Langsung ke konten utama

Orang Yang Menjadi Kebanggaan Alloh

Orang Yang Menjadi Kebanggaan Alloh
Dibanggakan Alloh sama dengan kebanggaan Alloh, Seandainya Malaikat saja berani membangga-banggakan dirinya dihadapan Alloh,  padahal mereka adalah makhluk ciptaan Nya. Maka siapa diantara kita yang sama-sama makhluk Alloh yang tidak mau menjadi makhluk kebanggan Nya (Alloh)?,  Apa yang dibanggakan oleh Alloh apabila tidak mau menuruti segala perintah Nya dan tidak mau menjauhi segala larangan Nya. Yang dibangggakan oleh Nya pasti mahkluk yang menjadi (tidak mau) membanggakan dirinya dan tidak untuk dibanggakan oleh makhluk lainnya. Orang-orang yang baik pasti mengagumi yang baik pula, Dan mereka pasti akan dikagumi pula oleh siapa saja dan oleh apa saja yang sama-sama baik. Dan ia akan dijauhi malah akan dimusuhi oleh siapa saja dan apa saja yang tidak baik.
Siapakah orang yang dibanggakan oleh Alloh :
“Pada suatu saat Rosululloh Sholalohu ‘alaihi wa sallam keluar untuk menghadiri ke tempat para sahabat berkumpul, Beliau bersabda dan bertanya kepada mereka : “Ada acara apakah kamu sekalian berkumpul duduk disini?” Para sahabat menjawab : “Berkumpul untuk bersama-sama berdzikir kepada Alloh Yang Maha Luhur serta memuji Nya karena Dia telah menunjukkan kepada kami untuk memeluk agama islam serta Dia mencurahkan nikmat kepada kami karenaNya”  Nabi bersabda : “Benarkah Alloh tidak mengumpulkan kamu sekalian disini kecuali untuk itu? Sesungguhnya aku tidak menyumpah kamu sekalian karena berprasangka kepadamu, tetapi telah datang kepadaku Malakul Jibril serta mengabarkan kepadaku bahwa sesungguhnya Alloh Yang Maha Luhur membanggakan kamu sekalian dihadapan para Malaikat” (HR. Muslim dari Abu Sa’id al Khudri dan Mu’awiyah. Turmudzi menambahkan : “Demi Alloh kami tidak berkumpul selain untuk itu(berdzikir kepada Alloh). Hadits ini diambil dari Kitab Futuhat al Robbaniyyah juz awal halaman 97 - 102).
Orang-orang berkumpul hanya untuk berdzikir kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala, tidak hanya dibanggakan oleh Alloh. Pada hari kiamat mereka membuat orang-orang merasa iri karena ingin seperti mereka, kaget dan tercengang melihat mereka,
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : “Pada hari kiamat Alloh Subhanahu wa ta’ala akan membangkitkan kaum –kaum yang diwajahnya sinar memancar, mereka diatas mimbar terbuat dari lulu/mutiara. Seluruh manusia tercengang melihat mereka. Padahal mereka bukan dari golongan para Nabi dan bukan dari para syuhada”. Lalu datanglah seorang Arab bertekuk lutut dan berkata : “Hai Rosululloh Sholallou ‘alaihi wa sallam, mohon berikan kepada kami penjelasan agar kami mengenal siapa saja mereka?”, Nabi bersabda : “Mereka itu adalah orang-orang yang saling mencintai didalam mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu wa ta’ala, dari suku-suku dan Negara-negara  yang berbeda –beda mereka berkumpul hanya untuk sama-sama ber-dzikir kepada Alloh”. (HR. At Thobroni, shohih).
Mereka adalah orang-orang yang Berjaya, Berbahagia dan siapa saja yang mendekatinya dan mau mendengarkan suara berjama’ah dzikirnya apalagi kalau mengikuti mereka berdzikir kepada Alloh bersamanya selain mendapat barokahnya dipelihara dari malapetaka dunia dan akhiratnya. Oleh karena itu Luqman al Hakim menekankan kepada anaknya agar duduk bersama mereka. Menurut keterangan didalam kitab Al Futuhat Al Robbaniyyah Juz awal halaman 94, menerangkan sebagai berikut :
“yang dimaksud dengan “Dimana kamu sekalian melewati taman surga hendaklah kamu terjun(masuk) kedalamnya”, ialah dimana kamu bertemu dengan jama’ah yang sedang berdzikir kepada Alloh, maka berdzikirlah kamu sekalian menyesuaikan diri dengan mereka atau dengarkanlah dzikir mereka, karena mereka sedang berada dalam taman surga, sekarang dan nanti. Sebagaimana Firman Alloh Yang Maha Luhur : “Dan bagi orang-orang yang merasa takut apabila maqom disisi Tuhannya tidak dapat diraihnya, maka dua surga bagiannya yaitu surga didunia dan surga akhirat”.
Keterangan itu semua mengenai dzikir jahar atau dzikir dengan suara keras yang dilaksanakan oleh para sahabat Nabi pada zamannya. Keterangan tersebut menegaskan pentingnya Dzikir Jahar, Dzikir yang membanggakan, mengagumkan, bahkan menandakan serta menjadikan orang-orang persatuan bukan perseteruan. Dengan caranya pun sudah kelihatan dalam gerakannya, nadanya, suaranya, dan mereka sedang menciptakan dirinya sendiri agar menjadi manusia yang berpendirian teguh. Seakan-akan mereka sedang mendirikan benteng yang kokoh yang tidak dapat dirobohkan oleh senjata apapun. Mereka adalah orang-orang yang sedang berjuang melawan musuh bebuyutan yaitu syetan. Dia(syetan) selalu mengepung mereka,mereka tidak mau menjadi bulan-bulanannya. Syetan mempunyai cara ampuh untuk melumpuhkan anak Adam. Mereka pula memiliki cara tertentu untuk mengalahkannnya, dan cara itu dari Rosululloh Sholalohu ‘alaihi wa sallam yang pula dilaksanakan oleh para sahabat, sebagaimana telah diterangkan didalam Firman Alloh Subhanahu wa ta’ala :
“Perhatikan manusia yang sedang merapatkan barisannya dengan serapat-rapatnya. Dan perhatikan pula manusia yang sedang bersama-sama mengantisipasi dengan sebenar-benarnya dari segala kemungkinan dan dari perbuatan jahat/maksiat dan perhatikan pula mereka yang sedang membacakan dzikir , Dan menyatakan bahwa Tuhanmu Maha Esa, Tuhan langit dan bumi dan semua diantara keduanya, Dan Tuhan tempat terbit matahari” (QS As Shofat :1-5)
Ayat tersebut itu adalah bukti–bukti sangat pentingnya Dzikir yang teratur sebagaimana diamalkan oleh para sahabat, Dzikir yang terlihat dan terdengar dengan suaranya yang menggelegar untuk membuat telinga mereka semakin peka agar mampu mendengar yang belum terdengar oleh orang yang tidak memiliki Dzikir seperti itu dan suara keras itu untuk menutupi semua suara yang akan membuat suara sumbang dalam rumah tangga, bermasyarakat, dan bernegara. Terutama agar suara jahar itu ter-ngiang-ngiang ketika suara dari luar akan mengganggu konsentrasi Ruh dan Hati yang kan menyesatkan dari Dzikir/ingat kepada Alloh. Alloh Berfirman :
“Bacalah kitab tulisanmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadap diri” (QS Al Isro : 14) .
Pada saat ini, semua akan hancur rusak kecuali yang berasal dari Alloh dan kembali kepada Nya, bersama Nya, dialam kekal, bukan di akhirat nanti tapi sejak sekarang harus telah dirasakan bagaimana kehidupan kekal itu dan dimana kahidupan kekal itu? , bersama dunia sama saja dengan bersama dengan yang selalu berubah, Bersama Alloh bersama dengan yang tidak akan berubah.
Mengenai Dzikir Jahar, Sabda Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam didalam kitab shohih Muslim dari Abi Sa’id al Khudry dan Abi Huroiroh :
“Dari Abi Sa’id Khudry  dan Abi Huroiroh ra : Bahwa sesungguhnya keduanya mendengar langsung dan menyaksikan Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak duduk suatu kaum berdzikir berjama’ah (bersama-sama) kecuali para malaikat mengelilingi mereka dan Rohmat memenuhi  mereka dan ketenangan pun turun kepada mereka dan Alloh Maha Luhur pun membanggakan mereka dihadapan para malakiat yang ada disamping Nya” (al futuhat al Ilahiyat juz awal halaman 103-106)
Hadits tersebut menunjukkan kehebatan Dzikir Jahar yang dilaksanakan oleh para sahabat pada zaman Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam, yang sekarang masih banyak umat Nabi yang belum mengerti, memahami malah belum mau mengikuti sunnah-sunnah Nabi itu, padahal junjungan kita bersabda :
“Barangsiapa mnghidupkan sunnahku ketika telah rusak ummatku, maka baginya pahala seratus orang yang mati syahid”
000
ALHIJAZdepokbersemi165

Medianya Informasi & Kajian Ilmu dan Dakwah Ikhwan Depok.
Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Membangun Peradaban Dunia
Sekretariat : Jl.cisadane 2 No.106 Rt.05 RW. 014 Kel.Abadijaya Kec.Sukmajaya Kota Depok 16417
email :
surachmanrauf@gmail.com  - Tlp /Sms/Wa : 0812 888 166 90.
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib Depok Bersemi 165 :

https://depokbersemi165.blogspot.co.id/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html

Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/AlHijaz-DepokBersemi165-952350131454919

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang