Jalan Menuju Alloh itu Adalah Dengan Zhohir dan Bathin
Tabaruk Kitab Miftahus shudur, Karya : Syeikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin Qs
Tabaruk Kitab Miftahus shudur, Karya : Syeikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin Qs
قال الشيخ أحمد صاحب الوفى تاج العارفين :
لأ ن الطريق الى الحق تعالى ظاهر و باطن ، فظاهرها الشريعه
و باطنها الحقيقه ، فالشريعة مؤيده بالحقيقة و الحقيقة مقيدة بالشريعة ، فكل شريعة
غير مؤيدة بالحقيقة فغير مقبولة ، وكل حقيقة غير مقيدة بالشريعة فغير مقبولة ايضا
،
فالشريعة ان تعبده ، و الحقيقة ان تشهده ،
إن اهل الظاهر هم اهل الشريعة ، و إن اهل الباطن هم اهل
الحقيقة ، و هما متلازمان حقيقة .
Sabda Guru Agung Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul’Arifin Qs :
“Sesungguhnya jalan menuju kepada Alloh itu zhohir dan bathin, Zhohir jalan menuju kepada Alloh itu adalah dengan Syariat dan Bathin jalan menuju kepada Alloh itu adalah dengan Hakikat. Syariat itu dikuatkan dengan Hakikat , dan Hakikat itu di ikat dengan Syariat. maka setiap yang ber-Syariat tanpa di barengi dengan Hakikat maka tidak diterima, dan sebaliknya jika Hakikat tidak di ikat dengan Syariat maka tidak diterima. Dan Syariat itu engkau beribadah kepada Alloh dan Hakikat itu engkau menyaksikan Alloh”
“Sesungguhnya jalan menuju kepada Alloh itu zhohir dan bathin, Zhohir jalan menuju kepada Alloh itu adalah dengan Syariat dan Bathin jalan menuju kepada Alloh itu adalah dengan Hakikat. Syariat itu dikuatkan dengan Hakikat , dan Hakikat itu di ikat dengan Syariat. maka setiap yang ber-Syariat tanpa di barengi dengan Hakikat maka tidak diterima, dan sebaliknya jika Hakikat tidak di ikat dengan Syariat maka tidak diterima. Dan Syariat itu engkau beribadah kepada Alloh dan Hakikat itu engkau menyaksikan Alloh”
Syukur Alhamdulillah, Kita tiada
henti-hentinya senantiasa mengharap bimbingan baik zhohir dan bathin dari Guru Mursyid
kita semua, supaya kita dapat belajar mendekatkan diri kepada Alloh subhanahu
wa ta’ala, supaya kita dapat kembali kepada Alloh subhanahu wa ta’ala,
supaya kita dapat Wushul kepada Alloh subhanahu wa ta’ala, sampai kepada
Alloh subhanahu wa ta’ala, kembali ke gusti Alloh subhanahu wa ta’ala.
Tidak inginkah kita kembali kepada Alloh ? jawabnya pasti kita selalu rindu
ingin kembali kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Kapan kita akan kembali
kepada Alloh ? jawabnya pasti ingin secepatnya kembali kepada Alloh yaitu
sekarang juga. Memang jika di kalangan umum memahami kembali kepada Alloh itu
dipahami dengan kematian, jika jasad sudah dibungkus kain kafan dan diantar
kedalam liang kubur itu dipahami dengan kembali.
Padahal makna kembali kepada Alloh subhanahu wa ta’ala itu adalah jika hati ingat kepada Alloh
subhanahu wa ta’ala itulah makna kembali yang sebenarnya. Maka jika hati
ingat kepada sesuatu maka hati akan terbang kepada sesuatu yang diingatnya.
Contohnya saja jika hati ingat ke kantor
maka hati terbang ke kantor, jika hati ingat ke sawah maka hati terbang ke
sawah, jika hati ingat kepada sang kekasihnya maka hati terbang kepadanya, jika
hati ingat kepada suami atau istri maka hati akan terbang kepada suami atau
istri. Maka alangkah indahnya begitu hati kita ingat kepada Alloh subhanahu
wa ta’ala maka hati terbang kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dan
akan sampai kepada Alloh subhanahu wa ta’ala.
Maka kita tiada henti-hentinya dengan selalu senantiasa memohon bimbingan
zhohir dan bathin dari Guru Mursyid yang berada ditengah-tengah kita, karena
Abah Anom bersabda didalam Kitab Miftahus Shudur karena Sesungguhnya jalan
menuju kepada Alloh itu zhohir dan bathin.
Zhohir jalan menuju kepada Alloh itu adalah syariat dan bathin jalan menuju
kepada Alloh itu adalah hakikat. Syariat itu dikuatkan dengan hakikat , dan hakikat
itu di ikat dengan syariat.
Maka setiap yang bersyariat tanpa di barengi dengan hakikat maka tidak
diterima, dan sebaliknya jika hakikat tidak di ikat dengan syariat maka tidak
diterima. Dan syariat itu engkau beribadah kepada Alloh dan hakikat itu engkau
menyaksikan Alloh.
Jadi kesimpulannya ibadah itu harus sempurna Zhohir dan Bathinnya. Zhohir
itu bungkus nya dan Bathin itu isinya jadi keduanya tidak bisa dipisahkan
kedunya saling bertautan.
Kita bersyukur karena kita belajar kepada Guru Mursyid yang luar biasa,
Beliau sangat menjaga syariatnya, Beliau sangat berpegang teguh terhadap
syariat, sesibuk apapun didalam setiap aktifitasnya dari amalan sholat-sholat
sunnahnya belum ada yang Beliau ditinggalkan, terutama untuk sholat malamnya
Beliau memang tidak tidur, itulah Beliau yang sangat menjaga syariat. Dan yang
dimaksud hakikatnya, Beliau senantiasa berdzikir kepada Alloh.
Sesungguhnya Alloh terhubung dengan seseorang itu dengan qolbunya hati yang
selalu hidup mengingat Alloh, kita selaku ikhwan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah
Pondok Pesantren Suryalaya selalu di bimbing oleh Mursyid untuk senantiasa
ber-Dzikir dengan di tanamkan di Qolbunya kalimat dzikir itulah alat untuk
kembali kepada Alloh itulah Makna Hakikat. Maka dari itulah kita dibimbing oleh
Guru Mursyid yang kuat zhohir dan bathinnya hingga kita pun dikuat zhohir dan
bathinnya hingga kita sampai kepada Alloh subhanahu wa ta’ala.
Disampaikan oleh : KH.
Dadang Muliawan, pada acara Manaqib di Pesantren Sirnarasa pada hari Sabtu, 4/10
2014.
Komentar
Posting Komentar