Langsung ke konten utama

KULIAH SHUBUH di Masjid Baitus Sirri



KH. Muhammad Sholeh Mukhtar Hujjatul 'Arifin (Abah Sholeh) ra, ketika sedang menyampaikan Kuliah Shubuh di Masjid Baitus Sirri

KULIAH SHUBUH di Masjid Baitus Sirri, Menjelang manaqib di Pesantren Sirnarasa, 26 Juli 2015/10 Syawwal 1436.H.
Disampaikan : KH. Muhammad Sholeh Mukhtar Hujjatul ‘Arifin (Abah Sholeh) Ra.
(hasil liputan & ditulis oleh : Surachmanrauf).

Pada kesempatan itu Abah Sholeh menyampaikan :
Pagi ini kita semua hadir di Masjid Baitus Sirri Pesantren Sirnarasa, dalam rangka memenuhi kewajiban kita mengikuti pendidikan Mursyid yaitu menghadiri Manaqiban yang rutin dilaksanakan setiap bulannya setiap tanggal 11, pada bulan-bulan hijriyyah.
Kita bersyukur sudah dipertemukan dengan Syeikh Mursyid hingga kita dapat berdzikir dengan baik, hingga kita merasakan ketenangan dan kesenangan, dengan istilahnya ‘Disini senang, disana senang, dimana-mana hatinya senang’.

SHOUM DI BULAN SYAWWAL.
Romadlon telah berlalu, dan sekarang ini kita berada di bulan Syawwal. Pada bulan Syawwal ini Pengersa Abah Aos menganjurkan kita untuk Shoum di bulan Syawwal. Inilah Syukurnya lagi  kita sudah dipertemukan dengan Syeikh Mursyid.
Abah Sholeh pernah bertanya tentang Shoumnya(di bulan Syawwal) Abah Anom, kepada putranya KH. Dudun Nur syaidudin, sekitar  Tahun- 98, Abah Sholeh menanyakan : “Bagaimana Shoum Syawwalnya Abah Anom ? dijawab ketika itu  : “Jika pada manaqib di Suryalaya(tanggal 11 Syawwal), Abah Anom sudah selesai melaksanakan Shoum Syawwalnya”. Maka dengan begitu Abah Sholeh menyampaikan  : “Kita ikut yang demikian”.
Begitu juga Abah Aos juga menganjurkan kepada kita semua untuk melaksanakan Shoum di bulan Syawwal.  Karena Jelas hadist Rosulnya :
Sabda Nabi Shollallohu’alaihi wa sallam :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
((رواه مسلم
"Barangsiapa yang Shoum bulan Romadlon, kemudian diiringi(menyambung) dengan enam hari Shoum di bulan Syawwal, maka seperti puasa setahun." (HR. Muslim,)
Demikian Shoum dibulan Syawwal 6(enam) hari, Seolah-olah dia Shoum satu tahun.

SHOUM SYARIAT, THORIQOH & HAKIKAT.
Ketika pada Bulan Romadlon kita lebih banyak terkait untuk hubungan Habluminalloh apalagi khususnya dengan ibadah shoum.
Shoum yang sudah dibimbingkan kepada kita itu dengan makna yang penuh. Karena Shoum itu terdiri Shoum Awam, Shoum Khusus dan Shoum khusus bil khusus. Bahkan Syekh Abdul Qodir Qs menyebutnya tentang Shoum itu dengan Shoum Syariat, Shoum Thoriqot dan Shoum Hakikat. Dan kita semua sudah dibimbing semuanya (sudah di bimbingkan ketiga-tiganya).
-Shoum umum atau disebut juga Shoum Syariat.
dari dahulu kita sudah mengetahuinya, bahkan mulai dari usia anak-anakpun sudah banyak yang mempelajarinya yaitu rukun syarat syahnya Shoum. Ini sudah banyak diketahui secara umum, Shoum Syariat yaitu dengan menahan makan, minum dan berhubungan dengan istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari. 
-Shoum khusus atau yang disebutkan Shoum Thoriqot.
dan yang hal inipun kita sudah dibimbingkan, yaitu dengan menjaga anggota badan dari perbuatan tercela dan maksiat.
-Dan Shoum Khusus bil Khusus atau Shoum Hakikat, inilah kita juga sudah dibimbingkan dengan terus diarahkan dzikir, Agar hati kita selalu berdzikir kepada Alloh Swt.
Ketiga-tiganya Itu semua jika tidak dipertemukan dengan Syeikh Mursyid kita tidak akan dapat mengenal amalan itu.

MANUSIA BISA MENJADI MALAIKAT
Imam Ibrohim Addasuqi Ra, menjelaskan : “Manusia itu mempunyai beberapa dimensi, yaitu manusia bisa seperti malaikat, manusia juga bisa menjadi binatang, manusia bisa menjadi syetan, bahkan manusia bisa menjadi seperti batu”.
Itulah manusia yang selalu dapat berubah-ubah. Yang  selalu dapat  dengan mudah berubah-rubah itu seperti Bunglon(warodlun). Bonglon dengan mudah dapat merubah warna kulitnya dengan mengikuti keadaan warna lingkungannya. Manusia juga ada yang selalu mengikuti warna lingkungannya. Maka dengan begitu manusia dapat  diukur dengan siapa dia bergaul serta kepada siapa dia berteman, serta juga kepada siapa dia berguru. Dengan begitu manusia ada yang bisa menjadi malaikat, ada yang menjadi binatang, ada yang menjadi syetan bahkan ada yang menjadi batu.
Maka dengan kita dibimbingkan Shoum dengan tiga dimensi itu (Syariat, Thoriqoh dan Hakikat), maka manusia tersebut bisa menjadi malaikat.
Secara Syariat juga seperti malaikat karena malaikat itu tidak makan, minum dan kawin. Itu adalah sifat malaikat (tidak makan, tidak minum dan tidak kawin). Tetapi kalau manusia hanya dari terbit fajar hingga terbenam matahari dan kalau malaikat selama-lamanya.
Dengan secara Thoriqoh, yaitu meninggalkan sifat-sifat yang tercela dan segala dosa karena malaikat  tidak melakukan sifat yang tercela. Seperti yang yang dijelaskan didalam Al Qur’an surat Al Anbiyya ayat  27 :
Malaikat tidak pernah maksiat kepada Alloh, dan apa yang diperintahkan kepadanya selalu dilakukan
Maka ketika kita berdzikir maka ketika itu kita akan malu untuk maksiat kepada Alloh Swt dan itulah karekter malaikat yang tidak bermaksiat kepada Alloh Swt. Hanya kalau malaikat itu selama-lamanya tidak maksiat tetapi kalau manusia sesekali lupa dan maksiat lalu kemudian kembali bertaubat.
Secara Shoum Hakikat, manusia bisa seperti malaikat, karena malaikat selalu berdzikir kepada Alloh. Yang hatinya selalu berdzikir, dijelaskan didalam Al Qur’an surat Al Anbiyya ayat 20 :
يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَايَفْتُرُوْنَ
Malaikat selau bertasbih siang dan malam tidak pernah terputus.
Itu lah malaikat yang tidak henti-hentinya berdzikir kepada Alloh Swt. Tetapi kalau manusia sesekali terputus dzikirnya.

DZIKIR YANG SUDAH TERTANAM
Walaupun demikian Abah Aos mengatakan : “Sudah ada didalamnya(dzikirnya),  karena sudah ditanam/sudah diisi”. Maksudnya, dzikir yang sudah ditanamkan oleh Syeikh Mursyid didalam qolbu itu tidak akan pernah hilang.
Ketika dahulu Abah Sholeh pernah mengadu kepada Abah Anom,  : “Bah...dzikir saya masih loncat-loncat”.  Abah Anom malah mengatakan : “masih bagus sudah bisa loncat”.
Inilah kita syukuri, dahulu sebelum bertemu dengan Syeikh Mursyid kita tidak mengenal dzikir. Maka dengan bertemu dengan Syeikh Mursyid kita di bimbingkan dzikir kepada Alloh Swt. Walaupun masih dalam proses belajar, terkadang terputus-putus, dan memang kita masih lemah karena batu didalam hati masih menjulang bahkan sampai setinggi gunung,  tetapi yang penting kita terus berusaha untuk selalu dekat dengan Alloh Swt.

CITA-CITA RIJALOLLOH
Abah Sholeh pernah mendengar ucapan Abah Aos, yang  Abah Aos mendengar ucapan ini dari Abah Anom, yang cuma sekali-kali Abah Aos dengar  dari lisan Abah Anom :
Cita-cita Rijalulloh adalah mencabut gunung”.
gunung yang dimaksud yaitu hati manusia yang seperti batu.
Maka dengan belajar dzikir hati kita yang masih seperti batu dicabut hingga menjadi lunak. Iniah cita-cita para Rijalulloh. Rijalulloh yang dimaksud adalah Para Waliyulloh dan khususnya adalah Syeikh Mursyid. Firman Alloh Swt, didalam Al Qur’an surat An Nur  ayat 37 :
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللهِ
“Rijalulloh yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari Dzikrulloh (mengingat Alloh)....
Rijalulloh adalah yang tidak pernah lalai dari Dzikir kepada Alloh.

BERSAMA ORANG YANG DEKAT KEPADA ALLOH
Inilah sosok Syeikh Mursyid selalu menjadi malaikat. Kalau kita sebagai muridnya sedang belajar menjadi malaikat. Seperti ayam jantan kan.....,  tidak selalu berkokok selamanya tetapi memang sudah punya didalamnya. Maka dengan demikian kita juga sesekali berketuk dzikirnya tetapi memang tidak selalu berketuk terkadang lupa. Tetapi karena itu sudah ditanam maka ketika lupa mudah untuk dapat ingat lagi. Maka dari itu untuk selalu terjaga dzikirnya maka dekatlah dengan orang yang selalu dekat.
كُنْ مَعَ اللهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ مَعَ اللهِ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَاِنَّهُ يُوْصِلُكَ اِلىَ اِلَيْهِ
Hendaklah kamu bersama Alloh, jika tidak bisa bersama Alloh maka bergabunglah bersama orang yang dekat kepada Alloh maka akan disampaikan kamu untuk selalu bersama Alloh”.
Kita Syukur Alhamdulillah sudah dapatkannya, maka peganglah kuat-kuat, jangan sampai terlepas.

PEGANG KUAT-KUAT JANGAN SAMPAI TERLEPAS
Karena didalam miftahus shudur, dijelaskan :
Tidak dicabut dzikir ini kecuali terhadap orang yang dikehendaki menjadi orang yang dimurkai dan dibenci oleh Alloh”.
Janganlah kita termasuk orang yang dicabut dzikirnya. Yang dahulu pernah punya(dzikirnya) hingga akhirnya berhenti( tidak mau berdzikir lagi). Yang dahulunya rajin dzikir jahar dzikir khofinya, rajin khotaman, rajin sholat-sholat sunnahnya serta rajin manaqibannya tetapi sekarang sudah tidak mau lagi melakukan. Na’udzu billah.
Maka niatkan sampai akhir hayat untuk bersama orang yang bersama dengan Alloh Swt. Dan ini adalah pesan Abah Anom.
Tidak saja orang yang sudah memiliki(dzikir) lalu menjadi dicabut, orang yang tidak pernah dzikir dari dahulu hingga sekarang itu juga sama saja dengan dicabut.
Juga kita melihat, setelah kita ikut Abah Aos dan sebagaimana orang yang tidak mau ikut kepada Abah Aos, mereka juga orang yang termasuk orang yang dicabut(dzikirnya), karena tidak melanjutkan silsilah kemursyidan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya.
Seperti juga permisalan seseorang yang mau pulang kampung (mudik) tetapi ketika ditengah perjalanan, masinis/supirnya berhalangan dan segera harus digantikan dengan masinis/supir yang baru, lalu tidak mau melanjutkan perjalanan karena masinis/supirnya sudah digantikan dengan yang baru. Maka kesimpulannya perjalanan itu tidak akan pernah sampai kepada tujuan.

PERJALANAN RUHANI YANG DIBIMBINGKAN DENGAN SYEIKH MURSYID YANG HIDUP YANG MENYAMPAIKAN KEPADA TUJUAN.
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya adalah perjalanan. Dan ini bukan perjalanan kaki tetapi perjalanan ruhani. Kalau ruhnya tidak dibimbingkan oleh Syeikh mursyid yang hidup maka tidak akan bisa mencapai kepada tujuan.
Didalam hadits menjelaskan :
إِذَا مَاتَ  إِبْنُ أٰدَامَ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
: Amal Anak Adam semuanya terputus kecuali tiga :  shodaqoh jariyyah, ilmu yang bermanfaat, anak sholeh yang mendoakan Ibnu Adam.
Abah Anom juga termasuk IBNU ADAM, yang ketiga ini yang tidak putus, kalau amalan yang lain terputus, itulah arti IBNU ADAM  dan kita semua adalah pelanjut pewaris estafet.
Ketika ada pertemuan mantan wakil talqin Abah Anom, Abah Sholeh berdiskusi dengan salah seorang wakil talqin Abah Anom yang berasal dari Jakarta yang juga menjadi temannya, dia bertanya kepada Abah Sholeh : “Apakah Kiayi sudah yakin kalau pelanjut Abah Anom itu Ajengan Gaos ? (karena dia memanggil Abah Aos dengan sebutan demikian) Lalu dijawab oleh Abah Sholeh : “Saya sudah yakin”, dibalas dengan jawaban : “Kalau kiayi sudah yakin itu tidak dirubah oleh siapapun” Abah Sholeh menegaskan : “Iya keyakinan saya ini tidak bisa dirubah oleh siapapaun, karena saya membutuhkan pembimbing ruhani”, lalu dia mengatakan : “Memang tidak ada yang paling layak sebagai pelanjut Abah Anom, kecuali Ajengan Gaos, hanya saja belum waktunya”. Dan percakapan ini pun disaksikan oleh mantan wakil talqin  Abah Anom dari Sukabumi.
ketika saat itu Abah Sholeh tidak sempat menjawab lagi karena dia terus berbicara, dan Abah Sholeh hanya dapat mengucap didalam hati saja : “Memang sampai kapan itu waktunya ?”.(hingga kapan kita menungu sampai waktunya yang dimaksud ?)
Abah Anom melanjutkan Abah Sepuh memang juga kapan waktunya ?, apakah ada menunggu sampai tiga Tahun ? Apa ada menunggu sampai satu Tahun ?, padahal tidak ada jeda antara Syeikh Mursyid dan Syeikh Mursyid berikutnya. Ketika Abah Sepuh dipanggil oleh Alloh maka Abah Anom langsung melanjutkan perjalanan Kemursyidan. Begitu juga pelanjut Abah Anom tidak ada jeda apalagi menunggu.
Tetapi khusunya kita yang lambat dengan istilah ‘Telmi’ (telat mikir), atau ‘Lalo’(lama laoding). Karena Abah Anom dipanggil oleh Alloh pada bulan Syawwal(1432.H), kita khususnya meyakininya sudah pada bulan Romadlonnya, hampir setahun berikutnya.
Ketika Abah Aos ceramah Manaqib pada bulan Sya’ban 1433H(bertepatan Tahun2012), di Suryalaya. Abah Aos bercerita ketika Abah Aos pertama kali ditalqinkan dzikir oleh Abah Anom, sekitar Tahun- 68, disambut oleh Abah Anom dengan suasana yang hangat, ketika beliau mau pamit, Abah Aos ditepuk punggungnya oleh Abah Anom dengan dibacakan ayat...
Surat Al Baqoroh Ayat 247 :
إِنَّ اللهَ اصْطَفٰــــهُ عَلَيْكـــُمْ وَزَادَهُ بَسْطَــــةً فِى الْعِلْمِ وَ الْجِسْـــمِ ،

Maka ketika mendengar ceramah Abah Aos tentang hal itu, “Inilah Abah Anom sudah menanamkan,  Abah Anom sudah mempersiapkan pelanjutnya sejak dini”.
Ayat itu adalah ayat kepeminpinan. Maka ketika pada bulan Romadlon, sebulan setelah Abah Aos menyampaikan ceramahnya di Suryalaya. Maka dengan kesimpulan bahwa  Abah Aos adalah sebagai pelanjut dari Abah Anom.
Surat Al Baqoroh Ayat 247 :
“Sesungguhnya Alloh telah memilih dia(panglima Thulot) kepada kamu(untuk kamu)”,
Didalam tafsir inilah ciri dari kepemimpinan. Panglima Tholut yang dimaksud untuk sekarang itu adalah Beliau(Abah Aos). Makna “untuk kamu dalam ayat tersebut kalau dahulu makna “untuk kamuitu adalah para pasukan Tholut tetapi untuk sekarang ini makna “untuk kamu” yaitu untuk para ikhwan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya, yaitu untuk kita semua yang ada sekarang ini.
Yang dijadikan pilihan yaitu yang pertama adalah “Basthotan fil ‘ilmi”  yaitu diberi kelebihan ilmu yang sangat luas.
Pilihan yang kedua adalah “wal Jismi” yaitu dengan fisik yang kuat dengan kesempurnaan kesehatannya. Setelah Abah Anom membacakan ayat tersebut fisik Abah Aos semakin hari semakin sehat bahkan sampai sekarang. Kuat dan Sehatnya fisik Abah Aos. Ini juga sudah kita buktikan yang sebagai murid-muridnya, begitu kuat dan sehatnya fisik Abah Aos sampai sekarang ini.
Ini adalah salah satu dari ciri-ciri seorang pemimpin yaitu kuat fisiknya.
Sedangkan sebagaimana yang diterangkan didalam Kitab Tafsir Imam Mahrowi, seperti juga yang sudah dijelaskan oleh Abah Sholeh pada khitmat-khitmat ilmiah sebelumnya, tentang tafsir dari Surat Al Baqoroh Ayat 247, menjelaskan ciri-ciri dari pemimpin, yaitu ada empat ciri seorang pemimpin :

1.Mempunyai kesiapan secara fitrah,
Abah Aos sudah memiliki ciri-diri tersebut yaitu mempunyai kesiapan secara fitrah.
Inilah ke-Siap-an secara fitrah Abah Aos selalu siap didalam keadaan. Abah Aos sempurna Ilmu, Amal dan Akhlaknya. Abah Aos selalu siap maka kita selaku muridnya harus juga selalu siap dibimbingkan oleh Beliau(Abah Aos).
2.Mempunyai keluasan ilmu baik syariat dan hakikat, 
Inilah Abah Aos memang ahli dalam bidang Ilmu.
3.Mempunyai fisik yang kuat(kesempurnaan kesehatannya), 
Beliaulah Abah Aos yang memiliki ketanahan fisik yang kuat serta sehat dan kitapun dengan dibimbingkan oleh Beliau dengan bimbingan dzikir kita menjadi semakin sehat.
4.Alloh yang menjadikan kerajaannya dan kepemimpinannya,
Dan pengertian ini bukan hanya untuk panglima Tholut saja tetapi juga untuk Abah Aos. Juga menjadi panglima dari Abah Anom. Untuk sekarang ini Beliaulah Abah Aos yang menjadi pemimpin kita semua (Ikhwan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya). Inilah kepimimpinan Beliau (Abah Aos) yang semakin jelas.
Alhamdulillah kita semua sudah dimudahkan oleh Beliau(Abah Aos), karena semua bimbingannya sudah dimudahkan. 
Maka setelah Abah Aos menyampaikan ayat ini(Surat Al Baqoroh Ayat 247) dan kita semua meyakini Abah Anom telah melantik muridnya untuk menjadi pelanjutnya ketika sejak Abah Aos pertama kali datang kepada Abah Anom yaitu tahun 1968.
Maka Untuk itu Kita pegang erat-erat.
Didalam Kitab Miftahus Shudur, dijelaskan :
قال الشيخ عبد القادر الجيلانى قدس الله سره : فَالْوَاجِبُ عَلَى الْإِنْسَانِ طَلَبُ حَيَاةِ الْقَلْبِ الْأُخْرَوِيِّ مِنْ أَهْلِ التَّلْقِيْنِ فِى الدُّنْيَا قَبْلَ فَوْتِ الْوَقْتِ
Syeikh Abdul Qodir Jailani Qs bersabda : “Wajib bagi manusia yang hidup untuk mencari Ahli Talqin yang hidup didunia sebelum akhir waktu”.
000
DepokBersemi165
Media Informasi & Da’wah
Ikhwan
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya
Membangun Peradaban Dunia
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib Depok Bersemi 165
http://depokbersemi165.blogspot.com/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/pages/DepokBersemi165/952350131454919

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang