Alhamdulillah, Kita bersama-sama hadir
ditempat yang mulia, selalu bersama dengan manusia yang mulia, karena kita
ingin selalu mulia. Tentunya dengan bimbingan Guru Mursyid kita, Guru Ruh kita,
bapak Ruh kita, yaitu : “Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri
An Naqsyabandi Al Kamil Qs” ( Guru Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah
PP Suryalaya Silsilah.38 yang menjadi pelanjut dari Abah Anom ). Yang Beliau sudah
lama berjuang menebarkan benih-benih anti gempa dimanapun, dan sekarang sudah
banyak bukti dan banyak yang merasakan. Dan kita semoga kita semua selalu
terlimpahkan tercurahkan limpahan barokah dan karomah dan syafa’at dari Beliau.
Didalam
kitab Miftahus shudur, didalam muqodimahnya Abah Anom( Syeikh Ahmad Shohibul
Wafa Tajul ‘Arifin Qs ) menuliskan sebuah ayat yang berbunyi :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَ كَهَا وَ قَدْ خَابَ مَنْ دَسَهَا
“Beruntunglah orang yang telah
mensucikan nafsunya dan merugilah orang yang telah merusak nafsunya”.
Guru kita Abah
Aos menjelaskan tentang ayat ini : “bahwasanya ayat ini hubungannya dengan Abah
Anom dan hubungannya dengan Miftahus Shudur itu didalam ilmu balaghoh atau
sastra bahasa arab itu disebut “Ba’iidut Tauriyyah”, tidak akan banyak orang
yang paham tentang hal ini, hubungannya Abah Anom dengan Miftahus shudur dan dengan
Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah.
DR. Shuhudul Anwar sering mendengarkan cerita dari Abah Aos : Bahwasanya dahulu disaat Beliau(Abah Aos) pertama kali ke Suryalaya karena Abah Aos sewaktu di Pesantren itu senangnya mempelajari ilmu terutama mantiq, ba’ani, bayan, balaghoh dan lain-lain, disaat bertemu dengan Abah Anom, dan Abah Aos sangat tercengang ‘ternyata Thoriqoh itu tidak dangkal’ dengan melihat Abah Anom ilmunya yang sangat luas dan sangat dalam. Tidak hanya dzikir godeg saja tetapi dengan dasar-dasar keilmuan yang sangat luar biasa.
Beliau(Abah Aos)menjelaskan : Bahwasanya ayat ini adalah ba’iidut tauriyyah yaitu : “didalam satu kalimat dalam bahasa arab itu memiliki dua makna, ada makna jauh dan ada makna dekat”.
Dan ini Abah Anom pasti digerakkan oleh Alloh untuk menuliskan ayat ini didalam kitab Miftahus Shudur.
ketika DR. Shuhudul Anwar menanyakan tentang, Wihdatul wujud itu apa ? Abah Aos menjawab : “Wihdatul wujud adalah mulut kita dipinjam oleh Alloh seperti Abah Anom, dari mulutnya juga jasadnya dan semuanya dipinjam oleh Alloh.
Ini saya yakin, ini adalah wahyu yang langsung diturunkan oleh Alloh dan dituliskan langsung oleh Anah Anom didalam kitab Miftahus Shudur : “Sungguh, telah Beruntung orang yang telah mensucikan nafsunya” dan siapa yang dimaksud dengan ayat ini ? makna jauhnya yaitu : Rosululloh , Sahabat, Tabi’in, Tabi’it tabi’in, Para Ulama, dan kita sekalian. Dan makna dekatnya adalah : Abah Anom, dan ini dari pandangan muridnya yaitu Abah Aos. Bahwa Abah Anom mengajak untuk semua ikhwan untuk sama-sama belajar, fukus, istiqomah, melihat kepada Miftahus Shudur.
DR. Shuhudul Anwar sering mendengarkan cerita dari Abah Aos : Bahwasanya dahulu disaat Beliau(Abah Aos) pertama kali ke Suryalaya karena Abah Aos sewaktu di Pesantren itu senangnya mempelajari ilmu terutama mantiq, ba’ani, bayan, balaghoh dan lain-lain, disaat bertemu dengan Abah Anom, dan Abah Aos sangat tercengang ‘ternyata Thoriqoh itu tidak dangkal’ dengan melihat Abah Anom ilmunya yang sangat luas dan sangat dalam. Tidak hanya dzikir godeg saja tetapi dengan dasar-dasar keilmuan yang sangat luar biasa.
Beliau(Abah Aos)menjelaskan : Bahwasanya ayat ini adalah ba’iidut tauriyyah yaitu : “didalam satu kalimat dalam bahasa arab itu memiliki dua makna, ada makna jauh dan ada makna dekat”.
Dan ini Abah Anom pasti digerakkan oleh Alloh untuk menuliskan ayat ini didalam kitab Miftahus Shudur.
ketika DR. Shuhudul Anwar menanyakan tentang, Wihdatul wujud itu apa ? Abah Aos menjawab : “Wihdatul wujud adalah mulut kita dipinjam oleh Alloh seperti Abah Anom, dari mulutnya juga jasadnya dan semuanya dipinjam oleh Alloh.
Ini saya yakin, ini adalah wahyu yang langsung diturunkan oleh Alloh dan dituliskan langsung oleh Anah Anom didalam kitab Miftahus Shudur : “Sungguh, telah Beruntung orang yang telah mensucikan nafsunya” dan siapa yang dimaksud dengan ayat ini ? makna jauhnya yaitu : Rosululloh , Sahabat, Tabi’in, Tabi’it tabi’in, Para Ulama, dan kita sekalian. Dan makna dekatnya adalah : Abah Anom, dan ini dari pandangan muridnya yaitu Abah Aos. Bahwa Abah Anom mengajak untuk semua ikhwan untuk sama-sama belajar, fukus, istiqomah, melihat kepada Miftahus Shudur.
الحمد لله اﻟـذي هدانا لهـذا ،و ما كنا لنهتدي لولا ان هدا
نا الله ، والصلاة والسلام على سيدنا المختار و على اله و اصحبه الاخيار ، وبعد ،
فا علموا معا شر الاخوان
Dan
ketahuilah dan perhatikan sekalian ikhwan ( wahai saudara-saudara ku), karena
didalam Thoriqoh antara murid dengan Mursyid ada Shufbah, karena shufbah yang
sesungguhnya adalah antara murid dengan Mursyid, karena itu dijalan Alloh, karena
Alloh, oleh Alloh dan menuju Alloh
جَعَلَنَا اللهُ وَ إِيﱠا كُمْ مِنَ الذ ﱠا كِرِيْنَ لَهُ
كَثِيْرًا
Dan
mudah-mudahan Alloh menjadikan kita semua dan kalian semua diantara orang-orang
yang ingat kepada Alloh, dan dari orang-orang yang tidak pernah lupa berdzikir
kepada Alloh.
Rosul
bersabda :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا تكثر الكلام بغير
ذكر الله فان كثرة الكلام بغير ذكرالله قسوة للقلب وان أبعد الناس من الله القلب
القاسي ( الحامع الصحيح سنن الترمذي )
“Janganlah
engkau memperbanyak berbicara tanpa berdzikir kepada Alloh, karena sesungguhnya
banyak bicara tanpa berdzikir kepada Alloh itu mematikan Qolbu(hati). Dan
sesungguhnya manusia yang paling jauh dari Alloh adalah yang hatinya keras (
yang hatinya lupa kepada Alloh )”.
Abu Sa’idal
Khuduri mengatakan :
يقل أبو سعيد الخدرى : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم
يكثر الذكر و يقل اللغو و يطيل الصلاة و يقصر الخطبه
“Bahwasanya
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa salam, selalu memperbanyak dzikir kepada Alloh,
menyedikitkan bersenda gurau,
memperpanjang sholat dan menyingkatkan khutbah”
Surachman abdur rauf
Komentar
Posting Komentar