KH. Muhammad Sholeh Mukhtar Hujjatul 'Arifin (Abah Sholeh) ra, ketika sedang menyampaikan Kuliah Shubuh di Masjid Baitus Sirri |
KULIAH SHUBUH di Masjid Baitus
Sirri, Menjelang manaqib di Pesantren Sirnarasa, 26 Juli 2015/10 Syawwal
1436.H.
Disampaikan : KH. Muhammad Sholeh
Mukhtar Hujjatul ‘Arifin (Abah Sholeh) Ra.
(hasil liputan & ditulis oleh : Surachmanrauf).
(hasil liputan & ditulis oleh : Surachmanrauf).
Pada kesempatan itu Abah Sholeh
menyampaikan :
Pagi ini kita semua hadir di Masjid
Baitus Sirri Pesantren Sirnarasa, dalam rangka memenuhi kewajiban kita
mengikuti pendidikan Mursyid yaitu menghadiri Manaqiban yang rutin dilaksanakan
setiap bulannya setiap tanggal 11, pada bulan-bulan hijriyyah.
Kita bersyukur sudah dipertemukan
dengan Syeikh Mursyid hingga kita dapat berdzikir dengan baik, hingga kita
merasakan ketenangan dan kesenangan, dengan istilahnya ‘Disini senang,
disana senang, dimana-mana hatinya senang’.
SHOUM DI BULAN SYAWWAL.
Romadlon telah berlalu, dan sekarang
ini kita berada di bulan Syawwal. Pada bulan Syawwal ini Pengersa Abah Aos
menganjurkan kita untuk Shoum di bulan Syawwal. Inilah Syukurnya lagi kita sudah dipertemukan dengan Syeikh
Mursyid.
Abah Sholeh pernah bertanya tentang
Shoumnya(di bulan Syawwal) Abah Anom, kepada putranya KH. Dudun Nur syaidudin,
sekitar Tahun- 98, Abah Sholeh
menanyakan : “Bagaimana Shoum Syawwalnya Abah Anom ? dijawab ketika
itu : “Jika pada manaqib di
Suryalaya(tanggal 11 Syawwal), Abah Anom sudah selesai melaksanakan Shoum
Syawwalnya”. Maka dengan begitu Abah Sholeh menyampaikan : “Kita ikut yang demikian”.
Begitu juga Abah Aos juga
menganjurkan kepada kita semua untuk melaksanakan Shoum di bulan Syawwal. Karena Jelas hadist Rosulnya :
Sabda Nabi Shollallohu’alaihi wa
sallam :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ
شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
((رواه مسلم
((رواه مسلم
"Barangsiapa
yang Shoum
bulan Romadlon, kemudian diiringi(menyambung) dengan enam hari Shoum di bulan Syawwal, maka seperti puasa setahun." (HR. Muslim,)
Demikian Shoum dibulan Syawwal
6(enam) hari, Seolah-olah dia Shoum satu tahun.
SHOUM SYARIAT, THORIQOH &
HAKIKAT.
Ketika pada Bulan Romadlon kita
lebih banyak terkait untuk hubungan Habluminalloh apalagi khususnya
dengan ibadah shoum.
Shoum yang sudah dibimbingkan kepada kita itu dengan makna yang penuh. Karena Shoum itu terdiri Shoum Awam, Shoum Khusus dan Shoum khusus bil khusus. Bahkan Syekh Abdul Qodir Qs menyebutnya tentang Shoum itu dengan Shoum Syariat, Shoum Thoriqot dan Shoum Hakikat. Dan kita semua sudah dibimbing semuanya (sudah di bimbingkan ketiga-tiganya).
Shoum yang sudah dibimbingkan kepada kita itu dengan makna yang penuh. Karena Shoum itu terdiri Shoum Awam, Shoum Khusus dan Shoum khusus bil khusus. Bahkan Syekh Abdul Qodir Qs menyebutnya tentang Shoum itu dengan Shoum Syariat, Shoum Thoriqot dan Shoum Hakikat. Dan kita semua sudah dibimbing semuanya (sudah di bimbingkan ketiga-tiganya).
-Shoum umum atau disebut juga
Shoum Syariat.
dari dahulu kita sudah mengetahuinya, bahkan mulai dari usia anak-anakpun sudah banyak yang mempelajarinya yaitu rukun syarat syahnya Shoum. Ini sudah banyak diketahui secara umum, Shoum Syariat yaitu dengan menahan makan, minum dan berhubungan dengan istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
dari dahulu kita sudah mengetahuinya, bahkan mulai dari usia anak-anakpun sudah banyak yang mempelajarinya yaitu rukun syarat syahnya Shoum. Ini sudah banyak diketahui secara umum, Shoum Syariat yaitu dengan menahan makan, minum dan berhubungan dengan istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
-Shoum khusus atau yang
disebutkan Shoum Thoriqot.
dan yang hal inipun kita sudah dibimbingkan, yaitu dengan menjaga anggota badan dari perbuatan tercela dan maksiat.
dan yang hal inipun kita sudah dibimbingkan, yaitu dengan menjaga anggota badan dari perbuatan tercela dan maksiat.
-Dan Shoum Khusus bil Khusus
atau Shoum Hakikat, inilah kita juga sudah dibimbingkan dengan terus
diarahkan dzikir, Agar hati kita selalu berdzikir kepada Alloh Swt.
Ketiga-tiganya Itu semua jika tidak
dipertemukan dengan Syeikh Mursyid kita tidak akan dapat mengenal amalan itu.
MANUSIA BISA MENJADI MALAIKAT
Imam Ibrohim Addasuqi Ra,
menjelaskan : “Manusia itu mempunyai beberapa dimensi, yaitu manusia bisa
seperti malaikat, manusia juga bisa menjadi binatang, manusia bisa menjadi
syetan, bahkan manusia bisa menjadi seperti batu”.
Itulah manusia yang selalu dapat
berubah-ubah. Yang selalu dapat dengan mudah berubah-rubah itu seperti
Bunglon(warodlun). Bonglon dengan mudah dapat merubah warna kulitnya dengan
mengikuti keadaan warna lingkungannya. Manusia juga ada yang selalu mengikuti
warna lingkungannya. Maka dengan begitu manusia dapat diukur dengan siapa dia bergaul serta kepada
siapa dia berteman, serta juga kepada siapa dia berguru. Dengan begitu manusia
ada yang bisa menjadi malaikat, ada yang menjadi binatang, ada yang menjadi
syetan bahkan ada yang menjadi batu.
Maka dengan kita dibimbingkan Shoum
dengan tiga dimensi itu (Syariat, Thoriqoh dan Hakikat), maka manusia
tersebut bisa menjadi malaikat.
Secara Syariat juga seperti malaikat karena malaikat itu tidak makan, minum dan kawin. Itu adalah sifat malaikat (tidak makan, tidak minum dan tidak kawin). Tetapi kalau manusia hanya dari terbit fajar hingga terbenam matahari dan kalau malaikat selama-lamanya.
Secara Syariat juga seperti malaikat karena malaikat itu tidak makan, minum dan kawin. Itu adalah sifat malaikat (tidak makan, tidak minum dan tidak kawin). Tetapi kalau manusia hanya dari terbit fajar hingga terbenam matahari dan kalau malaikat selama-lamanya.
Dengan secara Thoriqoh, yaitu
meninggalkan sifat-sifat yang tercela dan segala dosa karena malaikat tidak melakukan sifat yang tercela. Seperti
yang yang dijelaskan didalam Al Qur’an surat Al Anbiyya ayat 27 :
“Malaikat
tidak pernah maksiat kepada Alloh, dan apa yang diperintahkan kepadanya selalu
dilakukan”
Maka ketika kita berdzikir
maka ketika itu kita akan malu untuk maksiat kepada Alloh Swt dan itulah
karekter malaikat yang tidak bermaksiat kepada Alloh Swt. Hanya kalau malaikat
itu selama-lamanya tidak maksiat tetapi kalau manusia sesekali lupa dan maksiat
lalu kemudian kembali bertaubat.
Secara Shoum Hakikat, manusia
bisa seperti malaikat, karena malaikat selalu berdzikir kepada
Alloh. Yang hatinya selalu berdzikir, dijelaskan didalam Al Qur’an surat Al
Anbiyya ayat 20 :
يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ
وَالنَّهَارَ لَايَفْتُرُوْنَ
“Malaikat selau bertasbih siang dan malam tidak pernah
terputus.”
Itu lah malaikat yang tidak
henti-hentinya berdzikir kepada Alloh Swt. Tetapi kalau manusia sesekali
terputus dzikirnya.
DZIKIR YANG SUDAH TERTANAM
Walaupun demikian Abah Aos
mengatakan : “Sudah ada didalamnya(dzikirnya), karena sudah ditanam/sudah diisi”.
Maksudnya, dzikir yang sudah ditanamkan oleh Syeikh Mursyid didalam qolbu itu
tidak akan pernah hilang.
Ketika dahulu Abah Sholeh pernah
mengadu kepada Abah Anom, : “Bah...dzikir
saya masih loncat-loncat”. Abah Anom
malah mengatakan : “masih bagus sudah bisa loncat”.
Inilah kita syukuri, dahulu sebelum
bertemu dengan Syeikh Mursyid kita tidak mengenal dzikir. Maka dengan bertemu
dengan Syeikh Mursyid kita di bimbingkan dzikir kepada Alloh Swt. Walaupun
masih dalam proses belajar, terkadang terputus-putus, dan memang kita masih
lemah karena batu didalam hati masih menjulang bahkan sampai setinggi
gunung, tetapi yang penting kita terus
berusaha untuk selalu dekat dengan Alloh Swt.
CITA-CITA RIJALOLLOH
Abah Sholeh pernah mendengar ucapan
Abah Aos, yang Abah Aos mendengar ucapan
ini dari Abah Anom, yang cuma sekali-kali Abah Aos dengar dari lisan Abah Anom :
“Cita-cita Rijalulloh adalah
mencabut gunung”.
gunung yang dimaksud yaitu hati manusia yang seperti batu.
gunung yang dimaksud yaitu hati manusia yang seperti batu.
Maka dengan belajar dzikir hati kita
yang masih seperti batu dicabut hingga menjadi lunak. Iniah cita-cita para Rijalulloh.
Rijalulloh yang dimaksud adalah Para Waliyulloh dan khususnya
adalah Syeikh Mursyid. Firman Alloh Swt, didalam Al Qur’an surat An Nur ayat 37 :
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا
بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللهِ
“Rijalulloh
yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
Dzikrulloh (mengingat Alloh)....
Rijalulloh adalah
yang tidak pernah lalai dari Dzikir kepada Alloh.
BERSAMA ORANG YANG DEKAT KEPADA ALLOH
Inilah sosok Syeikh Mursyid selalu
menjadi malaikat. Kalau kita sebagai muridnya sedang belajar menjadi malaikat.
Seperti ayam jantan kan....., tidak
selalu berkokok selamanya tetapi memang sudah punya didalamnya. Maka dengan
demikian kita juga sesekali berketuk dzikirnya tetapi memang tidak selalu
berketuk terkadang lupa. Tetapi karena itu sudah ditanam maka ketika lupa mudah
untuk dapat ingat lagi. Maka dari itu untuk selalu terjaga dzikirnya maka
dekatlah dengan orang yang selalu dekat.
كُنْ مَعَ اللهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ مَعَ
اللهِ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَاِنَّهُ يُوْصِلُكَ اِلىَ اِلَيْهِ
“Hendaklah kamu bersama Alloh,
jika tidak bisa bersama Alloh maka bergabunglah bersama orang yang dekat kepada
Alloh maka akan disampaikan kamu untuk selalu bersama Alloh”.
Kita Syukur Alhamdulillah
sudah dapatkannya, maka peganglah kuat-kuat, jangan sampai terlepas.
PEGANG KUAT-KUAT JANGAN SAMPAI TERLEPAS
Karena didalam miftahus shudur,
dijelaskan :
“Tidak dicabut dzikir ini kecuali
terhadap orang yang dikehendaki menjadi orang yang dimurkai dan dibenci oleh
Alloh”.
Janganlah kita termasuk orang yang
dicabut dzikirnya. Yang dahulu pernah punya(dzikirnya) hingga akhirnya
berhenti( tidak mau berdzikir lagi). Yang dahulunya rajin dzikir jahar dzikir
khofinya, rajin khotaman, rajin sholat-sholat sunnahnya serta rajin
manaqibannya tetapi sekarang sudah tidak mau lagi melakukan. Na’udzu billah.
Maka niatkan sampai akhir hayat
untuk bersama orang yang bersama dengan Alloh Swt. Dan ini adalah pesan Abah
Anom.
Tidak saja orang yang sudah memiliki(dzikir) lalu menjadi dicabut, orang yang tidak pernah dzikir dari dahulu hingga sekarang itu juga sama saja dengan dicabut.
Tidak saja orang yang sudah memiliki(dzikir) lalu menjadi dicabut, orang yang tidak pernah dzikir dari dahulu hingga sekarang itu juga sama saja dengan dicabut.
Juga kita melihat, setelah kita ikut
Abah Aos dan sebagaimana orang yang tidak mau ikut kepada Abah Aos, mereka juga
orang yang termasuk orang yang dicabut(dzikirnya), karena tidak melanjutkan
silsilah kemursyidan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya.
Seperti juga permisalan seseorang
yang mau pulang kampung (mudik) tetapi ketika ditengah perjalanan,
masinis/supirnya berhalangan dan segera harus digantikan dengan masinis/supir
yang baru, lalu tidak mau melanjutkan perjalanan karena masinis/supirnya sudah
digantikan dengan yang baru. Maka kesimpulannya perjalanan itu tidak akan
pernah sampai kepada tujuan.
PERJALANAN RUHANI YANG DIBIMBINGKAN DENGAN SYEIKH MURSYID
YANG HIDUP YANG MENYAMPAIKAN KEPADA TUJUAN.
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah
PP Suryalaya adalah perjalanan. Dan ini bukan perjalanan kaki tetapi perjalanan
ruhani. Kalau ruhnya tidak dibimbingkan oleh Syeikh mursyid yang hidup maka
tidak akan bisa mencapai kepada tujuan.
Didalam hadits menjelaskan :
إِذَا مَاتَ إِبْنُ أٰدَامَ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ
ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ
وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
: Amal Anak Adam semuanya terputus
kecuali tiga : shodaqoh jariyyah, ilmu yang
bermanfaat, anak sholeh yang mendoakan Ibnu Adam.
Abah Anom juga termasuk IBNU ADAM, yang ketiga ini yang
tidak putus, kalau amalan yang lain terputus, itulah arti IBNU ADAM dan kita semua adalah pelanjut pewaris
estafet.
Ketika ada pertemuan mantan wakil
talqin Abah Anom, Abah Sholeh berdiskusi dengan salah seorang wakil talqin Abah
Anom yang berasal dari Jakarta yang juga menjadi temannya, dia bertanya kepada
Abah Sholeh : “Apakah Kiayi sudah yakin kalau pelanjut Abah Anom itu Ajengan
Gaos ? (karena dia memanggil Abah Aos dengan sebutan demikian) Lalu dijawab
oleh Abah Sholeh : “Saya sudah yakin”, dibalas dengan jawaban : “Kalau
kiayi sudah yakin itu tidak dirubah oleh siapapun” Abah Sholeh menegaskan :
“Iya keyakinan saya ini tidak bisa dirubah oleh siapapaun, karena saya
membutuhkan pembimbing ruhani”, lalu dia mengatakan : “Memang tidak ada
yang paling layak sebagai pelanjut Abah Anom, kecuali Ajengan Gaos, hanya saja belum
waktunya”. Dan percakapan ini pun disaksikan oleh mantan wakil talqin Abah Anom dari Sukabumi.
ketika saat itu Abah Sholeh tidak sempat menjawab lagi karena dia terus berbicara, dan Abah Sholeh hanya dapat mengucap didalam hati saja : “Memang sampai kapan itu waktunya ?”.(hingga kapan kita menungu sampai waktunya yang dimaksud ?)
ketika saat itu Abah Sholeh tidak sempat menjawab lagi karena dia terus berbicara, dan Abah Sholeh hanya dapat mengucap didalam hati saja : “Memang sampai kapan itu waktunya ?”.(hingga kapan kita menungu sampai waktunya yang dimaksud ?)
Abah Anom melanjutkan Abah Sepuh
memang juga kapan waktunya ?, apakah ada menunggu sampai tiga Tahun ? Apa ada
menunggu sampai satu Tahun ?, padahal tidak ada jeda antara Syeikh Mursyid dan
Syeikh Mursyid berikutnya. Ketika Abah Sepuh dipanggil oleh Alloh maka Abah
Anom langsung melanjutkan perjalanan Kemursyidan. Begitu juga pelanjut Abah
Anom tidak ada jeda apalagi menunggu.
Tetapi khusunya kita yang lambat
dengan istilah ‘Telmi’ (telat mikir), atau ‘Lalo’(lama laoding).
Karena Abah Anom dipanggil oleh Alloh pada bulan Syawwal(1432.H), kita
khususnya meyakininya sudah pada bulan Romadlonnya, hampir setahun berikutnya.
Ketika Abah Aos ceramah Manaqib pada
bulan Sya’ban 1433H(bertepatan Tahun2012), di Suryalaya. Abah Aos bercerita
ketika Abah Aos pertama kali ditalqinkan dzikir oleh Abah Anom, sekitar Tahun-
68, disambut oleh Abah Anom dengan suasana yang hangat, ketika beliau mau
pamit, Abah Aos ditepuk punggungnya oleh Abah Anom dengan dibacakan ayat...
Surat Al Baqoroh Ayat 247 :
إِنَّ اللهَ اصْطَفٰــــهُ عَلَيْكـــُمْ وَزَادَهُ بَسْطَــــةً
فِى الْعِلْمِ وَ الْجِسْـــمِ ،
Maka ketika mendengar ceramah Abah Aos tentang hal itu, “Inilah Abah Anom sudah menanamkan, Abah Anom sudah mempersiapkan pelanjutnya sejak dini”.
Ayat itu adalah ayat kepeminpinan.
Maka ketika pada bulan Romadlon, sebulan setelah Abah Aos menyampaikan ceramahnya
di Suryalaya. Maka dengan kesimpulan bahwa
Abah Aos adalah sebagai pelanjut dari Abah Anom.
Surat Al Baqoroh
Ayat 247 :
“Sesungguhnya Alloh
telah memilih dia(panglima Thulot) kepada kamu(untuk kamu)”,
Didalam tafsir inilah ciri dari kepemimpinan. Panglima Tholut yang dimaksud untuk sekarang itu adalah
Beliau(Abah Aos). Makna “untuk kamu” dalam ayat tersebut kalau dahulu makna “untuk kamu” itu adalah para pasukan Tholut tetapi untuk sekarang ini makna “untuk kamu” yaitu untuk para ikhwan
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya, yaitu untuk kita semua
yang ada sekarang
ini.
Yang dijadikan pilihan
yaitu yang pertama adalah “Basthotan fil ‘ilmi” yaitu diberi kelebihan ilmu yang sangat luas.
Pilihan yang kedua adalah
“wal Jismi” yaitu dengan fisik yang kuat dengan kesempurnaan kesehatannya. Setelah Abah Anom membacakan ayat tersebut fisik Abah Aos semakin hari
semakin sehat bahkan sampai sekarang. Kuat dan Sehatnya fisik
Abah Aos. Ini juga sudah kita buktikan yang
sebagai murid-muridnya, begitu kuat dan sehatnya fisik Abah Aos sampai sekarang
ini.
Ini adalah salah satu
dari ciri-ciri seorang pemimpin yaitu kuat fisiknya.
Sedangkan sebagaimana
yang diterangkan didalam Kitab Tafsir Imam Mahrowi, seperti juga yang sudah
dijelaskan oleh Abah Sholeh pada khitmat-khitmat ilmiah sebelumnya, tentang
tafsir dari Surat Al Baqoroh Ayat 247, menjelaskan ciri-ciri dari pemimpin,
yaitu ada empat ciri seorang pemimpin :
1.Mempunyai kesiapan secara
fitrah,
Abah Aos sudah memiliki
ciri-diri tersebut yaitu mempunyai kesiapan secara fitrah.
Inilah ke-Siap-an secara fitrah Abah Aos
selalu siap didalam keadaan. Abah Aos sempurna Ilmu, Amal dan Akhlaknya. Abah Aos selalu siap maka kita selaku muridnya harus juga selalu siap
dibimbingkan oleh Beliau(Abah Aos).
2.Mempunyai keluasan
ilmu baik syariat dan hakikat,
Inilah Abah Aos memang ahli
dalam bidang Ilmu.
3.Mempunyai fisik yang
kuat(kesempurnaan kesehatannya),
Beliaulah Abah Aos yang memiliki
ketanahan fisik yang kuat serta sehat dan
kitapun dengan dibimbingkan oleh Beliau dengan bimbingan dzikir kita menjadi
semakin sehat.
4.Alloh yang menjadikan
kerajaannya dan kepemimpinannya,
Dan pengertian ini bukan
hanya untuk panglima Tholut saja tetapi juga untuk Abah Aos. Juga menjadi panglima dari Abah Anom. Untuk
sekarang ini Beliaulah Abah Aos yang menjadi pemimpin kita semua (Ikhwan Thoriqoh
Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya). Inilah
kepimimpinan Beliau (Abah Aos) yang semakin jelas.
Alhamdulillah kita semua sudah
dimudahkan oleh Beliau(Abah Aos), karena semua bimbingannya sudah
dimudahkan.
Maka setelah Abah Aos
menyampaikan ayat ini(Surat Al Baqoroh Ayat 247) dan kita semua meyakini Abah
Anom telah melantik muridnya untuk menjadi pelanjutnya ketika sejak Abah Aos
pertama kali datang kepada Abah Anom yaitu tahun 1968.
Maka Untuk itu Kita pegang erat-erat.
Didalam
Kitab Miftahus Shudur, dijelaskan :
قال الشيخ عبد القادر الجيلانى قدس
الله سره : فَالْوَاجِبُ عَلَى الْإِنْسَانِ طَلَبُ حَيَاةِ الْقَلْبِ
الْأُخْرَوِيِّ مِنْ أَهْلِ التَّلْقِيْنِ فِى الدُّنْيَا قَبْلَ فَوْتِ الْوَقْتِ
Syeikh Abdul Qodir
Jailani Qs bersabda : “Wajib bagi manusia yang hidup untuk mencari Ahli Talqin yang hidup didunia
sebelum akhir waktu”.
000
DepokBersemi165
Media Informasi & Da’wah
Ikhwan
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya
Membangun Peradaban Dunia
Media Informasi & Da’wah
Ikhwan
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya
Membangun Peradaban Dunia
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib Depok Bersemi
165
http://depokbersemi165.blogspot.com/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
http://depokbersemi165.blogspot.com/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/pages/DepokBersemi165/952350131454919
https://www.facebook.com/pages/DepokBersemi165/952350131454919
Profil Facebook :
https://www.facebook.com/depokbersemi165
https://www.facebook.com/depokbersemi165
Komentar
Posting Komentar