Langsung ke konten utama

Syarah Miftahus Shudur



Syarah Miftahus Shudur.

oleh : DR. Shuhudul Anwar, M,Ag.
Alhamdulillah, Kita bersama-sama hadir ditempat yang mulia, selalu bersama dengan manusia yang mulia, karena kita ingin selalu mulia. Tentunya dengan bimbingan Guru Mursyid kita, Guru Ruh kita, bapak Ruh kita, yaitu : “Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi Al Kamil Qs” ( Guru Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah PP Suryalaya Silsilah.38 yang menjadi pelanjut dari Abah Anom ). Yang Beliau sudah lama berjuang menebarkan benih-benih anti gempa dimanapun, dan sekarang sudah banyak bukti dan banyak yang merasakan. Dan kita semoga kita semua selalu terlimpahkan tercurahkan limpahan barokah dan karomah dan syafa’at dari Beliau.
Didalam kitab Miftahus shudur, didalam muqodimahnya Abah Anom( Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin Qs ) menuliskan sebuah ayat yang berbunyi :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَ كَهَا وَ قَدْ خَابَ مَنْ دَسَهَا
“Beruntunglah orang yang telah mensucikan nafsunya dan merugilah orang yang telah merusak nafsunya”.
Guru kita Abah Aos menjelaskan tentang ayat ini : “bahwasanya ayat ini hubungannya dengan Abah Anom dan hubungannya dengan Miftahus Shudur itu didalam ilmu balaghoh atau sastra bahasa arab itu disebut “Ba’iidut Tauriyyah”, tidak akan banyak orang yang paham tentang hal ini, hubungannya Abah Anom dengan Miftahus shudur dan dengan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah.
DR. Shuhudul Anwar sering mendengarkan cerita dari Abah Aos : Bahwasanya dahulu disaat Beliau(Abah Aos) pertama kali ke Suryalaya karena Abah Aos sewaktu di Pesantren itu senangnya mempelajari ilmu terutama mantiq, ba’ani, bayan, balaghoh dan lain-lain, disaat bertemu dengan Abah Anom, dan Abah Aos sangat tercengang  ‘ternyata Thoriqoh itu tidak dangkal’ dengan melihat Abah Anom ilmunya yang sangat luas dan sangat dalam. Tidak hanya dzikir godeg saja tetapi dengan dasar-dasar keilmuan yang sangat luar biasa.
Beliau(Abah Aos)menjelaskan : Bahwasanya ayat ini adalah ba’iidut tauriyyah yaitu : “didalam satu kalimat dalam bahasa arab itu memiliki dua makna, ada makna jauh dan ada makna dekat”.
Dan ini Abah Anom pasti digerakkan oleh Alloh untuk menuliskan ayat ini didalam kitab Miftahus Shudur.
ketika DR. Shuhudul Anwar menanyakan tentang, Wihdatul wujud itu apa ? Abah Aos menjawab :  “Wihdatul wujud adalah mulut kita dipinjam oleh Alloh seperti Abah Anom, dari mulutnya juga jasadnya dan semuanya dipinjam oleh Alloh.
Ini saya yakin, ini adalah wahyu yang langsung diturunkan oleh Alloh dan dituliskan langsung oleh Anah Anom didalam kitab Miftahus Shudur :  “Sungguh, telah Beruntung orang yang telah mensucikan nafsunya” dan siapa yang dimaksud dengan ayat ini ? makna jauhnya yaitu : Rosululloh , Sahabat, Tabi’in, Tabi’it tabi’in, Para Ulama, dan kita sekalian. Dan makna dekatnya adalah : Abah Anom, dan ini dari pandangan muridnya yaitu Abah Aos. Bahwa Abah Anom mengajak untuk semua ikhwan untuk sama-sama belajar, fukus, istiqomah, melihat kepada Miftahus Shudur.  
الحمد لله اﻟـذي هدانا لهـذا ،و ما كنا لنهتدي لولا ان هدا نا الله ، والصلاة والسلام على سيدنا المختار و على اله و اصحبه الاخيار ، وبعد ،
فا علموا معا شر الاخوان
Dan ketahuilah dan perhatikan sekalian ikhwan ( wahai saudara-saudara ku), karena didalam Thoriqoh antara murid dengan Mursyid ada Shufbah, karena shufbah yang sesungguhnya adalah antara murid dengan Mursyid, karena itu dijalan Alloh, karena Alloh, oleh Alloh dan menuju Alloh
جَعَلَنَا اللهُ وَ إِيﱠا كُمْ مِنَ الذ ﱠا كِرِيْنَ لَهُ كَثِيْرًا
Dan mudah-mudahan Alloh menjadikan kita semua dan kalian semua diantara orang-orang yang ingat kepada Alloh, dan dari orang-orang yang tidak pernah lupa berdzikir kepada Alloh.
Rosul bersabda :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا تكثر الكلام بغير ذكر الله فان كثرة الكلام بغير ذكرالله قسوة للقلب وان أبعد الناس من الله القلب القاسي ( الحامع الصحيح سنن الترمذي )
Janganlah engkau memperbanyak berbicara tanpa berdzikir kepada Alloh, karena sesungguhnya banyak bicara tanpa berdzikir kepada Alloh itu mematikan Qolbu(hati). Dan sesungguhnya manusia yang paling jauh dari Alloh adalah yang hatinya keras ( yang hatinya lupa kepada Alloh )”.
Abu Sa’idal Khuduri mengatakan :
يقل أبو سعيد الخدرى : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يكثر الذكر و يقل اللغو و يطيل الصلاة و يقصر الخطبه 
“Bahwasanya Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa salam, selalu memperbanyak dzikir kepada Alloh,  menyedikitkan bersenda gurau, memperpanjang sholat dan menyingkatkan khutbah”




Surachman abdur rauf
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Robithoh

Robithoh Robithoh, dapat diartikan hubungan antara yang menghubungi dari yang dihubungi. Seperti hubungan :  antara anak dengan orang tuanya. Antara guru dengan muridnya. Antara mahasiswa dengan dosennya. Antara menantu dengan mertuanya. Antara pedagang eceran dengan agen besarnya. Antara santri dengan kiayinya. Antara saudara dengan saudaranya. Antara teman dengan temannya. Antara rakyat dengan pemimpinnya. Antara bawahan dengan atasannya. Antara upline dengan downline-nya. Antara kita ummat dengan Nabinya. Antara kita hamba dengan Alloh Subhanahu wa ta’ala . Adapun hubungan itu, ada hubungan langsung juga ada hubungan tidak langsung. Adapun Robithoh wajib itu, seperti ummat Islam melaksanakan sholat dengan menghadap kiblat. Kiblat itu penghubung antara orang yang Sholat dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau tidak menghadap Kiblat, maka sholatnya tidak akan syah. Jadi untuk melakukan yang wajib maka wajib dengan Robithoh tersebut ( menghadap kilat ) . Itulah Sya

Tidak Ada Yang Kebetulan

DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG KEBETULAN === Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala : “ Dan pada Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz )" ( Surat Al-An'am : 59 ). Tiada sesuatu yang kebetulan. Karena Alloh telah menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang terlepas dari kudrot, irodat, dan ilmu Alloh. Segalanya yang terjadi bahkan yang akan terjadi telah tercatat di lauh mahfudz. Ayat tsb diatas menegaskan bahwa segalanya ada dibawah kehendak & ilmu Alloh, Dan semuanya sudah tercatat di lauh mahfudz. Sering kita mendengar percakapan sehari-hari yang mengatakan, “ Kebetulan ketemu disini ”, “ Kebetulan ada yang memberi”, “K ebetulan sekali h

Pentingnya Berwasilah

Pentingnya Berwasilah Oleh : Renandhi Wira Fitra, S.H.I. Ikhwan TQN PPS dari Kota Depok. Setiap diri yang memiliki niat dan cita cita untuk sampai(Wushul) kepada Alloh sudah PASTI akan membutuhkan WASILAH ( perantara). Hal ini sebagaimana firman Alloh Swt : “ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Alloh dan carilah wasilah dalam mencapai ketaqwaan itu ....” ( QS. Al-Maidah : 35 ) Dalam ayat tersebut kalimat wabtaghu menggunakan fi’il amar/kata perintah yang menandakan khitab /seruan bagi orang beriman bahwa mencari wasilah itu adalah kewajiban...kenapa wajib ? karena memang manusia membutuhkannya..! Jadi dengan adanya wasilah bagi setiap hamba itu adalah mutlaq suatu KEBUTUHAN, selain berdasarkan dari dalil ayat tersebut juga berdasarkan kepada tabiat manusia yang selalu membutuhkan bantuan dalam medapatkan sesuatu, sehingga menolak adanya wasilah maka itu bertentangan dengan Hukum Alloh dan fitrah manusia itu sendiri. Wasilah adalah perantara yang