Langsung ke konten utama

Keutamaan Bulan Dzulhijjah



Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Bulan Dzulhijjah bulan yang diagungkan, seperti yang diterangkan didalam kitab Al Ghoniyyah karya Syeikh Abdul Qodir qs, yang didalamnya banyak menjelaskan betapa agungnya bulan Dzulhijjah, betapa banyak kejadian yang luar biasa dan kemurahan-kemurahan Alloh kepada hambanya dibulan Dzulhijjah.
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa salam, dalam sabdanya :
“Romadlon adalah tuan dari segala bulan, dan orang yang menghormati Dzulhijjah adalah orang yang mulia dihadapan Alloh”. (HR.Abu Syaid Al Khudri ra).
“Barangsiapa yang melakukan puasa satu hari di sepuluh awal bulan Dzulhijjah, bagaikan puasa setahun penuh, barangsiapa yang sholat malam, bagaikan sholat malam setahun. Dibulan ini Alloh mengampuni dosa Nabi Adam as setelah selama 300(tiga ratus) tahun memohon ampunan Alloh. Di bulan ini Alloh mengangkat Nabi Ibrohim As sebagai Kholilulloh (kekasih Alloh) yang selain mendapat surganya Beliau juga mendapat  fasilitas Qurbah. (Al Ghoniyyah halaman 24-30).
Bulan Dzulhijjah juga dikatakan bulan yang banyak mengandung banyak kelebihan, dan juga salah satu bulan yang di muliakan, diantara tiga bulan (sepuluhan) yang dimuliakan adalah :
1. Sepuluh akhir Romadlon. Malam-malam ditanggal tersebut terdapat malam Lailatul qodar malam yang lebih baik dari pada seribu bulan.
2. Sepuluh Muharrom. Atau yang disebut dengan ‘Hari ‘Asyuro’, karena pada hari itu banyak terjadi peristiwa penting dalam perjuangan Nabi dan Rosul, bahkan beribadah pada hari tersebut sangat besar sekali manfaatnya.
3. Sepuluh Dzulhijjah, pada hari tersebut adanya kesibukkan umat islam dalam melaksanakannya ibadah haji, mulai dari tanggal 9 sampai 13 dzulhijjah, dan 10 sampai 13 dzulhijjah dinamakan “Yaumul adha” dan “Yaumul Nahar” artinya hari penyembelihan hewan kurban.
Menunaikan ibadah haji.
Bulan Dzulhijjah adalah bulan berkunjungnya umat islam ke Makkah al Mukarromah dalam rangka menunaikan ibadah haji. Bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan baik itu fisik dan finansial diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji.
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala, dalam surat Ali Imron ayat 97 :
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Alloh, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari nya(kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Alloh Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta”.
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala, dalam surat Al Baqoroh ayat 196 :
“dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh hanya kepada Alloh semata”.
Tentunya kita setiap umat islam selalu bercita-cita untuk menunaikan ibadah haji dalam rangka melaksanakan perintah Alloh Subhanahu wa ta’ala dan juga sebagai kesempurnaan menjalankan rukun islamnya yang ke-lima.
Karena islam itu didirikan atas lima sendi :
1. Bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah kecuali Alloh dan bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Alloh.
2. Mendirikan Sholat.
3. Menunaikan Zakat.
4. Berpuasa di bulan Romadlon.
5. Berhaji ke Baitulloh.
Adapun syarat-syarat dan rukun-rukun pelaksanaan ibadah haji itu adalah :
- ihrom (mengenakan baju ihrom) saat memasuki kota Makkah.
- thowwaf qudum (selamat datang).
- wuquf di Padang Arafah.
- bermalam di Mudzdalifah.
- menyembil hewan qurban di Mina.
- memasuki masjidil Harom dan melakukan thowaf ‘ifadloh.
- sa’i yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwa.
- minum air zam-zam dan sholat thowaf dua roka’at di maqom Ibrohim.
- tahallul (cukur rambut)
- thowaf wada (thowaf perpisahan).
Untuk dapat melaksankan Perintah Alloh tersebut harus ada kesungguhan untuk mengumpulkan kemampuan baik secara fisik apalagi secara finansialnya karena ibadah haji itu memerlukan harta dan uang sebagai alat penunjang ibadahnya.
Hal yang lebih utama didalam menunaikan ibadah haji, adalah  ‘Menjadi Haji Yang Mabrur’ atau dengan bahasa lain ‘Menjadi Haji Jadi’ . Jika tujuan kita menjadi Haji Mabrur maka tiadalah hal yang lebih berarti selain berharap akan surga-Nya Alloh Subhanahu wa ta’ala.
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa salam, bersabda :
العمرة الى العمرة كفارة لما بينهما , والحخ المبرور ليس له جزاء الا الجنة
Dari Umroh ke Umroh adalah penghapus dosa diantara keduanya. Dan Haji Mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” ( HR. Bukhori dan Muslim dari Abu Huroiroh ra ).
Ber-qurban (Udhiyah).
Didalam bahasa kitab syafi’iyah penyembelihan hewan pada tanggal 10 Dzulhijjah sampai hari tasyrik itu dikenal dengan istilah “Udhiyah”. Tetapi lebih populer disebut dengan qurban.
Udhiyah dalam kitab Al Bajuri adalah hewan yang disembelih pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari-hari tasyrik demikian Syeikh Ibrahim Al Bajuri menjelaskan.
dan Syeikh Taqiyuddin dalam kitab Kifayatul Akhyar menjelaskan Udhiyah adalah : “kegiatan penyembelihan hewan dengan aturan tertentu dengan tujuan menjadi media untuk Taqorub kepada Alloh”.
Hukum Udhiyah(qurban) itu adalah ‘Sunnah Muakaddah’, sebagaimana terdapat didalam kitab Tanwirul Qulub, kecuali orang yang ber-Nadzar maka hukumnya menjadi wajib.
Dasar yang dapat dijadikan landasan adalah Firman Alloh dalam Suroh Al Hajj ayat 34 :
“dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Alloh terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Alloh kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Alloh)”.
Dan Al Qur’an Suroh Al Kautsar :
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalot karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus”.
Syeikh Nawawi menjelaskan bahwa kedua ayat tersebut diatas ini merupakan perintah bersyukur atas pemberian nikmat Alloh yang banyak, dintaranya nikmat Alloh atas dipertemukannya kita dengan kekasih Nya yang paling mulia yakni ‘Rosululloh sholallohu alaihi wa salam’ dan nikmat kita dapat menggenggam Al Qur’an yang keutamaannya melebihi kitab-kitab yang lainnya maka dari itu “Ber-Qurban lah”’
Rosululloh sholallohu alaihi wa salam, ber-sabda dari Jabir :
“aku sholat ‘Id Adha bersama Rosululloh sholallohu alaihi wa salam, ketika selesai sholat Beliau menyembelih hewan, Beliau ber-sabda : dengan menyebut Nama Alloh Yang Maha Besar “Ya Alloh inilah pengorbananku maka barangsiapa yang tidak menyembelih qurban itu bukan ummat ku” (HR. Ahmad Abu Daud dan Tirmidzi).
Qurban adala salah satu sunnah yang sangat diutamakan mengingat Rosululloh sholallohu alaihi wa salam memberikan peringatan dengan sabda nya :
“Barangsiapa tidak menyembelih qurban padahal dia mampu, lalu meninggal dunia sebelum ber-qurban maka meninggalnya seperti yahudi dan nasrani”.
Maka betapa pentingnya ber-qurban maka luruskan niat kita, sesungguhnya Alloh tidak menerima amal kita jika kita dalam keadaan lupa kepada Nya. Bukan darah dan dagingnya yang sebagai media taqorub tetapi yang diterima Alloh ke-Imanan dan ke-Taqwaan kita. Sebaik Iman adalah ketika kita mengetahui dan merasakan kehadiran-Nya, sebaik hamba adalah yang merasa melihat Alloh atau setidaknya dapat merasakan bahwa kita sedang di lihat serta diperhatikan oleh Alloh.
Firman Alloh didalam Hadits Qudsi : “Apabila kamu tidak mampu melihat Aku, maka terus meneruslah kamu menyebut Nama Ku didalam hatimu (dzikir khofi), karena Aku tidak akan pernah berpisah dari Nama Ku” (Kitab Thoba Khotul Kubro).
Agar qurban kita sah menurut kaidah fiqih maka sempurnakanlah syariatnya, jika qurban kita ingin diterima  disisi Alloh maka luruskan hati dengan tidak lupa mengingat Alloh.
000
DepokBersemi165
Media Informasi & Da’wah
Ikhwan
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya
Membangun Peradaban Dunia
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib Depok Bersemi 165
http://depokbersemi165.blogspot.com/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/pages/DepokBersemi165/952350131454919



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang