kepada Rosul Saw : “Bagaimana aku bisa sampai kepada Alloh terhubung
dengan Alloh merasakan kehadiran Alloh mampu merasakan keagungan Alloh mampu
merasakan pengawasan Alloh merasa ditatap oleh Alloh merasakan dekat dengan
Alloh”.
Rosul bersabda kepada Sayyidina Ali Kw: “Jika engkau ingin kembali kepada Alloh jalan yang paling dekat, paling mudah dan paling utama maka wajib bagi engkau melanggengkan dzikrulloh” dan Sayyidina Ali Kw menanyakan kepada Rosul Saw : “Bagimanakah aku berdzikir ya Rosul?” Rosul menjawab : “pejamkan kedua matamu, lalu Rosul mentalqinkan kalimat thoyyibah “Laa Ilaha Illalloh” tiga kali.
Rosul bersabda kepada Sayyidina Ali Kw: “Jika engkau ingin kembali kepada Alloh jalan yang paling dekat, paling mudah dan paling utama maka wajib bagi engkau melanggengkan dzikrulloh” dan Sayyidina Ali Kw menanyakan kepada Rosul Saw : “Bagimanakah aku berdzikir ya Rosul?” Rosul menjawab : “pejamkan kedua matamu, lalu Rosul mentalqinkan kalimat thoyyibah “Laa Ilaha Illalloh” tiga kali.
Inilah alat yang efektif untuk menahan
godaan syetan yang menggoda dari depan belakang, kanan dan kiri. Maka kita
harus seharus-harusnya, musti semusti-mustinya, wajib sewajib-wajibnya kita
untuk mempunyai Syeikh Mursyid. Itulah orang-orang yang bersyukur dan semoga
kita termasuk orang-orang yang bersyukur.
Dengan Syeikh Mursyid kita diberikan
Talqin Dzikir dan itu tidak sebatas di lisan saja. Karena kalau Laa ilaha
illalloh hanya sebatas dilisan saja anak kecil juga bisa, non musim juga
bisa, burung beo juga bisa. Inilah pentingnya talqin dzikir kalimat Laa
ilaha illalloh tidak sebatas diucapkan oleh lisan tetapi disimpan
didalam ruh kita. Ruh kita ini hanya mengontrak dijasad ini jangan sampai jika
sudah batas waktu habis kontrakannya tidak mau pulang hingga di eksekusi paksa
oleh malakul maut. Jika Ruh ini jika sudah habis waktunya Malakul Maut menjemput,
Malakul Izroil memanggil, ajal datang tetapi disuruh pulang tidak mau pulang
karena kebingungan tidak tahu arah pulang.
Ketika Ruh itu masih bersatu dengan
jasad tidak mau Talqin Dzikir. Tidak mau kembali kepada Alloh, tidak diisi
dengan Laa ilaha Illalloh, tidak kembali kepada Laa ilaha
illalloh. Pertanyaannya mau kemana Ruh itu ? Dan ruh itu akan kemana
pergi ?, ketimur kebarat keutara keselatan terbang bahkan terjun kelaut dan
tidak ada tempat kembali.
“dan hanya
kepada Tuhan mu lah tempat kembali”
itulah gunanya Talqin Dzikir supaya ruh
tidak tersesat yaitu belajar pulang dari sekarang. Yaitu pulang kepada Laa
ilaha illalloh, terbawa kepada Laa ilaha illalloh, masuk
kedalam Laa ilaha illalloh, bersama dengan Laa ilaha
illalloh, bergabung dengan Laa ilaha illalloh, dan itu
tidak dapat dipisahkan lagi sudah melekat kuat, itu ibarat gula dengan manisnya,
ibarat garam dengan asinnya. Itulah pentingnya Talqin Dzikir, Talqin Dzikir yang
diterima dari Mursyid Kamil Mukamil. Kalau kita ber-Thoriqoh dengan tanpa Syeikh
Mursyid bagaimana jadinya, seperti naik mobil dengan tiada supirnya, seperti
naik pesawat tiada pilotnya, naik kereta tiada masinisnya, naik delman tiada
kusirnya. Jika ber-Thoriqoh dengan tanpa Syeikh Mursyid itu akan tersesat, dan
inilah pentingnya kita mempunyai Syeikh Mursyid yang sebagai pembimbing ruhani.
Jangankan kepada kita sekelas
ulama-ulama besar pun mereka berusaha semaksimal mungkin berusaha sekuat tenaga
melakukan perjalanan spiritual ingin kembali kepada Alloh Subhanahu wa
ta’ala. Tetapi jika melakukan perjalanan spiritual tanpa bimbingan Syeikh Mursyid
akan mandeg (jalan ditempat), dan itu tidak akan bisa-bisa, tidak akan pernah
sampai. Dalam perjalanan spiritual itu membutuhkan Syeikh Mursyid dan itu sudah
jelas lugas dan tegas tertulis didalam Al Qur’an :
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh
maka dialah yang mendapatkan petunjuk dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka
tidak akan mendapatkan seorang penolong( Syeikh Mursyid) yang dapat memberi
petunjuk kepadanya” (QS. Al Kahfi : 17)
Jadi kalau kita tidak ingin sesat kita
harus mempunyai Syeikh Mursyid. Terserah orang lain menilai apa, terserah orang
lain mau bilang apa, terserah orang lain mau komentar apa. Walaupun adanya
fenomena atau apapun istilahnya itu terserah, yang penting kita harus yakin
dengan seyakin-yakinnya bahwa mempunyai Syeikh Muryid itu suatu keharusan. Jangankan
satu tahun atau dua tahun lamanya walau sedetikpun jangan biarkan, jangan
biarkan kita tidak mempunyai Pembimbing Ruhani karena satu detik yang kita
lalui jika tidak mempunyai Syeikh Mursyid, ketika ruh kita dicabut kita tidak
dapat kembali kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala karena tidak ada yang membimbingnya.
Kita yakin dengan seyakin-yakinnya
setelah Abah Anom berpulang ada penerus dari Abah Anom itu adalah Wali Mursyid
kita yang ada ditengah-tengah kita yaitu “Asy Syekh Muhammad Abdul Gaos
Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi Alkamil Mukamil Qs”. Karena kalau
berkurang satu saja Wali Alloh dan tidak ada penggantinya atau penerusnya, maka
langit tidak akan menurunkan hujan, tanah tidak akan menumbuhkan tanaman,
tetapi nyatanya sampai sekarang hujan masih turun dan tanaman masih tumbuh
dengan subur.
Itulah harus ada penerusnya sepertinya
yang dijelaskan oleh Abah Anom didalam kitabnya Miftahus shudur, “Harus ada
Syeikh yang hidup”. Yang bisa kita lihat wajahnya, kita dapat cium
tangannya, kita dapat dengar suaranya, kita dapat melihat(memandang) langsung
wajahnya. Karena manusia pilihan diantara mu manakala kita melihat wajahnya
mengingatkan kita tembus kepada Alloh, ketika kita mendengar suaranya
bertambahlah ilmu kita, dan ketika kita lihat amalnya membuat kita bersemangat
untuk beramal dengan mempersembahkan yang terbaik dalam hidup kita ini sebagai
bekal untuk kehidupan akhirat.
Hadits Nabi
Saw :
خِيَا رُكُمْ
مَنْ ذَكَّرَكُمْ بِا اللهِ رُؤْ يَتُهُ وَزَادَ فِيْ عِلْمِكُمْ مَنْطِقُهُ وَرَ غَّبَكُمْ
فِيْ الْاٰ خِرَةِ عَمَلُهُ
{ رواه الهاكم عن ابن عمر, صحح }
“Manusia yang terbaik(pilihan) adalah
yang apabila kamu melihat(memandang)nya semakin “bertambah dzikir kamu”, “jika
berbicara pembicaraannya bertambah ilmu” . “Amalnya membuat kita senang berbuat
amal akhirat”. (HR. Al
Hakim dari Ibni Umar, hadits shohih).
MEMERDEKAKAN
DIRI DARI BELENGGU HAWA NAFSU YANG SELALU MENGAJAK KEPADA KEBURUKAN.
Firman Alloh Swt :
“Sesungguhnya nafsu itu banyak memerintahkan kepada keburukan” (QS. Yusuf : 53)
Kita harus bebaskan dan memerdekakan
diri kita dari belenggu hawa nafsu, kenapa begitu sulitnya untuk memerangi hawa
nafsu, kerena nafsu itu datangnya dari dalam diri sendiri sebagai musuh dalam
selimut, dan karena nafsu itu sesuatu yang kita sukai dan kita cintai.
Seperti yang dijelaskan Abah Anom didalam kitab Miftahus shudur :
Seperti yang dijelaskan Abah Anom didalam kitab Miftahus shudur :
“Syeikh yang Ma’rifat (Syeikh yang arif billah) kepada Alloh akan menolong
kepada murid yang sedang dalam perjalanan kembali kepada Alloh, Mursyid akan
membantu dalam perjalanan murid untuk mengendalikan hawa nafsunya yang datang
dari dalam yang senantiasa kita sukai dengan bimbingan Mursyid kita dibantu
untuk mengendalikan hawa nafsu, karena sesungguhnya nafsu itu banyak
memerintahkan kepada keburukan”.(Miftahus Shudur)
Para Ahli Sufi berpendapat
: “bahwa seorang (murid) harus mengambil Syeikh Mursyid yang dapat
membimbingkannya menghilangkan sifat-sifat yang menghalangi untuk dekat kepada
Alloh Swt, agar hubungan dengan Alloh menjadi benar” (miftahus shudur)
“ketahuilah bahwa setiap insan yang tidak mengambil Syeikh Mursyid yang
membimbingkan keluar dari sifat-sifat tercela berarti telah maksiat kepada
Alloh dan Rosulnya” (miftahus shudur)
Dengan mengendalikan nafsu amaroh,
melalui bimbingan Syeikh Mursyid kita akan dibimbingkan ‘Dzikir Khofi’ didalam
hati. Dari nafsu amaroh digeser menjadi nafsu lawamah dan menjadi nafsu
mulhimah menjadi nafsu muthmainnah menjadi nafsu mardliah menjadi nafsu rodliah
menjadi nafsu kamilah, inilah nafsu akan terbimbing.
Walaupun godaan datang, tidak akan
mudah tergoda, seperti Nabi Yusuf As yang sedang digoda dengan wanita cantik,
meskipun digoda tetapi apa yang terlontar dari lisan yang nafsunya sudah
terbimbing dan nafsunya sudah terarahkan yaitu dengan mengatakkan : “Sesungguhnya
aku takut kepada Alloh”. memang manusia tidak melihat tetapi sesungguhnya
Alloh Maha Melihat.
Maka Abah Anom menegaskan harus ada
‘Syeikh Arif Billah’ yang membantu mengendalikan hawa nafsu kita. Karena hawa
nafsu itu banyak memerintahkan kepada keburukan, nafsu itu hanya kesenangan
syahwat saja dalam bentuk indrawi saja yang kita cari sebatas isi mulut, isi
perut dan dibawah perut diatas lutut. Kebanyakkan orang dijaman sekarang
mengalami piksasi, mandeg, kemunduran dalam psikologinya, kemunduran dalam
mentalnya, karena prilakunya hanya sebatas oral, anal, dan gentl-(sebatas
memenuhi kebutuhan isi mulut, isi perut dan dibawah perut diatas lutut).
Bahkan yang seperti diketahui kecerdesan
itu ada lima yaitu kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, kecerdasan
fisikal, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual dan dengan dzikir itu
dapat dipadukan semuanya.
Maka untuk kita tidak tergoda dari
nafsu amaroh yang selalu menyesatkan yang dapat membuat kita terbelenggu yang
dapat membuat kita tersiksa dan menderita kita harus mempunyai Wali Mursyid
dengan meminta Talqin Dzikir. Dengan bimbingan “Dzikir Jahar” akan membentengi
diri kita dari gangguan syetan yang datang dari depan, belakang, kanan dan kiri,
dan juga bimbingan “Dzikir Khofi” yaitu (Dzikir Ismu Dzat) yang disimpan
didalam hati. Dengannya kapanpun serta dimanapun walaupun sedang berada ditimur
atau dibarat diutara ataupun diselatan kita senantiasa merasakan kehadiran
Alloh dihati kita. Itulah alat yang diberikan oleh Syeikh Mursyid supaya kita
dapat meng-upgrade nafsu kita dari nafsu amaroh ke nafsu lawamah ke nafsu
mulhimah lalu meningkat ke nafsu muthmainnah jika sudah mencapai nafsu
muthmainnah maka ada panggilan kasih sayang dari Maha Pencipta, Alloh Swt :
“Wahai Nafsu
Muthmainnah, jiwa-jiwa yang tenang kembalilah kamu dalam keadaan ridlo dan di
ridloi dan silahkan kamu masuk kedalam golongan hamba-hamba Ku kedalam Surga Ku”
(QS. Al Fajr : 27, 28, 29 dan 30)
Maka kita jangan pernah bosan-bosan
kapanpun dan dimana pun jika ada Majlis Manaqiban kita ikut hadir, baik itu ada
Pangersa Abah Aos ataupun tidak adanya, kita semua akan dibawa oleh Beliau,
karena menurut keterangan didalam manaqiban banyak sekali
keberkahan-keberkahan.
Dan Semestinya kita selaku sejatinya
seorang muslim untuk mencari berbagai keberkahan-keberkahan, mencari berbagai
pancaran cahaya Alloh, mencari ijabahnya doa, mencari dimana turunnya Rohmat,
yaitu dihadapan para wali dalam majlis-majlis mereka dan dari kumpulan-kumpulan
mereka baik dari para wali yang masih ada (wali yang masih dapat kita lihat
wajahnnya kita cium tangannya, kita dengar suaranya, kita lihat gerak
geriknya), maupun para wali yang sudah tidak ada.
Maka Pengersa Abah Aos menyediakan
waktunya (dengan istilah waktu ngantor) disetiap jum’at di Pesantren Sirnarasa,
baik yang dekat maupun yang jauh dan sekarang semakin minggu semakin banyak
yang datang karena kita semua memerlukan keberkahan-keberkahan, memerlukan
pancaran cahaya Alloh, memerlukan ter-ijabahnya doa, memerlukan cucuran Rohmat
yang bisa diraih dengan hadir Shubbah dengan Guru Agung kita semua “Syaikhuna
wa Mursyiduna fi hazdal zaman Asy Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al
Qodiri An Naqsyabandi Alkamil Mukamil Qs”, Semoga Beliau dipanjangkan usia
dunianya, disempurnakan kesehatannya, dan Alloh limpahkan Barokah serta Karomah
kepada Beliau sehingga terlimpah kepada kita sekalian selaku murid-murinya,
sehingga kita menjadi murid yang baik, kita tidak sekedar bisa membanggakan
Guru kita tetapi kita dapat dibanggakan oleh Guru kita karena kita mampu mengamalkan,
mengamankan, dan melestarikan apa yang telah Beliau gariskan.
KEMERDEKAAAN YANG HAKIKI
Maka pentingnya peranan Syeikh
Mursyid untuk memerdekakan diri dari penjajahan syetan dan belenggu hawa nafsu.
Yang membawa kita memperoleh kemenangan yang hakiki yaitu dapat berjumpa dengan
Alloh Subhanahu Wa ta’ala.
“Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Alloh maka dialah yang mendapatkan petunjuk dan
Barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka tidak akan mendapatkan seorang penolong(
Syeikh Mursyid) yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS. Al Kahfi : 17).
Alloh Swt, berfirman :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَاْتِيَكَ الْيَقِيْنُ
“Dan Sembahlah Tuhanmu sampai datang
kepadamu yang diyakini” (QS. Al Hijr : 99)
Yang dimaksud dengan “Al
Yakin”(yang diyakini) dalam ayat tersebut, adalah mati hingga berjumpa dengan
Alloh Swt. Perjuangan yang terus menerus dengan tiada henti hingga sampai
kemerdekaannya, kemenangan yang hakiki yaitu dapat berjumpa dengan Alloh Swt.
000
DepokBersemi165
Media Informasi & Da’wah
Ikhwan
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya
Membangun Peradaban Dunia
Media Informasi & Da’wah
Ikhwan
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya
Membangun Peradaban Dunia
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib Depok Bersemi
165
http://depokbersemi165.blogspot.com/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
http://depokbersemi165.blogspot.com/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/pages/DepokBersemi165/952350131454919
https://www.facebook.com/pages/DepokBersemi165/952350131454919
Profil Facebook :
https://www.facebook.com/depokbersemi165
https://www.facebook.com/depokbersemi165
Semangat
BalasHapusSemangat
BalasHapusSemangat
BalasHapusSemangat
BalasHapus