Ciri Kepemimpinan
Al Qur’an surat Al Baqoroh Ayat 247
:
إِنَّ اللهَ اصْطَفٰــــهُ عَلَيْكـــُمْ
وَزَادَهُ بَسْطَــــةً فِى الْعِلْمِ وَ الْجِسْـــمِ ،
وَاللهُ يُؤْ تِي مُلْكَهُ مَنْ يَّشَأءُ ، وَ
اللهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ .
Artinya : “Alloh telah memilihnya(dia) (untuk dijadikan pemimpin) untuk kamu dan memberikan
kelebihan Ilmu dan Fisik yang sehat kuat,
Alloh memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Alloh Maha Luas dan Maha Mengetahui”.
( Al Baqoroh : 247 )
Alloh memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Alloh Maha Luas dan Maha Mengetahui”.
( Al Baqoroh : 247 )
000
KH. Muhammad Sholeh Mukhtar Hujjatul ‘Arifin Ra (Abah Sholeh),
didalam penyampaian khidmat ilmiahnya, mengungkapkan :
Beliau kepada Syeikh
Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi Al Kamil Mukamil
Al Muwaffak ( yang lebih dikenal dengan Abah Aos) Qs, bertambah yakin bahwa
“Abah Aos” adalah sebagai pelanjut dari Abah Anom. Ketika Abah Aos menyampaikan
ayat yang dibacakan oleh Abah Anom pada saat Abah Aos pertama kali datang
kepada Abah Anom. Ketika mendengar hal tersebut beliau diberi pemahaman bahwa inilah
sebenarnya Abah Anom memberikan informasi kepada orang seperti beliau dan
kepada kita semua ikhwan TQN PP Suryalaya, bahwa Abah Aos adalah sebagai
pelanjut dari Abah Anom.
Abah Aos
dipukulkan punduknya oleh Abah Anom dengan mambaca Surat Al Baqoroh Ayat 247 :
إِنَّ
اللهَ اصْطَفٰــــهُ عَلَيْكـــُمْ وَزَادَهُ بَسْطَــــةً فِى الْعِلْمِ وَ
الْجِسْـــمِ ،
Sejak mendengar Abah Aos menyampaikan hal
tersebut, dengan dipukulkan pundaknya dan dibacakan ayat tersebut, menurut beliau,
lebih lanjut menjelaskan, bahwa : “itu
sebenarnya adalah pelantikan (khirqoh)”.
“Sesungguhnya
Alloh telah memilih dia(panglima Thulot) kepada kamu”
Panglima Tholut
untuk sekarang itu adalah “Abah Aos” dan makna “untuk kamu” adalah
kalau dahulu maknanya itu adalah untuk para pasukan tholut, tetapi untuk
sekarang ini makna kalimat “untuk kamu” yaitu untuk para ikhwan Thoriiqoh
Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya, yaitu untuk kita semua yang ada.
Apa yang
dijadikan pilihan yaitu yang pertama adalah “Basthotan fil ‘ilmi”
yaitu diberi kelebihan ilmu yang sangat
luas.
Pilihan yang
kedua adalah “Wal Jismi” yaitu dengan fisik yang kuat serta
sempurna kesehatannya. Setelah Abah Anom membacakan ayat tersebut fisik Abah
Aos semakin hari semakin sehat sampai sekarang. Padahal ketika Abah Aos baru
pertama kali datang kepada Abah Anom, Beliau sedang menderita sakit paru-paru
basah yang badannya sering sekali gatal-gatal tetapi setelah didoakan oleh Abah
Anom serta setelah mengamalkan dzikir. Sejak dari itu sampai sekarang ini tetap
sehat. Ini juga sudah kita buktikan yang sebagai murid-muridnya. Begitu kuat
dan sehatnya fisik Abah Aos sampai sekarang ini.
Pengalaman beliau(
Abah Sholeh ) ketika waktu berziarah wali songo, ketika naik ke puncak gunung Muria.
Abah Aos menaiki puncak gunung Muria itu dengan berjalan kaki, sedangkan dari para
ikhwan-ikhwan yang lain yang juga sama-sama berjalan kaki sudah banyak yang
menyerah karena kelelahan. Dan ini adalah salah satu dari ciri-ciri seorang
pemimpin yaitu kuat fisiknya.
000
Sedangkan
sebagaimana yang diterangkan didalam Kitab Tafsir Imam Mahrowi, tentang tafsir
dari Surat Al Baqoroh Ayat 247, menjelaskan ciri-ciri dari pemimpin, yaitu ada
empat ciri seorang pemimpin :
1.Mempunyai
kesiapan secara fitrah.
Abah Aos sudah
memiliki ciri tersebut yaitu mempunyai kesiapan secara fitrah. Contohnya ketika
lima menit sebelum masuk waktu sholat, Abah Aos selalu mempunyai wudlu, Abah
Aos selalu siap. Ketika Abah Aos mengatakan kepada Abah Sholeh :
“Alhamdulillah
Abah tidak pernah kedodoran”
Itulah Abah Aos,
selalu menjaganya wudlunya sehingga selalu siap ketika datang masuk waktu
sholat tidak pernah kedodoran. Dan yang dimaksud kedodoran disini adalah ketika
sudah masuk waktu sholat baru mengambil air wudlu bahkan ada yang ketika sudah
masuk waktu sholat masih asyik menonton TV atau dengan aktifitas yang lain,
ketika waktu sholat hampir habis baru mengambil wudlu untuk melaksanakan
sholat.
Maka dari itu setelah
Abah Anom berpulang dipanggil ke Alam Baqo, kita ingin dibimbingkan oleh “Abah
Aos”. Karena Abah Aos memang sudah disiapkan oleh Abah Anom. “Abah Aos” selalu
siap, dan ini juga semuanya bukan kemauannya dan ini sudah tidak bisa
menolaknya.
Seperti
pengalaman Abah Sholeh ketika melakukan perjalanan safari manaqib ke Masjidil
Harom, selesai malaksanakan sholat dan dzikir di Masjidil Harom.
Abah Aos
menuturkan : “Dahulu dzikir ini asalnya dari sini, tetapi sekarang sudah
tidak ada lagi yang dzikir ini (thoriqoh)”.
Begitu juga
ketika berziarah ke Baghdad, ketika selesai sholat berjama’ah di Masjidnya Syeikh
Abdul Qodir Jailani Qs, disana sudah tidak ada dzikir ini(Thoriqoh) padahal
asalnya dahulu juga dari sini.
Dan Abah
Aos menuturkan : “Pantas Makanya Abah Anom berpesan kepadanya ditahun 70an :
“Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi ( yang
menjelaskan tentang ini(thoriqoh) )”,
Memang selogan
ini banyak dipakai disaat menjelang pemilu, ketika untuk mencari pemimpin
didalam Negara dan Pemerintahan. Selogan ini asalnya dari lisan Abah Anom. Kalau
pemilu adalah untuk memilih pemimpin Negara dan Pemerintahan. Tetapi jika
Beliau, Inilah Beliau( Abah Aos ) yang pemimpin yang mengurus qolbu( hati ). Karena
qolbu(hati) inilah kerajaan yang sesungguhnya. Kalau pemimpin Negara dan
pemerintahan adalah pemimpin Mazazi, dan kalau “Abah Aos” adalah kepemimpinan
Hakiki yang memimpin semua qolbu(hati).
Jika seorang pemimpin tetapi qolbu( hati )nya
lupa kepada Alloh serta maksiat kepada Alloh maka seseorang itu bukanlah
seorang pemimpin, dia hanya seorang budak. Dan kalau seorang qolbu( hati )nya
karena sudah datang kepada Syeikh Mursyid lalu qolbu( hati )nya selalu
berdzikir kepada Alloh sehingga ibadahnya semakin baik maka sesungguhnya itu
adalah Raja yaitu memiliki sifat Alloh “Maliki yau middin” Raja
yang menguasai hari pembalasan, dan inilah raja yang sesungguhnya. Yang beruntung
dan yang bagus itu adalah seorang pemimpin Negara atau pemimpin Pemerintahan yang
berdzikir kepada Alloh.
Bagi yang
berdzikir serta menjadi seorang pemimpin itulah yang beruntung. Dan yang kedua
hatinya berdzikir seseorang itu tetap menjadi Raja walaupun tidak menjadi
seorang pejabat. Dan yang ketiga menjadi pejabat tetapi tidak berdzikir selalu
mengikuti hawa nafsunya itulah yang disebut budak. Dan yang keempat sudah
menjadi budak malah tidak berdzikir sama sekali, yang keempat inilah yang
paling buruk.
Makanya kita
datang kepada “Abah Aos” untuk dijadikan “Menjadi Raja”, karena kita
dibimbingkan dzikir sehingga qolbu( hati )nya selalu bersama Alloh “Yang
Maha Raja”, bersama “Maliki yau middin” maka akan menjadi “Maliki
yau middin”, Yang memiliki hari pembalasan, karena doanya : “Ya Alloh
senangkanlah kami di kehidupan akhirat” dan akhirat itu diisinya sekarang
bukan setelah nanti diakhirat baru dzikir, yaitu dzikir yang ditanamkan oleh Syeikh
Mursyid, jika mengambilnya bukan dari Syeikh Mursyid itu seperti pesawat tidak
mendarat dilandasannya, jika mengambil dzikir bukan dari Syeikh Mursyid
bahayanya lebih besar daripada manfaatnya.
Jika ada Syeikh
Mursyidnya itu tidak akan tersesat, karena dibimbingkan secara jasmani dan
ruhaninya.
Dan inilah ke-Siap-an,
Abah Aos selalu siap maka kita selaku muridnya harus juga selalu siap
dibimbingkan oleh Beliau(Abah Aos).
2.Mempunyai
keluasan ilmu baik syariat dan hakikat.
Inilah Beliau( Abah
Aos ) memang ahlinya, Beliau adalah Ahli Ilmu.
3.Mempunyai fisik yang kuat( kesempurnaan
kesehatannya).
Beliaulah Abah
Aos yang memiliki ketanahan mempunyai fisik yang kuat serta sehat dan kitapun
dengan dibimbingkan oleh Beliau dengan bimbingan dzikir kita menjadi semakin sehat.
4.Alloh yang
menjadikan kerajaannya dan kepemimpinannya.
Dan pengertian ini
bukan hanya untuk panglima Tholut saja tetapi juga untuk Beliau( Abah Aos )
juga menjadi panglima dari Abah Anom, dan untuk sekarang Beliaulah Abah Aos
yang menjadi pemimpin kita semua ( Ikhwan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah
PP Suryalaya ) dan inilah kepimimpinan Beliau( Abah Aos ) itu akan semakin
jelas.
Dan kita semua sudah
dimudahkan oleh Beliau( Abah Aos ), karena semua bimbingannya sudah dimudahkan.
Maka setelah
Abah Aos menyampaikan ayat ini ( Surat Al Baqoroh Ayat 247 ) dan beliau ( Abah
Sholeh ) meyakini Abah Anom telah melantik muridnya untuk menjadi pelanjutnya
ketika sejak Abah Aos pertama kali datang kepada Abah Anom yaitu tahun 1968.
Kita semua bersyukur,
Semoga kita tetap istiqomah, dibimbingkan oleh Beliau sehingga dapat
dihantarkan oleh Beliau.
000
Ditulis oleh : Surachman abdurrauf
alhijaz
000
ALHIJAZdepokbersemi165
Media Informasi & Dakwah Para Pecinta Kesucian Jiwa. Ikhwan Depok.
Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Membangun Peradaban Dunia
email : surachmanrauf@gmail.com - Tlp /Sms/Wa : 0812 888 166 90.
ALHIJAZdepokbersemi165
Media Informasi & Dakwah Para Pecinta Kesucian Jiwa. Ikhwan Depok.
Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Membangun Peradaban Dunia
email : surachmanrauf@gmail.com - Tlp /Sms/Wa : 0812 888 166 90.
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib di Kota Depok dan
sekitarnya :
https://depokbersemi165.blogspot.co.id/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
https://depokbersemi165.blogspot.co.id/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/AlHijaz-DepokBersemi165-952350131454919
https://www.facebook.com/AlHijaz-DepokBersemi165-952350131454919
Komentar
Posting Komentar