Langsung ke konten utama

Mengikis Habis Sifat Takabur Didalam Hati

Mengikis Habis Sifat Takabur Didalam Hati
Suatu hari Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman kepada Nabi Musa ‘alaihis sallam : “ Hai Musa bila nanti engkau bertemu dengan Ku lagi, bawalah seseorang yang menurut mu lebih baik daripada mu”
Nabi Musa ‘alaihis sallam lalu pergi mencari kemana-mana saja dia pergi, kejalan, kepasar, dan tempat-tempat ibadah. Ia selalu menemukan dalam diri setiap orang  itu terdapat kelebihan terhadap dirinya, mungkin dalam beberapa hal yang lain orang itu lebih buruk darinya, tetapi beliau selalu menemukan ada hal yang pada orang lain itu lebih baik darinya, Nabi Musa ‘alaihis sallam tidak mendapatkan seorang pun yang terhadapnya ia bisa berkata : “aku lebih baik dari dia”, karena gagal menemukan orang itu, Nabi Musa ‘alaihis sallam masuk ke tengah-tengah binatang, dalam dirinya binatang ternyata selalu ada hal-hal yang lebih baik dari pada nya, seperti : dengan burung merak, burung merak bulunya lebih bagus dari pada manusia dan begitu juga dengan binatang-binatang yang lainnya, akhirnya Nabi Musa ‘alaihis sallam melewati seekor anjing yang kudisan, Nabi Musa ‘alaihis sallam berfikir  “Mungkin sebaiknya aku pergi membawa dia( anjing yang kudisan  )” ia pun mengikat leher anjing itu dengan tali, namun ketika sampai disuatu tempat Nabi Musa ‘alaihis sallam melepaskan anjing itu. Ketika Nabi Musa ‘alaihis sallam datang bermunajat lagi dihadapan Alloh. Kemudian Alloh Subhanahu wa ta’ala bertanya : “Ya Musa mana orang yang Aku perintahkan kepadamu untuk kau bawa ?,  Nabi Musa ‘alaihis sallam menjawab : “Tuhan ku, aku tidak menemukan seseorang pun yang aku lebih baik darinya “ , Alloh Subhanahu wa ta’ala pun berfirman : “Demi ke-Agungan Ku dan ke-Besaran Ku, sekiranya kamu datang kepada Ku dengan membawa seseorang yang kamu fikir lebih baik dari mu, Aku akan menghapus namamu dari daftar kenabian”.
“Anaa Khoirun Minhu ( aku lebih baik darinya), perkataan pertama kali yang diucapkan oleh Iblis,  untuk menunjukkan ke-Takaburannya, Alloh Subhanahu wa ta’ala menyuruh untuk sujud kepada Nabi Adam ‘alaihis sallam tetapi iblis tidak mau. Ia( Iblis ) mempunyai alasan seperti yang diabadikan dalam Al Qur’an Surat al A’rof ayat 12 :
قَالَ مَامَنَعَكَ اَلَّا تَسْجُدَ إِذْأَمَرْتُكَۖ قَالَ اَنَاْخَيْرٌمِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارِ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ .
“Alloh berfirman : “Apakah yang menghalangi mu untuk bersujud kepada Adam diwaktu Aku memerintahkan ? “ menjawab Iblis : “aku lebih baik darinya, Engkau ciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dia dari tanah”.(QS Al A’rof :12)
Imam Ghozaly  menjelaskan didalam kitab nya bahwa Takabur itu terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama,Takabur dalam urusan agama dan bagian kedua, Takabur dalam urusan dunia.
Takabur dalam urusan agama terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama, takabur karena ilmu, dan yang kedua, takabur karena amal.
Menurut Imam Ghozaly Rodliyallohu ‘aanhu, yang banyak takabur karena ilmu adalah para ilmuwan, filosof, ulama,  diantara tanda-tanda orang takabur karena ilmu ia tidak mau mendengarkan nasihat apalagi orang yang dibawahnya, dia merasa dirinya lah yang paling pintar daripada orang lain dan tidak memerlukan nasihat orang lain.
Takabur karena amal, jika seseorang banyak beramal ia terkadang bisa menjadi takabur, dalam sebuah riwayat seseorang datang ke majlis Nabi Sholallohu ‘alahi wa sallam, orang itu dipuji oleh para sahabat karena kebagusan ibadahnya, tetapi Rosululloh Sholallohu ‘alahi wa sallam mengatakannya : “Aku meleihat bekas tamparan syetan  diwajahnya, orang itu merasa amalannya dirinya paling baik diantara orang lain”, dan diwaktu yang lain Rosululloh Sholallohu ‘alahi wa sallam bersabda : “Jika ada seorang yang berkata : “Manusia ini semuanya sudah rusak dan ia merasa dirinya lah yang paling tidak rusak, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia yang paling rusak”.
Bagian kedua menurut Hujjatul Islam Imam Ghozaly Ra adalah takabur dalam urusan dunia,  takabur dalam urusan dunia disebabkan beberapa faktor, diantaranya : karena nasabnya, karena harta kekayaannya, karena kekuasaannya, karena kecantikannya, karena banyak pengikutnya.
Dari keterangan tersebut kita dapat mengukur diri, sudah seberapa butir biji ketakaburan didalam hati kita, sedangkan Rosululloh Sholallohu ‘alahi wa sallam bersabda : “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat takabur walaupun sebesar biji sawi”.
Setiap orang pasti mempunyai kelebihan diantara yang lainnya, diri kita pun mempunyai kelebihan itu daripada orang lain, dan kita boleh merasa bangga dengan apa yang sudah kita miliki tetapi jangan sampai merendahkan, meremehkan apalagi sampai menghina orang lain dengan merasa diri lebih baik dari orang lain, dengan merasa diri lebih mulia daripada orang lain.
Sayyida Ali bin Abi Tholib Kw, mengajarkan kepada kita sekalian : “Kalau kamu berjumpa dengan orang yang lebih muda berfikirlah didalam hati ‘Pasti dosanya lebih sedikit dari dosaku’, Kalau kamu berju
mpa dengan orang yang lebih tua berfikirlah didalam hati : ‘Pasti amalnya lebih banyak dari amalku’”.
Jika sudah ada gejala penyakit takabur didalam hati kita cepat kikis habis, dengan cara mengamalkan kembali dari apa yang sudah diajarkan serta ditanamkan oleh Guru Mursyid kita dengan sungguh-sungguh, lima pilar inti yang harus kita amalkan yaitu : dzikir jahar setelah sholat  dan dzikir khofi, khotaman, manaqiban, sholat-sholat sunnatnya, dan tanbih sebagai amaliah sosial.
Seperti pesan dari Guru Mursyid kita : “Jangan merasa pandai, tetapi pandailah merasa”.
000


000
ALHIJAZdepokbersemi165
Media Informasi & Dakwah Para Pecinta Kesucian Jiwa.
Ikhwan Depok.
Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Membangun Peradaban Dunia
E-mail : depokbersemi165@gmail.com  - Info manaqib kota depok : Tlp /Sms/Wa   (Rauf) 0812 888 166 90
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib di Kota Depok dan sekitarnya  :

https://depokbersemi165.blogspot.co.id/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
https://alhijazdepokbersemi165.wordpress.com/info-manaqib-depok/
Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/AlHijaz-DepokBersemi165-952350131454919
Ikuti Twiter depokbersemi165 : https://twitter.com/depokbersemi165
Pasang Aplikasi Android Depok Bersemi 165 :
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.andromo.dev456699.app444796

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang