Langsung ke konten utama

Sholat Awal Waktu Merupakan Ciri Maqom Khusyu’

Sholat Awal Waktu Merupakan Ciri Maqom Khusyu’
Untuk dapat “Sholat Khusyu’” adalah dambaan setiap pribadi muslim yang suka dan senang dengan sholat. Muslim yang tidak suka dan tidak senang dengan sholat tidak pernah mendambakan sholat khusyu. Karena, jangankan menginginkan sholat khusyu, terhadap sholatnya saja belum suka dan tidak senang.
Bersyukur kepada siapa saja yang sudah suka dan senang dengan sholat. Kalau sudah suka dan senang dengan Sholat tinggal mencari khusyu nya. Bahkan teramat ingin ketemu khusyu’ sampai-sampai menjamur pelatihan-pelatihan sholat khusyu. Apa dan bagaimanakah sholat khusyu itu ? Adakah alat ukur untuk mengetahui apakah kita tergolong orang-orang yang khusyu’ ?
Mengutip penjelasan dari Guru Agung Pangersa Abah Aos, bahwa khusyu’ adalah :
-   Pertama, khusyu itu hadir hati dengan dzikrulloh. Hati yang selalu ingat dan bersama Alloh, di mana saja, kapan saja, apalagi di saat menunaikan ibadah sholat. Yaitu, hati yang hidup, yang dihidupkan oleh Yang Maha Hidup melalui kekasih dan kholifah-Nya yang masih hidup melalui talqin dzikir, yaitu dzikir yang sesuai petunjuk Kanjeng Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam yang diwariskan kepada para penerusnya dari masa ke masa. Dalam keterangannya Guru Agung Pangersa Abah Aos, menegaskan :
"Tidak ada khusyu kecuali dengan hadir hati. Tidak akan ketemu khusyu di dalam sholat kalau belum ketemu khusyu di luar sholat".
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala didalam Al Qur’an surat Thoha ayat 14 :
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk (dzikir) mengingat Aku.
Sholat bukan untuk ingat yang lain-lain, hanya untuk Ingat serta bersama Alloh saja.
-   Kedua, khusyu’ itu maqom. Di antara ciri yang sudah mencapai maqom khusyu, dawuh Pangersa Abah Aos, menuturkan : seseorang yang sudah menggapai maqom khusyu’,  ia ringan sekaligus senang menunaikan sholat.  Bahkan beliau dengan tegasnya, menerangkan :   khusyuitu senang”, yaitu Senang mengerjakan amal baik tanpa perlu undangan, ajakkan, panggilan, apalagi paksaan. Ciri orang senang dan ringan mengerjakan sholat itu, di antaranya : selalu siaga sholat awal waktu. Ya, sholat awal waktu, bukan tepat waktu. Tidak pernah menunda-nunda pelaksanaan sholat fardlu lima waktu ataupun sholat-sholat sunnah.
Ciri-ciri orang siaga sholat awal waktu, sekurang-kurang ada tiga :
1.          Ia selalu menjaga dan senantiasa punya wudlu selambat-lambatnya selalu berwudlu lima belas menit sebelum tiba waktu sholat. Karena selalu punya wudlu.
2.          Maka ciri yang kedua ialah “Profesi' utamanya, di tengah kesibukan duniawinya sekalipun, ialah “Menunggu Sholat”.  "menunggu sholat itu sama dengan sholat."
3.          Ciri yang ketiga, tidak suka dengan panggilan sholat ( adzan ). Maknanya sebelum dipanggil ( sebelum suara adzan berkumandang ) paling telat lima belas menit sebelum adzan berkumandang, sudah siap dan duduk di atas sajadah ( menunggu Sholat ).
4.          Ciri keempat, tidak suka menunggu iqomat ( apalagi sampai berlama-lama ), karena begitu muadzin sampai menyeru “hayya 'ala sholah...” sudah berdiri, posisi siap sholat menghadap kiblat, begitu mu'adzin di penghujung tugasnya, sudah mengangkat kedua tangan, berdoa, doa' setelah adzan, dan tak sampai menurunkan tangannya langsung bertakbiratur ihram, untuk sholat qobliyyah sunnah dua rokaat. Setelah salam, langsung iqomat berdiri untuk menunaikan sholat wajib.
Soal ringan kaki menunaikan sholat tentu merujuk kepada firman Alloh subhanahu wa ta’ala didalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 45 :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'
Dan mohon pertolonglah kalian dengan shobar dan sholat, maka sungguh ( sholat ) itu terasa berat kecuali mereka yang sudah mencapai maqom khusyu’.
Begitulah, tiada jeda, apalagi menunda-nunda waktu sholat. Inilah jiwa-jiwa yang melampaui muth'mainnah. Kalau jiwa yang muth'mainnah masih perlu dipanggil, ungkap pangersa Abah Aos.
Dalam Firman Alloh :
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ, ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً, فَادْخُلِي فِي عِبَادِي, وَادْخُلِي جَنَّتِي,
Sementara jiwa yang khusyu’, ialah jiwa yang senang, tanpa menunggu diundang, kembali dan menyegerakan diri berjumpa ( bermi'roj ) dengan dan kepada Alloh. Inilah jiwa rodliyah bahkan mardhiyyah.

Sholat Awal Waktu.
Sholat awal waktu, adalah kelakuan, kebiasaan ( sunnah ) dari baginda Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam. Kebiasaan ini pun diikuti oleh penerusnya, seperti apa yang sudah di contohkan oleh guru kita Pangersa Abah Aos. Beliau selalu mencontohkan untuk kita sholat di awal waktu. Maka kita sebagai muridnya suatu keharusan untuk selalu mengikuti jejak langkahnya.
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala :
“Sesungguhnya Sholat itu adalah Fardlu yang ditentukan waktunya atas orang-orang beriman”
(Qs. An Nisa : 103)
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala selanjutnya :
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-yiakan Sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”
(QS. Maryam : 59)
Firman Alloh subhanahu wa ta’ala selanjutnya :
“ ( Yaitu ) Orang - orang yang lalai dari Sholatnya ”
 
( QS. Al Ma’un : 5 )
Ibnu Abbas menjelaskan Wail itu adalah satu jurang yang ada di dalam neraka jahanam. Tempat ini untuk orang yang suka meng-akhir-kan Sholat Fardlu.
Sabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam :
“Muslim yang meninggalkan sholat sama dengan musyrik, sedangkan yang mengingkarinya sama dengan kafir”
Sabda Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam : “Orang yang menyepelekan Sholat diberi siksa Lima Belas siksa : Enam siksa di Dunia, Tiga ketika Maut, Tiga Di Dalam Qubur, Tiga saat dibangkitkan.
-                      Enam siksa ketika di Dunia :
a.      Dihilangkan Barokah umurnya.
b.      Hilangnya ciri-ciri kesholehan dari mukanya.
c.       Semua amal baiknya tidak mendapatkan pahala.
d.      Doanya tidak diangkat kelangit.
e.       Dibenci seluruh makhluk.
f.        Tidak mendapat bagian doa orang Sholih.
-                      Tiga ketika Maut
a.      Matinya Hina.
b.      Matinya dalam keadaan lapar.
c.       Matinya sangat haus (tidak akan memperoleh kesegaran walau minum air lautan dunia)
-                      Tiga Di Dalam Qubur
a.      Alloh menyempitkan kuburnya dan menyempitkan sampai tulang rusuknya hancur luluh.
b.      Dinyalakan api kuburnya siang dan malam bergemilang diatas arang dan api itu hingga bolak balik dan menjadi arang.
c.       Didatangkan ular besar yang disebut “Syuja’ul Aqro”. Dua matanya dari api, kuku-kukunya dari besi. Panjang kukunya sama dengan perjalanan satu hari. Ia bicara ; “Akulah Syuja’ul Aqro”. Suaranya seperti halilintar menyambar. “Aku diperintah Alloh, Tuhanku untuk memukulmu karena menyia-nyiakan Sholat Shubuh sampai datang waktu zhuhur, karena menyia-nyaikan Sholat Zhuhur sampai datang waktu Ashar, karena menyia-nyiakan Sholat Asahar hingga datangnya waktu Maghrib, karena menyia-nyiakan Sholat Maghrib hingga datangnya waktu Isya, karena menyia-nyiakan Sholat Isya hingga datangnya waktu Shubuh”.
Setiap pukulan, tubuh pendosa itu tertanam sedalam Tujuh Puluh siku, kemudian dicongkel lagi dengan kukunya dan dipukul lagi terus begitu sampai qiyamat.
kita bermohon, semoga diselamatkan dari siksa kubur.
-                      Tiga saat dibangkitkan
a.      Dipaksa giringkan oleh petugas khusus dari Alloh ke Neraka Jahanam.
b.      Dipandang Alloh dengan Murka diwaktu dihisab amalnya sehingga rontok daging mukanya.
c.       Alloh menghisab dengan hisaban berat dan lama sekali sampai ia diputuskan ahli neraka yang merupakan sejelek-jeleknya tempat.
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sholat adalah ukuran timbangan, dan ujung takaranmu”. Apabila kamu memenuhinya dengan baik, selamatlah kamu dan apabila kamu kurangi maka siksalah kamu.
Dalam hadits lainnya :
“Siapa yang berjama’ah shubuh selama 40 hari tanpa ketinggalan satu roka’at pun, maka Alloh memberi dua kebebasan : pertama, bebas dari munafiq dan kedua, bebas dari neraka (Kitab Qurrotul ‘Uyyun wa Mufarijul Qolbi Mahzun karya Imam Abu Alaits As Samarqondi)
Karenanya Pangersa Abah Aos, Sholatnya seperti sholatnya Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam :
“Sholatlah kamu seperti melihat aku sholat”
Sabda yang lain :
“Amalan yang paling utama adalah sholat di awal waktu”
(
HR. At Turmudzi, Al Hakim, Bukhori, dan Muslim ) Ibnu Mas’ud pun meriwayatkannya.
Oleh karena itu wajib mengikuti Pengersa Abah Aos  ( guru kita Ikhwan Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah Suryalaya ) untuk menjalankan Sholat di awal waktu. Jika tidak, jangan dekat-dekat dengan tempat sholat.

000
000


Media Informasi & Dakwah Para Penyambut Pecinta Kesucian Jiwa.

 

Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Membangun Peradaban Dunia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang