Langsung ke konten utama

Puasa Syariat Thoriiqot Hakikat

 *Puasa Syariat, Thoriiqot dan Hakikat.*


Bersyukur sepenuh langit dan bumi, bagi yang telah dipertemukan oleh Alloh dengan Syeikh Mursyid. Sehingga ibadah puasa yang dibimbingkan oleh Syeikh Mursyid, menjadikan nilai ibadah puasa yang sangat berbobot.

Diterangkan didalam kitab Tuan Syaikh Abdul Qodir Al Jailani Qs menerangkan, bahwa puasa itu terdiri dari puasa syariat, puasa Thoriiqoh dan puasa hakikat. 

Sehingga hamba yang dapat melakukan ibadah puasa dengan syariat, thoriiqoh dan juga hakikat itu mempunyai dimensi ke-Malaikatan yang sangat sempurna.

Puasa syariat, yaitu  tidak makan, tidak minum dan tidak berhubungan suami istri. Yang demikian masuk didalam dimensi malaikat karena malaikat itu tidak makan, tidak minum dan juga tidak berhubungan suami istri. Namun perbedaannya, jika malaikat secara terus menerus. Sedangkan kita puasanya hanya dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Puasa thoriiqoh, yaitu tidak berbuat maksiat kepada Alloh baik itu di siang hari ataupun di malam hari. Inilah dimensi malaikat. Karena malaikat tidak berbuat maksiat kepada Alloh.

“Malaikat tidak pernah berbuat maksiat kepada Alloh dan selalu melakukan dari apa yang diperintahkan oleh Alloh”.

Apabila kita dapat melakukan dzikir dengan baik maka akan timbul rasa malu untuk berbuat maksiat kepada Alloh sehingga kita tidak akan berani untuk berbuat maksiat. Perbuatan maksiat yang lalu kita memohonkan ampun kepada Alloh dan yang sekarang kita jaga untuk tidak berbuat maksiat dan yang akan datang jangan sampai terbesit sedikitpun untuk berbuat maksiat.

Puasa Hakikat, yaitu hati yang selalu ber-Dzikir kepada Alloh. Maka inilah juga dimensi malaikat. Karena malaikat tidak melakukan lupa(ghoflah). Hatinya selalu berdzikir kepada Alloh. Maka apabila kita dapat berdzikir kepada Alloh secara baik dengan apa yang sudah dibimbingkan oleh Syeikh Mursyid maka kita sudah masuk kedalam dimensi malaikat. Karena malaikat selalu bertasbih berdzikir kepada Alloh tidak pernah putus dzikirnya kepada Alloh.

Maka sifat-sifat seperti ini maka manusia disebut masuk dalam dimensi Malaikat yang sempurna.

Alhamdulillah.


Semoga bermanfaat.

000

Abdurrauf Alhijaz

Komentar

  1. Alhamdulillah tambah ilmu tambah amal tambah rasa
    Hatur nuhun Ustadz

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang