Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Mengisi Gudang Keberkahan

Mengisi Gudang Keberkahan Khidmat Ilmiah : KH. Muhammad Sholeh Mukhtar Hujjatul ‘Arifin Ra (Abah Sholeh). Mudah-mudahan kita semua, anak cucu kita, tetangga kita, orang yang melihat dan kenal kepada kita, mendapat limpahan barokah serta karomah dari Syeikh Mursyid, hingga dapat mengamalkan amalan TQN PP Suryalaya dengan istiqomah. Kita ini adalah sebagai murid sedang belajar memperbaiki diri. Didalam diri kita(manusia), qolbu kita inilah sebagai Istana nya, Sultan didalam istana tersebut adalah Ma’rifat , dan Amir nya (seperti DPR/MPRnya) adalah Akal , serta yang lainnya sebagai anggota(rakyat) , Lisan sebagai Turjumanur rohman ( Juru bicara ), dan Sir itu adalah Khozainur Rohman ( gudangnya Alloh ). Dari kesemuanya itu yang paling pokok itu adalah “Gudangnya” yang harus selalu diisi penuh. Gudang itu inilah “ Sir” . Yang sudah diisi oleh Alloh melalui kholifahnya dimuka bumi yaitu Syeikh Mursyid. Apabila gudangnya penuh diisi dengan dzikir maka Sultan nya juga akan b

Keutamaan Romadlon

Keutamaan Romadlon Sebuah hadits yang sudah populer yang terkait dengan Bulan Romadlon. Hadis riwayat Abu Hur o irah ra , Bahwa Ro sulull o h Sholallohu ‘ a laihi w a sallam , bersabda:  إِذَاجَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِّ الشَّيَاطِيْنُ “ Apabila tiba Bulan R o mad lo n, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan s y etan-s y etan dibelenggu ” . (Mutafaqun Alaih) - Sh o hih Muslim . Jika hanya dilihat dari terjemahannya (tekstualnya) hadits ini , maka diartikan pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, syetan dibelenggu. Pertanyaannya apakah ada sekarang orang yang sudah masuk kedalam surga atau neraka ?, padahal surga dan neraka itu ada setelah manasik akhirat.  Jika belum ada yang masuk, untuk apa surga dibuka dan neraka ditutup di Bulan Romadlon ? dan jika syetan itu dibelenggu ? apa sudah tidak ada syetan yang menggoda di Bulan Romadlon ?. Ketika mendalami hadits tersebut, Ada pemaham

Orang Yang Menjadi Kebanggaan Alloh

Orang Yang Menjadi Kebanggaan Alloh Dibanggakan Alloh sama dengan kebanggaan Alloh, Seandainya Malaikat saja berani membangga -bangga kan dirinya dihadapan Alloh ,   p adahal mereka adalah makhluk ciptaan Nya. Maka siapa diantara kita yang sama-sama makhluk Alloh yang tidak mau menjadi makhluk kebanggan Nya (Alloh)?,   Apa yang dibanggakan oleh Alloh apabila tidak mau menuruti segala perintah Nya dan tidak mau menjauhi segala larangan Nya. Yang dibangggakan oleh Nya pasti mahkluk yang menjadi (tidak mau) membanggakan dirinya dan tidak untuk dibanggakan oleh makhluk lainnya. Orang-orang yang baik pasti mengagumi yang baik pula, Dan mereka pasti akan dikagumi pula oleh siapa saja dan oleh apa saja yang sama-sama baik. Dan ia akan dijauhi malah akan dimusuhi oleh siapa saja dan apa saja yang tidak baik. Siapakah orang yang dibanggakan oleh Alloh : “Pada suatu saat Rosululloh S holalohu ‘ a laihi w a sallam keluar untuk menghadiri ke tempat para sahabat berkumpul, Beliau bersabda

Shoum Syariat Thoriqoh dan Hakikat

Shoum Syariat, Shoum Thoriiqoh dan Shoum Hakikat Kita semua bersyukur kehadapan Alloh subhanahu wa ta’la , karena telah dipertemukan oleh Alloh dengan Syeikh Mursyid. Sehingga ibadah kita dengan dibimbingkan oleh Syeikh Mursyid, menjadikan nilai ibadah yang sangat berbobot, terutama Shoum . Syeikh Abdul Qodir Jailani Qodasalloh sirrohu , menerangkan ibadah itu, terdiri dari ibadah syariat, ibadah thoriiqoh dan ibadah hakikat. Maka dengan kita belajar kepada Syeikh Mursyid kita dapat melakukan ibadah terutama shoum itu, dengan baik, baik itu syariatnya, thoriqohnya dan hakikatnya. Sehingga manusia yang dapat melakukan  ibadah shoum dengan syariat, thoriiqoh dan juga hakikat itu mempunyai dimensi ke-Malaikatan yang sangat sempurna. Jika secara syariat terutama didalam Shoum   yaitu  dengan tidak makan, tidak minum dan tidak berhubungan suami istri, itu masuk didalam dimensi malaikat karena malaikat itu tidak makan, tidak minum dan juga tidak berhubungan suami istri, tetapi beda

Tawakkal

T awakkal T awakkal adalah kata jadian dari kata wakalah yang berarti at-tafwidh(penyerahan) dan al-i’timad(penyandaran) . Orang yang me n yerahkan dan menyandarkan urusannya disebut mutawakkil’alaih . Sedangkan orang yang diserahi disebut wakil . Penyerahan dan penyandaran ( tawakkal ) dilakukakan karena yakin dan percaya bahwa yang diserahi urusan ( wakil ) mempunyai kemampuan dan keahlian untuk menanganinya, sehinggga sikap orang yang menyerahkan urusannya kepada wakil merasa tenang, tentram, tidak khawatir, tidak repot. Karena Alloh adalah Al-Wakil , “Hasbunalloh wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashir”. Dapat disimpulkan bahwa tawakkal adalah pasrah dan menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Al-Wakil ( Yang Maha Mewakili ), ( Yang Maha haq ) yaitu Alloh S ubhanahau w a t a’ala . Tokoh sufi Dzun Nun Al Mishri Rodliyallohu ‘anhu menyatakan : “Tawakkal adalah tidak turut serta mengatur diri dan melepas daya kekuatan karena telah menyakini bahw