Langsung ke konten utama

Malaikat Azazil

Kisah
Malaikat Azazil
Oleh : KH. Irfan Zidny

Tersebutlah suatu ketika saat berkeliling di syurga, malakul Isrofil mendapati sebuah tulisan :
Seorang hamba Alloh yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat dengan sebab menolak perintah Alloh
Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu, tak pelak membuat Isrofil menangis. Ia takut, yang dimaksud itu adalah dirinya.
Beberapa malaikat lain juga menangis dan punya ketakutan yang sama seperti Isrofil. Setelah mendengar kabar perihal tulisan di pintu syurga itu dari Isrofil. Mereka lalu sepakat mendatangi Azazil dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Alloh kepada dirinya. Setelah mendengar penjelasan dari Isrofil dan para malaikat yang lain,
Azazil lalu memanjatkan doa
:
"Ya Alloh. Janganlah Engkau murka atas mereka".
Di luar doanya yang mustajab, Azazil  dikenal juga sebagai "Sayidul Malaikat" alias "penghulu para malaikat" dan "Khozinul Jannah" (bendaharawan syurga). Semua lapisan langit dan para penghuninya, menjuluki Azazil dengan sebutan penuh kemuliaan walaupun berbeda-beda.
1. Pada langit lapisan pertama , ia berjuluk Aabid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Alloh.
2. Di langit lapis kedua, julukan pada Azazil adalah Raki atau Ahli ruku' kepada Alloh.
3. Di langit lapis ke tiga, ia berjuluk Saajid atau ahli sujud.
4. Di langit ke empat ia dijuluki Khaasyi karena selalu merendah dan takluk kepada Alloh.
5. Di langit lapis kelima menyebut Azazil sebagai Qaanit Karena ketaatannya kepada Alloh.
6. Di langit keenam Gelar Mujtahid, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Alloh.
7. Pada langit ketujuh, ia dipanggil Zaahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.
Selama 120 ribu tahun, Azazil, si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, hingga tibalah ketika para malaikat melakukan musyawarah besar atas undangan Alloh. Ketika itu, Alloh, Zat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi.
Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang kholifah (pemimpin) di muka bumi”. begitulah firman Alloh.(QS. Al Baqoroh : 30).
Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Alloh.
Ya Alloh, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau.' (QS. Al Baqoroh : 30).
Alloh menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa,
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (QS. Al Baqoroh : 30).
Alloh lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Alloh memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka. Lalu Alloh menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, sebagai wujud kepatuhan dan pengakuan atas kebesaran Alloh. Seluruh malaikat pun bersujud, kecuali Azazil.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat 'Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (QS. Al Baqoroh: 34).
Bersemi Sejak di Awal Surga Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelar dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa tak berhak bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik. Alloh melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya sembari memberi gelar baru baginya Iblis.
Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi ?
Mendengar pernyataan Alloh, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menantang dan berkata :
“Ya Alloh, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah”
Mendengar jawapan Azazil yang sombong, Alloh berfirman :
Keluarlah kamu dari syurga. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang diusir'.
Azazil alias Iblis, sejak itu tak lagi berhak menghuni surga. Kesombongan dirinya, yang merasa lebih baik, lebih mulia dan sebagainya dibanding makhluk lain telah menyebabkannya menjadi penentang Alloh yang paling nyata. Padahal Alloh sungguh tak menyukai orang-orang yang sombong.
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai (QS.Lukman:31).
Bibit kesombongan dari Azazil sejatinya sudah bersemai sejak Isrofil dan para malaikat mendatanginya agar mendoakan mereka kepada Alloh. Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Isrofil, Azazil berkata :
Ya Allah! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya
Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Alloh dan tak menyadari bahwa kata “hamba” yang tertera pada tulisan di pintu surga, boleh menimpa kepada siapa saja, termasuk dirinya. Lalu, demi mendengar ketetapan Alloh, Iblis bertambah nekat seraya meminta kepada Alloh agar diberi penangguhannya. Katanya :
Ya Alloh, beri tangguhlah aku sampai mereka ditangguhkan”.
Alloh bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta ia itu masa hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai kholifah. Dasar Iblis, Alloh Yang Maha Pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas bersumpah akan menyesatkan Adam dan anak cucunya, seluruhnya, Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. Maka kata Alloh,
Yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis dari golongan kamu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya
Menular pada Manusia Korban pertama dari usaha penyesatan yang dilakukan Iblis, tentu saja adalah Adam dan Hawa. Dengan tipu daya dan rayuan memabukkan, Nabi Adam alaihis sallam. dan Siti Hawa lupa pada perintah dan larangan Alloh. Keduanya baru sadar setelah murka Alloh turun. Terlambat memang, kerana itu Adam dan Hawa diusir dari syurga dan ditempatkan di bumi. Dan Iblis berjaya menjadikan Adam dan Hawa sebagai korban pertama penyesatannya, tak boleh dilihat sebagai sebuah kebetulan. Adam dan Hawa, bagaimanapun adalah Bapak dan Ibu seluruh manusia, awal dari semua sperma dan indung telur. Mereka berdua, karena itu menjadi alat ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan Iblis menyesatkan manusia. Jika asal usul seluruh manusia saja, berhasil disesatkan apalagi anak cucunya. Singkat kata, kesesatan yang di dalamnya juga ada sombong, takabur, selalu merasa paling hebat, lupa bahwa masih ada Alloh, juga sangat bisa menular kepada manusia sampai kelak di ujung zaman. Di banyak riwayat, banyak kisah tentang kaum atau umat terdahulu yang takabur menentang dan memperolokkan hukum-hukum Alloh, sehingga ditimpakan kepada mereka azab yang mengerikan. Kaum Aad, Tsamud, umat Nuh, kaum Luth, dan Bani Isroil adalah sedikit contoh dari bangsa-bangsa yang takabur dan sombong lalu mereka dinistakan oleh Alloh, senista-nistanya. Karena sifat takabur pula, sosok-sosok seperti Fir'aun si Raja Mesir kuno, Qorun, Hamaan dan Abu Jahal juga mendapatkan azab yang sangat pedih di dunia dan pasti kelak di akhirat. Pada zaman sekarang, manusia sombong yang selalu menentang Alloh bukan berkurang, sebaliknya malah bertambah. Ada yang sibuk mengumpulkan harta dan lalu menonjolkan diri dengan kekayaannya. Yang lain rajin mencari ilmu, namun kemudian takabur dan merasa paling pintar. Sebagian berbangga dengan asal usul keturunan, turunan ningrat, anak kiayi, dan sebagainya. Ada juga yang merasa diri paling cantik, paling putih, paling mulus dibanding manusia lain. Mereka yang beribadah, sholat siang malam, puasa, zakat dan berhaji merasa paling saleh dan sebagainya. Ada yang meninggalkan perintah-perintah Tuhan hanya karena mempertahankan dan bangga dengan budaya warisan nenek moyang, dan seolah-olah segala sesuatu di luar budaya itu tak bernilai. Tak sedikit juga yang mengesampingkan larangan-larangan Alloh hanya karena menguber era laju zaman modern yang selalu dibanggakan. Sebagai manusia, orang-orang semacam itu tak bermanfaat sama sekali. Mata jasmani mereka memang melihat, tapi mata hatinya sudah buta melihat kebenaran dan kebesaran Alloh. Alloh telah dijadikan nomor dua, sementara yang nomor satu adalah diri dan makhluk lain di sekitar dirinya. Hati mereka menjadi gelap tanpa nur iman sebagai pelita. Akal mereka tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dengan yang batil (salah).
Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri (takabur)(QS. Al Muddatstsir: 23).
Iblis sebagai pelopor sifat takabur selalu mendoktrin kepada siapa saja sifat takabur, dan mewariskannya kepada jin dan manusia. Tujuannya jelas, untuk menyebarkan sumpah (Iblis) pada golongannya sebagaimana golongan setan dari jenis jin. Setan tentu dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa jin, begitu pula setan dari golongan jenis manusia, sangat dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa manusia.
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Alloh) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Alloh), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Alloh). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS. Al Arof: 179).
Iblis dahulu adalah penghulunya para malaikat, namanya Azazil, dan ia sejenis malaikat, tetapi saat ia tidak mau sujud kepada Nabi Adam ‘alaihis sallam, maka ia langsung turun derajat menjadi iblis, yang di ciptakan dari "Naarin".."Naar" itu satu akar kata dengan "Nur"..wallohu a'lam.
Sebenarnya ayat itu bisa ditafsir lewat ilmu manthiq, ilmu logika. Kalau Alloh hanya menyuruh malaikat saja yang bersujud, karena teks ayatnya terlihat seperti itu, mengapa kemudian Alloh murka sama iblis yang tidak mau sujud ? Mustahil bagi akal dan iman, bahwa Alloh melakukan kekeliruan. Itu artinya Iblis termasuk dalam khitob (sasaran) perintah sujud. Beberapa tafsir sempat saya tulis seperti ini :
1. Tafsir Ibnu Katsir : iblis merupakan bagian dari spesies malaikat yang di sebut "Jin". Pada awalnya iblis itu merupakan suatu golongan dari para malaikat, mereka dikenal dengan sebutan Jin. Iblis di ciptakan dari api yang sangat panas. Maka ketika Alloh memerintahkan para malaikat untuk sujud, didalam perintah itu sudah termasuk perintah kepada pemuka malaikat dari golongan Jin yang kemudian di sebut dengan Iblis. (lihat lengkapnya di Tafsir Ibnu Katsir tentang ayat 24 surat Al Baqoroh).
2. Tafsir Al Barru : Seruan Alloh untuk sujud kepada Adam adalah seruan Alloh kepada makhluk-Nya yang saat itu ada di Alam Malakut, dimana Iblis yg dari golongan jin ini termasuk yang menghuni didalamnya. Alam Malakut ada 2(dua), yakni Alam Malakut A'la yg dihuni oleh para malaikat, dan Alam Malakut Sufla yang dihuni oleh golongan Jin. _(QS. Al A’roof : 12) Alloh berfirman : "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." Dalam ayat itu jelas sekali ketika Alloh bertanya kepada iblis kenapa dia tidak mau sujud, ternyata iblis tidak menjawab ‘Engkau tidak menyuruh kami’, tapi mereka menjawab, "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." Ini saja sudah suatu isyarat bahwa iblis pun mengakui jika dirinya itu masuk dalam perintah untuk sujud namun dia merasa enggan dan sombong, jika memang tidak disuruh kenapa iblis tidak membangkang dengan bantahan, "Engkau tidak menyuruh kami Yaa Alloh" Dalam pembahasan ini para ulama menjelaskan bahwa dalam Firman Alloh surat Al-Baqoroh : 34, Alloh memerintahkan sujud kepada Malaikat tetapi termasuk perintah untuk Jin yang ada saat itu, karena penyebutan terhadap sesuatu yang lebih utama (malaikat) itu berarti perintah juga untuk sesuatu yang ada dibawah malaikat, yaitu para jin (secara terminologi, iblis itu berarti makhluk yang terusir).
000

Medianya Informasi & Kajian Ilmu dan Dakwah  
Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Membangun Peradaban Dunia



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang