Langsung ke konten utama

Dasar dasar dalam agama islam

Ushul
(Pokok-pokok atau dasar-dasar dalam Agama Islam)
Ushul adalah Jama’ dari kata ‘Ashl dan itu adalah Pokok (pongkol).
Seperti juga dijelaskan :
“Sesungguhnya Hati itu adalah Pokok dan sisanya yang lain (anggota badan) adalah pengikut”.
Adapun yang dimaksud dengan Ashl disini adalah pokok-pokok Agama yang tiga yaitu : Islam, Iman, Ihsan.
Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dari Umar ra, berkata :
“ketika kami pada suatu hari sedang duduk-duduk bersama Nabi, kemudian muncul dihadapan kami seorang laki-laki dengan menggunakan pakaian yang sangat putih, rambutnya sangat hitam, dan tidak kelihatan bekas perjalanannya. Tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya, hingga ia duduk dihadapan Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua paha Nabi, kemudian berkata kepada Nabi :
“Yaa Muhammad beritahukan kepadaku tentang Islam ?”
kemudian Rosul bersabda : “Islam hendaklah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan Sholat, mengeluarkan zakat, puasa dibulan Romadlon,  dan menunaikan ibadah haji ke Baitulloh bila engkau mampu” laki-laki itu berkata : “engkau benar,
lalu beritahukan kepadaku tentang Iman ?”
Beliau bersabda : “Iman adalah engkau beriman kepada Alloh, malaikat Nya, kitab-kitab Nya, rosul-rosul Nya, hari kiamat, dan hendaklah engkau beriman kepada ketentuan Alloh yang baik maupun yang buruknya”, lalu laki-laki itu berkata : “engkau benar,
beritahu kepadaku tentang Ihsan ?”
Beliau berabda : “Ihsan adalah hendaklah kamu menyembah Alloh seakan-akan engkau melihatNya, jika kamu belum melihatnya maka yakinlah bahwa Dia melihatmu”
Islam, Iman dan Ihsan merupakan pokok-pokok agama Islam.
seorang sufi berkata : “Barangsiapa yang menghilangkan USHUL (pokok-pokok agama), maka haram baginya WUSHUL (sampai kepada Alloh)”.
Didalam rukun Islam, Dua Kalimat Syahadah merupakan pokoknya.
karena itu apabila kesaksiannya tidak benar, itu berarti kesaksiannya hanya dilisan saja, seperti kesaksian nya orang Munafiq yang hanya diatas lisan saja, sementara hatinya tidak, maka seluruh rukun Islam yang lainnya juga tidak benar. Jika seluruh rukunnya tidak benar maka dia tidak diterima sebagai orang yang islam.
Adapun rukun Islam itu dasarnya adalah dzikir. Orang yang tidak memiliki dzikir maka tidak memiliki rukun Islam, karena itu hendaklah seorang muslim berjuang melawan hawa nafsunya guna pendidikan bagi rukun-rukun Islam tersebut, jalan yang sedekat-dekatnya dan cara yang semudah-mudahnya serta yang paling utama disisi Alloh tidak lain dengan dzikir kepada Alloh dengan terus menerus. Untuk memperoleh dzikir seperti ini, syaratnya adalah dengan mengambil benih dzikir yang sebenarnya dari ahlinya, yang dia memiliki hati yang Taqwa dan suci dari selain Alloh.
Oleh karena itu, sebagaimana dalam rukun Islam, begitu juga terdapat pada rukun Iman dan rukun Ihsan, yang dasar dari keseluruhan tidak lain adalah Dzikrulloh.
Hakikat Dzikir itu tidak dapat diperoleh dengan banyak bicara dan juga banyak bertanya, akan tetapi diperoleh dengan melalui rasa (DZAWQ) dan KHIDMAT kepada orang yang telah menanamkan benih dzikir tersebut. Demi Alloh, tidak akan berhasil orang yang telah berhasil itu kecuali dengan KHIDMAT kepada orang yang telah berhasil pula. 
000
ALHIJAZ depok 165


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang