Langsung ke konten utama

Tiga Indikator Keberhasilah Setelah Romadlon



Tiga Indikator Keberhasilah Setelah Romadlon
Tabaruk Miftahus Shudur, malam menjelang Manaqiban di Pesantren Sirnarasa. Sabtu 25 Juli 2015/9 Syawwal 1436.H.
(liputan & ditulis oleh : surachmanrauf).




Disampaikan oleh : KH.Drs.Masqi, MM.

Syukur Alhamdulillah pada malam yang berbahagia ini kita patut bersyukur. Malam ini kita melaksanakan kegiatan tabaruk miftahus shudur (yang rutin diadakan malam sebelum manaqib di Sirnarasa). Kesemuanya ini kita lakukan dalam rangkan mencari ridlo Alloh Swt serta mencari Restu dan Ridlo Para Masyaikh Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya khususnya Restu dan Ridlo Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi Al Kamil Mukamil Qs.
Disertai juga rasa Syukur kita semua Setelah melaksanakn ibadah puasa Romadlon yang merupakan Anugrah dari Alloh Swt dan semoga kita semua yang hadir ditempat yang mulia ini dapat melaksanakan ibadah puasa Romadlon dengan sebaik-baik.
Dimulai hari inilah nilai-nilai puasa Romadlon menuntut kita untuk membuktikan sejauh mana ibadah puasa Romadlon kita diterima. Jika diibaratkan puasa romadlon itu sebagai diklat(balai pendidikan) yang menempa serta mendidik kita selama sebulan penuh. Dari hasil diklat di bulan Romadlon itu adalah sekarang inilah pembuktiannya (sebelas bulan setelah Romadlon).
Jika puasa Romadlon itu adalah ibarat sebuah bengkel besar maka puasa Romadlon itu disebutkan adalah bulan perbaikkan. Kita selama sebelas bulan yang lalu jika ibarat kendaraan itu sudah banyak mengalami kerusakan-kerusakan maka masuklah Service Besar, segalanya yang sudah tidak baik dan tidak berfungsi sesuai dengan segala fungsinya maka dengan Romadlon itu semua diperbaiki yang tidak berfungsi dikembalikan dengan segala fungsinya. Maka disebutkanlah Romadlon itu adalah bengkel besar yang mengambalikan manusia kembali kepada fitrahnya.
Setelah keluar dari bengkel diharapkan semua organ-organ bisa dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Ketika sebelumnya Telinga tidak  berfungsi sesuai dengan kehendak pembuat telinga, bukannya tidak mendengar tetapi yang didengarkan tidak sesuai dengan kehendak yang membuat telinga. Hanya mendengarkan yang menarik untuknya saja, yang seharusnya untuk mendangar dzikir dan ayat-ayat Al Qur’an malah lebih banyak mendengarkan yang tidak ada manfaatnya. Lewat puasa pendengaran kita kembali kepada fitrahnya teliga digunakan sesuai dangan keperluannya, sesuai dengan poros arah Sang Pencipta.
Dengan mensyukuri mempergunakan anggota sesusai dengan poros arah Sang Pencipta. Mata bukan karena tidak melihat tetapi tidak digunakan tidak selayaknya. Mata dipergunakan untuk memandang syahwat. Pikiran-pikiran kita dikotori yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah keluar dari diklat Romadlon kita kembali kepada asal fitrah kita.
Puasa adalah ibadah yang personal. Tidak ada yang mencampuri ibadah kita. Puasa itu hanya Alloh yang menilai langsung. Kalau ibadah yang lain, orang lain dapat menilai.
Puasa adalah untukku dan Aku(Alloh) yang menilai
Namun puasa bisa diterima atau tidak diterima itu ada indikatornya. Contohnya seorang petani meyirami tanamannya tetapi setelah berulang-ulang disiram tetapi malah layu menguning, dan ini bisa saja air yang disirami itu tidak sampai mengenai atau membasahi akar dari tanamannya. Begitu juga ibadah. Ibadah yang dilakukan setiap saat termasuk juga dzikir yang kita terima dari Guru Mursyid. Yang begitu besar manfaatnya tetapi setelah mangamalkan dzikir berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Tetapi dzikirnya tidak bisa membawa kepada perubahan kepada kita. Itu jangan menyalahkan dzikirnya. Mungkin saja pelaksanaanya belum sesuai dengan resep yang diberikan Guru Mursyid.
Maka dengan begitu marilah kita untuk mengoreksi perjalanan kita sendiri.
Hasibu anfusakum qobla an tuhasabu. “Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab.
Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia.”(Umar Bin Kaththab ra.)
Untuk itu kita harus banyak mengkoreksi diri. Ibadah Romadlon itu sekarang inilah untuk membuktikan. Perjuangan sebulan dengan diklat Romadlon untuk sebelas bulan yang akan datang. Jika didiklat Romadlon itu asal-asalan maka untuk menghadapai sebelas bulan yang akan datang tidak akan lulus. Apalagi untuk memerangi hawa nafsu dan godaan syetan dipastikan tidak akan lulus. Sedangkan yang bersungguh-sungguh saja untuk menghadapi hawa nafsu dan godaan syetan yang semakin meningkat maka perjuangan untuk sebelas bulan yang akan datang harus lebih bersungguh-sungguh untuk ditingkatkan.
Maka mari mengoreksi diri kita. Ada tiga indikator, yang dimiliki setelah Romadlon :
-  Harus memiliki sifat Shobar. Yang diambil dari berpuasa, menahan tidak makan dan minum dari fajar sampai terbenam matahari itu juga kesabaran. Sabar itu yang kan menjadi pedoman hidup kita. Jika bersabar, hidup akan subur, dosa akan lebur, karena Alloh  Yang Maha Ghofur. Sifat Sabar dijaman sekarang ini yang penuh dengan hiruk pikuk sangatlah diperlukan. Dari sektor manapun sabar itu sangat diperlukan. Pedagang, petani, dll. Kalau tidak sabar berapa banyak usaha-usaha yang gagal karena tidak sabar.
-  Harus memiliki kejujuran. Berpuasa itu mendidik kita untuk jujur. Ketika berpuasa kita jujur kepada diri sendiri untuk tidak makan atau minum walaupun tidak ada yang tahu atau melihat. Jujur juga sangat diperlukan. Banyak yang tidak jujur menjadi berantarakan.
-  Disiplin, pentingnya untuk disiplin dengan puasa mendidik untuk disiplin. Banyak yang tidak disiplin menjadi berantakan.
Ketiganya ini harus dimiliki oleh kita. Yang yang sempurna memiliki sifat ini adalah Guru Agung kita. Sabar mengayomi murid-muridnya tidak pernah mengeluh dan tidak membeda-bedakan. Dan seluruh ikhwan-ikhwan yang begitu banyaknya semuanya merasa terayomi. Merasakan terbagi kasih sayangnya. Bahkan setiap ikhwan merasa yang paling disayang di hadapannya. Semua merasa dekat dengan Gurunya. Dan juga semua wakil talqin merasa mendapat kasih sayang yang lebih. Inilah sosok orang yang sudah diridloi maka kita merasa gembira diatas bimbingannya. Guru kita orang yang Jujur dan juga sangat disiplin bahkan tidak ada yang mengalahkan kedisiplinannya. Apalagi selalu menjaga sebelum waktu Sholat sudah duduk diatas sajadah. Dan kita semua meminta restu dan ridlo dan dengan itulah kita akan bahagia dunia dan akhirat.
000
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib Depok Bersemi 165
http://depokbersemi165.blogspot.com/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/pages/DepokBersemi165/952350131454919

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang