Langsung ke konten utama

Amalkan, Amankan dan Lestarikan

Amalkan, Amankan dan Lestarikan
Alhamdulillah, Ikhwan Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya selalu berkumpul dan dikumpulkan didalam suatu upacara khidmat yang disebut “Manaqiban”. Didalam acara “Manaqiban” para ikhwan dapat saling bertemu untuk bersilaturahim dengan bersama-sama melaksanakan khidmat amaliah dan mendengarkan khidmat ilmiah. Semua yang ada didalam acara “khidmat Manaqiban”, semuanya dilaksanakan dengan secara berjama’ah yaitu sesuai dengan tiga perintah, yang di sabdakan oleh Guru Agung kita (Abah anom) yang mesti kita laksanakan yaitu :
1.                   Amalkan.
2.                   Amankan.
3.                   Lestarikan.
Itulah tiga kata perintah Guru Agung, salah satu caranya dalam melaksanakan tiga perintah tersebut adalah dengan berkumpul (berjama’ah) disuatu tempat yang dinamakan majlis manaqiban”. Terutama manaqiban-manaqiban yang dicanangkan oleh Guru kita “Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi Al Kamil Mukamil Al Muwaffak (Abah Aos) Qs” yaitu “Manaqiban Dari Masjid ke Masjid”.
Abah Aos menegaskan : inilah yang Abah Anom harapkan, dalam pengamalan Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya ini, akan bergerak lebih cepat yaitu dengan cara berjama’ah. Sebanyak apapun kalau dzikir sendiri tidak akan berkuwalitas jika dibandingkan dengan dzikir berjama’ah walaupun sedikit. Karena apa yang kita katakan, yang  kita ucapkan, yang kita suarakan, akan didengar orang lain dan bermanfaat untuk orang lain dan suara orang lain bermanfaat untuk kita yang mendengar. Jika ada sepuluh orang saja yang berjama’ah maka kita sendiri akan dapat memberi manfaat kepada orang lain dan kita akan mendapatkan manfaat dari yang lain, apalagi jika ada lebih dari seratus orang yang berjama’ah. Walaupun  berbeda-beda suaranya, berbeda-beda iramanya, berbeda-beda kapasitasnya semuanya itu disuarakan dengan kalimat yang sama, seperti apa yang dijelaskan di Kitab Miftahus Shudur karya Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin (Abah Anom) Qs :
“wa ilaa janibidz dzikril fardliyyi, bil kayfiyyah, wal’adadil mar suu mayni fii thoriiqish shuufiyyii, hunaaka dzikrul jamaa’ah, ba’dlol waqti, wahuwa aqwa ta’tsiron fii rof’il hujubi ‘anil qolbi min dzikril waahidi wahdah. Wa fii dzikril jamaa’ah yahshulu likulli dzaakirin tsawaabu dzikrihi binafsihi watsawaabu sama’idz dziri min ghoyrihi, wa qod amaro subhaanahu wata’aalaa bitta’aawun wa’alaal birri wattaqwaa, wadzikrul jamaa’ah min hadzaal baab”,
“Disamping dzikir fardliy dengan cara dan jumlah yang telah ditetapkan dalam thoriqot sufi, adapula dzikir secara jama’ah pada waktu tertentu, pengaruh dzikir secara berjama’ah lebih kuat dalam menghilangkan hijab (tirai penghalang) dari qolbu dibandingkan dzikir sendiri, dalam dzikir berjama’ah pendzikir memperoleh pahala dzikirnya sendiri dan pahala mendengarkan dzikir orang lain,  bukankah Alloh Subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan kita untuk saling tolong menolong dalam kabajikan dan ketaqwaan dan dzikir secara berjama’ah termasuk yang didalamnya”.
Itulah dzikir berjama’ah akan lebih cepat tercapainya cita-cita jika diperbandingkan daripada dzikir sendiri-sendiri. Maka teramat pentingnya untuk selalu berjama’ah, paling utama untuk sholat fardlu  :
“Ter-utama (yang paling utama) sholat laki-laki itu dirumahnya kecuali sholat fardlu.
Makanya sejarah membuktikan pembaharuan pengamalan Thoriqot Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya mulai tahun 2005, pengamalannya mulai dari Masjid ke Masjid,bahkan ternyata sampai Negara tetangga pun tertarik dalam pengembangan thoriqoh dimasjid-masjid.
Alhamdulillah, Abah Anom tidak terdahului oleh siapapun, karena Beliau selalu Bersama Yang Maha Terdahulu sifat Qidam-Nya, Alloh Subhanahu wa ta’ala bersifat “Qidam” maka Kholifahnya tidak terdahului oleh siapapun.
Mulai sekarang Jangan suka bertanya-tanya lagi “mengapa ?, koq ?”, seperti Koq Abah Anom sholat ba’diyah Isya tidak berdiri ?, jika seperti itu bertanda adanya penghalang, jika seorang anak itu sudah terhalang mendapat warisan dari bapaknya kalau anak itu tidak ikut kepada bapaknya. Kalau putra mahkota segala apapun perintah harus dilaksanakan, harus melihat dari segala semua pintu-pintu urusan tidak dikurang dan tidak ditambah perintahnya. Begitu juga sebagai murid bersiap berusaha keras mempertanggung jawabkan apa yang diperintahkan oleh Guru,  siap memikul, mempersiapkan bahunya untuk diinjak, maksud diinjak disini siap memikul tanggungjawab, mengikuti setiap jejak langkah, memikul tanggung jawab dalam melaksanakan perintah.
Inilah kita berkumpul disini  dalam melaksanakan Manaqiban dari Masjid ke Masjid dalam rangka melaksanakan perintah.
Amalkan, kenapa diperintahkan untuk di amalkan ? sudah wajib untuk mengamalkan, karena kita sudah memintanya. Kita semua tinggal makan Abah Anom yang (kerja)cape semuanya. Seperti dalam kuliah shubuhnya Abah Anom menyampaikan : “Kalian tinggal makan  Abah yang (kerja)Cape”. Kalau pada jaman dahulu ibu-ibu dikampung saat itu belum ada makanan bubur bayi instant, memberi makan bayinya dengan nasi yang sudah dikunyah(dimamahkan) dahulu oleh mulut ibunya, setelah makanan itu sudah halus(lembut) baru diberikan kepada bayinya supaya bayi sudah tidak susah payah mengunyah lagi tinggal telan saja. Itulah perlakuan Abah Anom terhadap kita(muridnya), kita sudah menerima enaknya saja, Kita sudah enak  bisa tidur nyenyak dikasur empuk, kalau Abah Anom setiap malam hanya duduk tawajuh saja, tidak terlihat ada bekas-bekas tidurnya ditempat tidurnya, selama 84 bulan dari tahun 1990 sampai tahun 2007 Abah Aos menyaksikannya langsung itu semua.
Amankan , karena banyaknya hama yang akan mengganggu tanaman. Menjaga jangan sampai membusuk dari dalam dan menjaga hama yang diluar agar tidak masuk kedalam. Seperti makanan diamankan agar tidak cepat busuk(basi) dimasukkan kedalam kulkas biar bisa awet. Oleh karena itu kita banyak godaan banyak rintangan, kalau sudah membusuk itu sangat susah disembuhkan. Seperti ulat yang ada didalam lalapan pete itu bukan pindah dari buah yang lain tetapi dari ulat pete busuk berpindah kelalapan pete yang lain yang masih bagus. Seperti ulat nangka yang berada didalam buah nangka itu bukan pindah dari buah yang lain tetapi dari ulat nangka yang busuk. Itu penyakit yang sangat berbahaya.
Lestarikan, itu luas dan luwes maknanya, kalau Abah Anom tidak meninggalkan jejak tidak ada kata lestarikan. seperti didalam sebuah cerita kura-kura yang mananam anak pisang dan monyet yang menanam jantung pisang tentu saja berbeda hasilnya, kura-kura yang menanam anak pisang tentunya akan bertunas dan menghasilkan buah yang bagus sedangkan monyet yang menanam jantung pisang tidak akan bisa menghasilkan apa-apa, dan pohon pisang itu tidak akan berbuah kalau belum ada anaknya karena pohon pisang setinggi apapun pasti akan ditebas(diambil) pemiliknya jika buahnya sudah matang. Itulah falsafah pohon pisang yang dipakai Abah Anom, belum akan pergi sebelum ada penggantinya, inilah silsilah sambung-menyambung dari Mursyid yang masih hidup sampai Mursyid sebelumnya, kalau kita tidak nyambung putus silsilah akan putus Barokahnya.
Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh : Surachman abdur rauf
000
ALHIJAZdepokbersemi165

Medianya Informasi & Kajian Ilmu dan Dakwah Ikhwan Depok.
Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Membangun Peradaban Dunia
Sekretariat : Jl.cisadane 2 No.106 Rt.05 RW. 014 Kel.Abadijaya Kec.Sukmajaya Kota Depok 16417
email :
surachmanrauf@gmail.com  - Tlp /Sms/Wa : 0812 888 166 90.
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib Depok Bersemi 165 :

https://depokbersemi165.blogspot.co.id/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/AlHijaz-DepokBersemi165-952350131454919


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang