Tabaruk Miftahus Shudur
Kebersihan Hati
Oleh : KH. Dadang Muliawan.
Alhamdulillah, kita tetap semangat dan terus senantiasa
semangat, dalam rangka untuk membersihkan hati membersihkan jiwa, dengan
mendekat dan merapat kepada orang yang suci hatinya bersih jiwanya, yaitu Guru
Mursyid kita semua.
kita saat ini sudah berada didalam Bulan Shofar, Guru kita Abah Aos didalam kitabnya Fadloil As Shuhur menerangkan bahwa, Bulan Shofar ini dimaknai :
kita saat ini sudah berada didalam Bulan Shofar, Guru kita Abah Aos didalam kitabnya Fadloil As Shuhur menerangkan bahwa, Bulan Shofar ini dimaknai :
Shofar itu terdiri dari tiga
huruf : صفر
( Shod = ص ) mengandung arti : Shofa’ul Qolbi صفاء القلب
( Fa = ف) mengandung arti : Fana’un Nafsi فناء النفس
( Ro = ر ) mengandung arti : Riyadlotun Nafsi ضة النفس ريا
( Shod = ص ) mengandung arti : Shofa’ul Qolbi صفاء القلب
( Fa = ف) mengandung arti : Fana’un Nafsi فناء النفس
( Ro = ر ) mengandung arti : Riyadlotun Nafsi ضة النفس ريا
( Shod = ص ) yang mengandung arti =
Shofa’ul Qolbi صفاء القلب yaitu
kebersihan hati.
Setiap orang mempunyai hati, ini adalah pesan moral kepada kita untuk membersihkan hati kita karena hati adalah sentral, hati adalah raja, hati adalah komandan(pemimpin) dari seluruh tubuh. Hati mempunyai fungsi yang esensial, subtansial dan kursial. Luar biasa peranan hati itu. Maka ada istilah “hati – hati”.
Didalam Al Qur’an dalam surat Al'Arof ayat 58, menerangkan yang maknanya :
Setiap orang mempunyai hati, ini adalah pesan moral kepada kita untuk membersihkan hati kita karena hati adalah sentral, hati adalah raja, hati adalah komandan(pemimpin) dari seluruh tubuh. Hati mempunyai fungsi yang esensial, subtansial dan kursial. Luar biasa peranan hati itu. Maka ada istilah “hati – hati”.
Didalam Al Qur’an dalam surat Al'Arof ayat 58, menerangkan yang maknanya :
“Jikalau tanahnya bagus maka tananamnnya juga
akan bagus, dan jika tanah itu buruk(kering kerontang) maka tanamannya akan
buruk”
Apa yang dimaksud tanah ? yaitu yang dimaksud tanah
adalah hati, jika hati baik semua akan baik dan apabila hati buruk maka semua
akan buruk, seperti diterangkan didalam sebuah hadits,
Bahwa Rosululloh Saw bersabda :
Bahwa Rosululloh Saw bersabda :
إِنَّ فِى جَسَدِ إِبْنِ أَدَمَ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ
كُلُّهُ وَ إِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Artinya : “Bahwa didalam badan anak Adam itu ada segumpal darah, Apabila segumpal darah itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan Apabila segumpal darah itu buruk maka buruklah seluruh badan anak Adam itu, bahwa yang semaksud segumpal darah itu adalah “Hati(Qolbu)”.
Artinya : “Bahwa didalam badan anak Adam itu ada segumpal darah, Apabila segumpal darah itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan Apabila segumpal darah itu buruk maka buruklah seluruh badan anak Adam itu, bahwa yang semaksud segumpal darah itu adalah “Hati(Qolbu)”.
Dan kita bersyukur sudah dapat bertemu dengan Mursyid,
karena Mursyid itu adalah Dokter Ruhani, tidak hanya sekedar tahu tapi juga
mengobati segala penyakit - penyakit yang ada didalam hati kita, diberikan obat
hati yaitu Dzikir kepada Alloh. Dan wajibnya kita mengurus ruh kita agar selalu
bersih dengan di urus kepada Ahlinya.
Abah Anom didalam Kitab Miftahus Shudur menerangkan :
Abah Anom didalam Kitab Miftahus Shudur menerangkan :
إِذَا لَمْ يَكُنْ لِلْنَّفْسِ شَيْخٌ لَهُ هُدَا # يُؤَ دِّبُهَا بِالرُّوْحِ
زَاغَتْ عَنِ السَّيْرِ #
وَلَا يَعْبُرُ
الْبَحْرَ الْخِضَمَ وَنَوَاهُ # سِوَاى مَا هِرٍيَدْرِي الْمَلَاحَةَ فِى الْبَحْرِ
#
Artinya : “Bila seseorang tidak mempunyai seorang Syeikh yang telah memperoleh petunjuk # yang mendidik(mengurus) Ruhnya, maka ia akan tersesat jalan # tak akan ada yang dapat menyebrangi dan mengarungi lautan lepas (tidak dapat melangkah karena tidak tau arah) #
Artinya : “Bila seseorang tidak mempunyai seorang Syeikh yang telah memperoleh petunjuk # yang mendidik(mengurus) Ruhnya, maka ia akan tersesat jalan # tak akan ada yang dapat menyebrangi dan mengarungi lautan lepas (tidak dapat melangkah karena tidak tau arah) #
Maka pentingnya mempunyai Syeikh (Guru Ruh) yang akan
mengurus Ruh kita, karena Yang akan kembali kepada Alloh adalah Ruhnya,
Seperti Luqman Al Hakim yang memberi nasihat kepada
putranya, dalam sebuah riwayat diceritakan Luqman Al Hakim berwasiat kepada
putranya, sebagai berikut :
عَنْ لُقْمَانِ الْحَكِيْمِ لِا بْنِهِ : أَنَّ النَّاسِ ثَلَاثَةُ أَثْلَاثٍ
، ثُلُثُ لِلّٰهِ وَ ثُلُثٌ لِنَفْسِهِ وَ ثُلُثٍ لِلدُّوْدِ ، فَأَ مَّا
هُوَ لِلّٰهِ فَرُوْحُهُ وَ أَمَّا هُوَ لِنَفْسِهِ فَعَمَلُهُ وَ أَمَّا هُوَ لِلدُّوْدِ
فَجِسْمُهُ .
“Luqman Al Hakim
berwasiat : Wahai anakku, manusia itu terdiri dari tiga per tiga bagian,
sepertiga untuk Alloh, sepertiga untuk dirinya, dan sepertiga lagi untuk
belatung. Adapun yang kembali kepada Alloh yaitu Ruhnya, sedangkan yang kembali
kepada dirinya ( baik manfaat dan mudlorot ) ialah Amalnya, dan yang satu
pertiga bagian lagi jasadnya akan menjadi santapan belatung kecuali Nabi dan
Kekasihnya”
Dari ketiga hal yang diwasiatkan Luqman Al Hakim kepada
putranya, yang menjadi hal penting ialah mengenai yang akan kembali kepada
Alloh yakni “Ruh” kita, karena Ruh kita asalnya dari Alloh akan kembali kepada-
Nya maka Ruh ini harus benar-benar kita jaga kebersihannya.
Jika ruh kita kotor nantinya tidak akan dapat kembali
kepada Alloh, maka dengan itu bersihkan Ruh kita dari sekarang maka perlunya Guru
Ruh yang akan membersihkan Ruh kita yang akan menghantarkan Ruh kita kehadirat
Alloh.
Inilah pentingnya Guru Ruh, maka Abah Anom menegaskan
didalam Kitab Miftahus Shudur :
فَا لْمَشَايْخُ هُمْ الطَّرِيْقَهُ إِلَى اللهِ تَعَالَى ، وَالْأَ دِلَاءُ
عَلَيْهِ ، وَالْبَابُ الَّذِى يَدْ خُلُ مِنْهُ إِلَيْهِ ،
Artinya : “Para Syeikh itu sesungguhnya Jalan (Thoriqoh) menuju Alloh, sekaligus petunjuk jalan menuju Alloh, serta Pintu tempat masuk menuju Alloh”.
Artinya : “Para Syeikh itu sesungguhnya Jalan (Thoriqoh) menuju Alloh, sekaligus petunjuk jalan menuju Alloh, serta Pintu tempat masuk menuju Alloh”.
Jadi apa itu Thoriqoh ? Thoriqoh itu adalah Mursyid, jadi
ber-Thoriqoh itu harus ada Mursyidnya. Jika ber-Thoriqoh tidak memiliki Mursyid
seperti naik bis tidak ada supirnya, seperti naik kereta tidak ada masinis, seperti
naik pesawat tidak ada pilotnya. Maka dari itu pentingnya ber-Thoriqoh itu harus
mempunyai Mursyid.
Syeikh itu adalah jalan menuju Alloh dan jalan petunjuk
kepada Alloh. Dan Syeikh itu pintu yang harus kita lalui menuju kepada Alloh.
Inilah Guru Ruh, dengannya kita dibimbingkan, diarahkan dan diurus Ruh kita menuju kehadirat Alloh.
Inilah Guru Ruh, dengannya kita dibimbingkan, diarahkan dan diurus Ruh kita menuju kehadirat Alloh.
Tabaruk Miftahus Shudur, pada
acara Manaqib di Pesantren Sirnarasa, 10 Shofar 1436.H.
Ditulis oleh : Surachman
abdurrauf.
Komentar
Posting Komentar