Langsung ke konten utama

Proses Perjalanan Spiritual Manusia

Proses Perjalanan Spiritual Manusia
Didalam Al Qur’an dijelaskan sebuah proses perjalanan spiritual manusia, diantaranya Alloh berfirman didalam Al Qur’an surat Al Anfal ayat 2 :
إِنَّمَا الْمُؤْ مِنُوْنَ الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوْ بُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ أٰيٰتُهُ زَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَ كَّلُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Nama Alloh gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah Iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal” (QS. An Anfaal : 2)
Dan didalam ayat yang lain Alloh berfirman :
اَلَّذِ يْنَ أَمَنُوْا وَتَطْمَـءِـنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِاللهِ اَلَا بِذِكْرِاللهِ تَطْمَـءِـنُّ الْقُلُبُ  ( الرعد : ٢٨ )
“Bahwa mereka yang ber-Iman dan tenang hatinya, adalah dengan mengingat Alloh, bukankah dengan mengingat Alloh itu dapat menenangkan hati?” (QS. Ar Ro’du : 28)
Didalam ayat yang pertama memaknai seseorang mu’min jika disebutkan Nama Alloh, pada saat berdzikir menyebut Nama Alloh ada rasa takut dan bergetar didalam hatinya. Pada ayat yang kedua didalam berdzikir mengingat kepada Alloh, hati mereka itu menjadi tenang.
Dua ayat tersebut tidak ada kontradiksi, tidak ada perbedaan yang bertentangan. Ini merupakan proses perjalanan spiritual Manusia.
Untuk lebih mudah dipahami bagi ikhwan Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya, yang dimaksud bergetar hatinya itu yaitu dengan “Dzikir Jahar” dengan suara yang keras untuk menggetarkan hatinya, agar hati kita bergetar ketika diucapkan kalimat Laa ilaha illalloh”.  
Didalam keterangan karena orang-orang munafiq itu mereka berdzikir tetapi berdzikirnya tidak sampai masuk kedalam hati, dzikirnya tidak sampai mengetarkan hati. Maka kita para Ikhwan Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya diberikan dzikir yang sampai masuk menggetarkan hati. Tanda-tandanya orang yang berdzikirnya sudah dapat masuk menggetarkan hati, tidak hanya hatinya bahkan seluruh tubuhnya bergetar. Karena kalau dzikirnya hanya dilisannya saja atau hanya sampai anggota tubuhnya saja tidak akan menggetarkan hati, seperti juga kalau kita dicubit tanggannya yang merasakan sakit hanya bagian tangan saja tidak sampai kehati, tetapi jika yang disakiti itu hatinya maka sekujur tubuhnya akan merasakan sakit semuanya. Begitu juga dzikir, jika dzikirnya itu sudah sampai masuk kedalam hati hingga dapat menggetarkan hati itu akan berpengaruh terhadap seluruh anggota tubuh. Jika kita berdzikir sampai masuk menggetarkan hati maka itu saat paling baik untuk kita berdoa kepada Alloh.
Dan pada makna ayat selanjutnya,  maknanya disebut “Dzikir khofi” dan kita Ikhwan Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya diajarkan bagaimana Dzikir Khofi. Jangankan kepada manusia, syeitan dan malaikat pun tidak tahu kalau kita sedang berdzikir khofi. Didalam keadaan dzikir khofi kita sedang menghadap Alloh dan ketika didalam keadaan seperti ini dengannya sampailah ketenangan hatinya, inilah proses perjalanan.
Seperti juga perjalanan ruhani para pemuda ashabul kahfi, yang diceritakan didalam Al Qur’an,
إِذْ اَوَالْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَا لُوْا رَبَّنَا اٰتِنَا مِنْ لَّدُ نْكَ رَحْمَةً وَهَيِّءْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدَا
“Ingatlah ketika pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam Goa lalu mereka berdoa : “Wahai Tuhan kami berikanlah Rohmat kepada kami dari-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami” (QS. Al Kahfi : 10)
Ketika Para pemuda Ashabul Kahfi berdoa mohon kepada Alloh meminta diberikan Rohmat dan kasih sayang untuk disempurnakan petunjuk. Ini adalah proses pertama perjalanan spiritual dengan meminta kepada Alloh, berusaha mengingat Alloh dengan memohon petunjuk.
Dilanjutkan dengan Ayat :
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًى .
الكهف:١٣
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar, Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk”. )QS. Al Kahfi ayat 13)
Mereka adalah orang-orang yang berusaha untuk beriman kepada Alloh, mereka adalah orang-orang yang berdzikir kepada Alloh dengan memohon petunjuk untuk wushul kepada Alloh, dengan ditidurkan oleh Alloh selama 309 Tahun, dan setelah mereka terbangun serta mendapatkan petunjuk dan mereka berdoa : 
فَقَا لُوْا رَبُّنَا رَبُّ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضِ لَنْ نَدْ عُوَاْ مِنْ دُنِهِ اِلٰهًا لَقَدْ قُلْنَا اِذًا سَطَطًا
“lalu mereka berkata : “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran” (QS. Al Kahfi : 14)
Dan akhirnya merekapun para pemuda Ashabul Kahfi bersama-sama dengan Alloh.
Itulah orang-orang yang sudah bersama Alloh dan Abah Aos menuturkan : “orang-orang yang sudah bersama dengan Alloh itu sudah tidak ingat lagi dengan Alloh, karena mereka sudah bersama dengan Alloh”.
Seperti didalam sebuah hadits :
كُنْ مَعَ اللهِ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَإِنَّهُ يُوصِلُكَ إِلَى اللهِ إِنْ كُنْتَ مَعَهُ
Jadilah kamu bersama Alloh. Jika tidak mampu, bersamalah dengan orang yang bersama Alloh. Sesungguhnya orang tersebut akan mengantarmu sampai kepada Alloh, sekiranya kamu bersama-samanya.
Seperti Guru kita Abah Aos selalu berobithoh kepada Abah Anom, karena Abah Anom selalu bersama Alloh. Begitu pula kita selalu berobithoh kepada Abah Aos karena Beliau selalu bersama Alloh, akhirnya kita pun akan dibawa kepada Alloh.
Didalam Tafsir Jailani menjelaskan : “ketika orang sedang bertafakur berfikir tentang kebesaran Alloh dan ketika pada puncaknya tiada kata yang keluar dari mulutnya kecuali kalimat “Laa ilaha Illalloh.
Dalam ayat yang lain menceritakan kisah perjalanan spiritual Nabi Musa ‘Alaihis sallam, ketika datang seseorang menceritakan, bahwa Raja Firaun sedang mengejarnya,
وَجَاءَ رَجُلٌ مِّنْ أَقْصَا الْمَدِينَةِ يَسْعَىٰ
قَالَ يٰمُوسَىٰٓ إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّى لَكَ مِنَ النّٰصِحِينَ .
القصص:٢۰
“Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu".  Al Qoshosh:20 ﴿
Dan ketika itu Nabi Musa ‘Alaihis sallam keluar dari rumahnya dengan rasa kekhawatiran dan ketakutan, dan akhirnya Nabi Musa ‘Alaihis sallam pun berdoa,
فَخَرَجَ مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
(القصص:٢١)
“Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, lalu berdoa: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zholim itu". Al Qashash:21 ﴿
Dan perjalanan spiritual Nabi Musa ‘Alaihis sallam, terus dilalui dengan menghadapi segala rintangan-rintangan dan akhirnya, Alloh berfirman kepada Nabi Musa ‘Alaihis sallam :
يَا مُوسَىٰ أَقْبِلْ وَلَا تَخَفْ ۖ إِنَّكَ مِنَ الْآمِنِينَ
(القصص:٣١)
"Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman”.
Nabi Musa ‘Alaihis sallam akhirnya dihilangkan kekhawatiran dan ketakutan hiingga akhirnya berada ditempat yang sudah aman dan dimuliakan.
Begitu juga perjuangan Abah Aos yang selalu menggores manaqib dimana-mana, dari yang awalnya banyak yang tidak mengerti dan banyak yang tidak menyukai bahkan elergi terhadap manaqiban Syeikh Abdul Qodir Jailani Qoddsallohu sirrohu, hingga akhirnya dengan berlahan-lahan, bertahun-tahun dari para meraka pun sekarang ini banyak yang sudah mengerti bahkan sudah banyak yang merasakan manfaat dari manaqib.
Memang begitu beratnya perjuangan Abah Aos dan tidak semudah yang kita bayangkan dan sampai akhirnya.
Dikaitan dengan Firman Alloh Subhanahu wa ta’ala :  “Perjuanganmu membawa engkau derajat yang mulia”.
Dan bisa kita lihat, segala perjuangan dan rintangan yang dihadapi Abah Aos semua dihadapi dengan senyuman, Sampai-sampai pesannya kepada kita : “jangankan kepada kita, kepada syaitan saja kita jangan membenci, biarkan saja syeitan yang membenci kita, tetapi kita jangan membenci syeitan”
Awalnya kita tidak mengerti, dan berpikir sendiri kenapa kita tidak boleh membenci syeitan ?, sedangkan didalam ayat Al Qur’an :
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu" Yaa Siin : 60  ﴿
Disaat ada sesuatu yang membelenggu, maka kita berobithoh saja kepadanya karena Abah Aos adalah Guru zhohir dan Guru Bathin, dan akhirnya terjawab juga kegelisahan ini, mengapa terhadap syeitan kita tidak boleh membenci. 
Didalam Firman Alloh :
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri, duduk, dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
( QS. Ali Imran : 191 )
﴿

Dengan berdzikir dan berpikir maka akan menghasilkan kesimpulan, yaitu :
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia
Syeitan juga ciptaan Alloh, syeitan juga makhluk Alloh, Membenci syeitan karena makhluknya juga membenci Alloh. Contohnya jika kita membunuh nyamuk atau tikus itu bisa mendapat pahala dan juga bisa mendapat dosa, walaupun sama perbuatannya. Jika membunuh nyamuk dengan rasa benci kepada nyamuknya itu akan mendapat dosa karena nyamuk juga makhluk Alloh yang tidak boleh dibenci, tetapi jika membunuh karena ingin melindungi orang yang  berada disekitar kita untuk tidak digigitnya agar dapat terhindar dari efek perbuatan nyamuknya. Itu kita juga tidak boleh membenci kepada syeitan, Yang kita benci adalah perbuatannya yang berefek negatif terhadap manusia.
Seperti sahabat Nabi yang tidak jadi membunuh musuhnya ketika didalam peperangan, tidak mau membunuh karena takut berdosa yang ditimbulkan dari rasa benci dan marahnya.
Itulah karena Akhlak Beliau( Abah Aos ) adalah Al Qur’an.
Dan ada sebuah ilustrasi ketika akan melalukan perjalanan dari Jakarta – ke surabaya dan itu jaraknya sekitar 1000 km. Jika perjalanan itu ditempuh dengan berjalan kaki maka waktu yang akan ditempuh itu akan lama bisa perjalanan 2 bulan, dan jika perjalanannya itu dengan menggunakan kendaraan mobil itu dapat ditempuh dengan perjalanan 12 jam, dan jika perjalanan itu ditempuh dengan pesawat itu akan dapat ditempuh dengan lebih cepat dengan perjalanan sekitar 2 jam.
Begitu juga kita untuk sampai kepada Alloh.  Jika kita berjalan kaki itu akan menempuh perjalanan yang lama, maka pakailah ikutilah orang-orang yang bertaqwa dan hatinya yang bersih, dengan ikut kepada Wali Alloh itu akan lebih cepat perjalanannya, serta kita diberikan dzikir oleh Wali Alloh itu akan lebih cepat sampainya ketempat tujuan.
Didalam kisah, Syeikh Kholil Bangkalan ketika Syeikh Kholil sedang mengajar dihadapan muridnya, dan tiba-tiba datang seorang tamu dengan tujuan hendak meminta amalan, yaitu hendak meminta amalan agar kebunnya itu aman dari gangguan pencuri, karena Syeikh Kholil saat itu sedang mengajar bahasa arab, spontan saja Syeikh Kholil mengucapkan : “Qoma Jaitun”( yang artinya berdirilah kamu jaitun ), mendengar itu seorang tamu itu dengan sangat yakinnya memahami itulah pemberian amalan dari Syeikh Kholil, lalu pergi dengan berbekal dari ucapan syeikh Kholil tersebut, hingga sesampainya dirumah di amalkan dengan diucapkan berulang-ulang  : “Qoma Jaitun, Qoma Jaitun, Qoma Jaitun........”  hingga akhirnya memang terbukti, setelah beberapa hari diamalkan ketika ada maling yang ingin mencuri dikebunnya  sang maling tidak dapat keluar dari kebunnya. Dan itu karena datangnya dari ucapan orang yang taqwa dan bersih hatinya walaupun yang diamalkannya hanya sekalimat spontan saja, tetapi hasilnya sangat luar biasa.
Maka apalagi kita mendapat kalimat dari orang yang bertaqwa dan suci hatinya yaitu dengan kalimat “Laa Ilaha Illalloh” dan inilah kalimat yang paling baik, dan juga keluar dari lisan orang yang paling baik, dan banyak keutamaan dari kalimat ini, salah satunya garansi nya tidak akan ketakutan ketika dialam kubur dan akan bersinar hatinya dan banyak lagi keutamaan lainya, dan dengan mengambil dari orang yang bertaqwa dan suci hatinya, ini di ibaratkan perjalanan yang paling cepat, dan kita menjalankan amalan ini dengan semakin yakin.
Tidurnya para wali tidak sama seperti tidurnya manusia yang lainnya,  tidurnya hanya beberapa menit saja, dan ini terbahas didalam : “tidur dalam berdzikir”. Ketika umumnya seseorang ingin tidur itu terlebih dahulu melakukan aktifitas yang menyenangkan seperti membaca buku, menonton dll. Yang seperti ini kurang banyak manfaatnya. Dan yang bagus ketika akan tidur ada aktifitas ibadah seperti sebelum tidur berdzikir, atau dengan membaca doa, ada yang ketika akan tidur membaca Al Qur’an terlebih dahulu. Yang paling terbagus ketika orang berdzikir dan ditidurkan oleh Alloh, saat-saat itu adalah saat kenikmatan hadir kepada Alloh. Yang seperti  ini adalah tidur yang berbobot, tidurnya walau sebentar tetapi dapat menghilangkan kelelahan yang luar biasa.
“Ketika seseorang tertidur yang terhantarkan ketika dalam keadaan berdzikir, dan ketika Alloh mengembalikan ruh nya ( terbangun dari tidurnya ) tetap didalam keadaan berdzikir”. 
Dan semoga kita semua dihantarkan untuk sampai kepada Alloh.
000
Rangkuman Khidmat ilmiah DR. KH. Ahmad Rusydi Al Wahab.
manaqiban di Masjid Raya Pondok Indah 24/12
/2014.
Ditulis oleh : surachman abdurrauf al hijaz
000

000
ALHIJAZdepokbersemi165
Media Informasi & Dakwah Para Pecinta Kesucian Jiwa.
Ikhwan Depok.
Thoriiqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Membangun Peradaban Dunia
E-mail : depokbersemi165@gmail.com  - Info manaqib kota depok : Tlp /Sms/Wa   (Rauf) 0812 888 166 90
Agenda Kegiatan dan Jadwal Manaqib di Kota Depok dan sekitarnya  :

https://depokbersemi165.blogspot.co.id/2015/05/agenda-kegiatan-depokbersemi165.html
https://alhijazdepokbersemi165.wordpress.com/info-manaqib-depok/
Sukai halaman di Facebook DepokBersemi165 :
https://www.facebook.com/AlHijaz-DepokBersemi165-952350131454919
Ikuti Twiter depokbersemi165 :
https://twitter.com/depokbersemi165
Pasang Aplikasi Android Depok Bersemi 165 :
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.andromo.dev456699.app444796

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang